chapter 3

40 8 46
                                    

Loving does not have to have, especially if you can only love in silence without daring to reveal. However, no matter what from of love it is, it still creates a sense of happiness when we feel its presence, even though in the end it has to end with sheer pain and sadness. Because love is a gift that is born without us being able to ask who it will anchor to in the end apart from just being able to wait until the happiness of love is on our side later.

# TRUE LOVE STORY #

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# TRUE LOVE STORY #

Pagi itu semangat Ten untuk pergi kesekolah melebihi hari-hari sebelumnya. Kalau hari-hari sebelumnya Ten berangkat kesekolah karena dia ingin menjadi orang yang pintar, agar kelak dia bisa sukses sehingga tidak lagi menjadi bahan olokan dan ejekan terutama bagi teman-teman disekolahnya. Walaupun sebenarnya Ten sendiri tak pernah mengambil hati atas ejekan dan olokan teman-teman nya itu. Namun untuk pagi ini, selain karena alasan diatas Ten juga punya harapan seiring dengan semangat pagi sepeti biasanya saat kesekolah. Ten punya harapan agar sepulang sekolah nanti dia bisa bertemu kembali dengan Jaehyun. Ten ingin membuktikan kalau apa yang kemarin dialaminya itu bukanlah halusinasi belaka ataupun mimpi. Tapi kenyataan. Untuk itulah Ten bertekat sepulang sekolah nanti dia akan menyempatkan lagi untuk singgah di halte dimana kemaren dia bertemu dengan Jaehyun. Jaehyun yang baik hati, yang walaupun sangat tampan tapi tidak sombong. Jaehyun yang tahu dirinya gagap tapi malah mau menerima dirinya sebagai teman tanpa mengolok-oloknya apalagi menghinanya sebagaimana teman-teman sekolahnya atau teman-teman dilingkungan kompleks perumahan yang titinggalinya.

Sesampainya disekolah, kembali Ten mesti menerima sikap dsn perlakuan dari teman-teman yang selalu mengganggap dirinya seakan-akan adalah mahluk asing. Terlebih lagi si Mark yang saban hari tak bosan-bosannya menggodanya.

" Hai Te... Ten...iini ha... hari... el.. elo... la... lain bang... banget, man? " tegur Mark sembari meniru kegagapan Ten. Seperti hari-hari yang telah lalu, Ten cuma bisa diam, tidak menanggapi godaan Mark. Melihat Ten cuma diam, Mark malah tersenyum.

" Elo marah ama gue, Ten? "

" Ka.. kagak.. lah! " jawab Ten cepat.

" Yang bener? " Mark memastiin.

" Su... suer! "

" Mianhe, gue cuma becanda. Gue harap elo benar-benar nggak marah ama gue lantaran hampir saban hari gue menggoda elo dengan mengikuti cara elo bicara. Sungguh, gue enggak bermaksud menghina elo, Ten! Gue cuma pengen ngerasain gimana rasanya ngomong kayak elo. Eh, gak tahunya ternyata capek juga y" guman Mark sambil tersenyum. Entah itu senyum mengejek atau malah senyum mengolok-olok. Ten malah balas tersenyum.

True Love Story  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang