1

1.5K 260 61
                                    

Ada rasa yang mulai tumbuh perlahan.

Pada gadis yang ku jumpai di kala senja waktu itu - H.S

┊ ⋆ ┊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊

┊ ┊⋆ ┊ .

┊ ┊ ⋆˚         

✧. ┊         

⋆ ★

Sepasang sorot mata gold melirik anak dara dari seberang jalan, terus memperhatikan anindya yang sibuk mengobrol dengan teman di sampingnya. Sedikit berhati-hati ketika ia mencuri pandang, dirinya tak mau jika sang anindya memergokinya ketika manik gold-nya terpaku pada afsun jelita itu.


"Kalau kamu suka padanya, katakan." Suara itu seketika mengagetkannya.

"Bajingan, bikin kaget saja." Lelaki jangkung itu mengembalikan atensinya pada sang gadis.

Dua pemuda saling bergeming menatap lurus ke arah jalanan dimana gadis itu berada. "Dia keliatan bukan gadis yang sulit didekati."

Mendengar perkataan temannya itu membuat dirinya ingin memberanikan diri mendekati gadis yang membuatnya jatuh cinta dalam sehari.

"Tapi mana mungkin dia mau dengan lelaki berandalan yang tak tau tujuan hidup, dia cukup populer loh! Lagian nyali mu ciut sekali." Ledek pemuda berkacamata itu.

Ocehan terus diterima oleh rungu pemuda jangkung. "Gausah sok menggurui ku, kamu sama saja...tidak punya nyali memacari gadis itu, lihat dia....kini sudah punya pacar."

Cukup tertegun dengan jawabannya, pemuda berkacamata itu mendengus pelan. "Sialan kau, Hanma." Kini keduanya tertawa pelan.

Sepanjang jalan ia hanya melamun, bagaimana bisa dirinya terus memikirkan seorang gadis yang bahkan baru saja ia kenal kemarin, memikirkannya saja sudah membuat kepalanya seperti dikeroyok. Hanma bukan tipe orang yang memperdulikan orang lain, ia hanya membutuhkannya untuk kesenangan semata. Tapi gadis yang baru saja ia temui, membuatnya jatuh cinta dalam sekejap. Senyuman itu, jarang sekali Hanma dapatkan terutama dari seorang gadis.

"Aku gak butuh pacar, benarkan Shuji?" Gumamnya. "Kalau aku punya pacar, tentu dia akan melarang ku ini itu... benar-benar tidak bebas. Yup! Aku tidak butuh pacar."

Langkahnya kini terhenti, kakinya menendang kaleng minuman yang tergeletak di tanah. "Sial! Dia manis sekali! Apa ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Dia benar-benar bikin aku frustasi."

Suara familiar kini terdengar dari arah belakang Hanma, sosok anindya berjalan dengan santai melewatinya.

"Sedang apa disini, Hanma?" Sapa sang gadis dengan senyumnya.

Betapa panas wajahnya kini, Hanma memalingkan wajah agar gadis itu tidak melihat ekspresi memalukannya. "Enggak ada, aku cuma bosan."

"Kalau bosan, cobalah untuk bersenang-senang." Kini pemuda itu menatap wanodya di hadapannya, bukan bersenang-senang seperti kebanyakan orang yang Hanma maksud, entahlah...dia hanya tidak mengerti dirinya.

Nayanika menatap lelaki itu justru melamun, sang gadis mengerti bahkan ia juga merasakan hal yang sama seperti dialami pemuda bersurai hitam streak blonde tersebut.

"Aku juga bosan, lain kali ku ajak ke tempat menarik deh."

"Apanya yang menarik? Apa ada tawuran di sana?"

Kening wanodya mengerut sebelum kemudian ia kembali dengan senyumannya. "Kamu suka banget tawuran ya? Pasti kamu akan lebih menyukai yang satu itu dibandingkan tawuran."

Daksa kini jauh dari hadapan jejaka, senyum tipis yang tak pernah ia tampilkan sebelumnya kini tertanam pada wajahnya. Degup jantung semakin tak beraturan, hatinya begitu mudah luluh hanya karena senyuman manis anindya.

。˚ ꕥ 𝑹𝒆𝒄𝒌𝒍𝒆𝒔𝒔 ˚ ༘♡ ⋆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang