PERTEMUAN

119 4 0
                                    

Di sebuah kamar berdesain klasik yang memilik aroma khas seorang Cowok tampan yaitu Aslan Altezza Damian. Cowok tersebut rupanya masih tertidur sampai- sampai alarm di ponselnya berbunyi.

Tring.

Cowok itu meraba-raba meja nakas berwarna putih di samping kasur miliknya.

Bruk.

Cowok itu terjatuh di atas lantai kamarnya. Kemudian cowok itu bangkit dari posisinya dan melihat jam yang berada di atas meja Nakasnya. Lalu Cowok itu berjalan ke arah kamar mandi dan masuk ke dalamnya.

Lima belas menit kemudian pintu kamar terbuka dan berjalan turun ke ruang makan. Ia sudah di tunggu oleh keluarganya. Cowok itu menarik kursi dan menempatkan diri di atas kursi makan. Tanpa basa basi ia mengambil Nasi yang berada di tempat nasi.

Sandina, Arga dan Anisa menatap Aslan secara bergantian. Tapi tatapan mereka tidak membuat seorang Aslan membuka mulutnya kecuali untuk makan. Sungguh suasana kali ini di ruang makan sangat hening tidak ada yang memulai pembicaran.

"Bang, tadi malam pulang jam berapa?" Ucap Wanda memecahkan keheningan di antara keluarganya.

Aslan menoleh ke arah sumber suara itu lalu memjawabnya dengan singkat.

"Jam satu."

"Kemana?" Sambung Arga yang membuatnya menoleh kembali.

"Lampung."

"Bun, Abang kenapa?" Bisik Anisa kepada Dina dan Dina pun menggeleng.

Anisa berdiri dari posisinya dan berjalan ke tempat Aslan. Ia menaruh telapak tangannya di dahi Aslan, aksinya membuat Aslan kaget.

"Abang Sakit?" Tanya Anisa yang tangannya masih di dahi Aslan.

Aslan menghembuskan nafasnya dan melepaskan tangan Anisa dari dahinya.

"Enggak kok, Abang cuma kurang tidur aja" Jawab Aslan.

"Yah, Abang enggak bisa antar bunda dong" Gumam Dina.

"Emangnya Ayah enggak bisa, bunda?" Tanya Anisa. "Abang kan kurang tidur, bunda."

"Ayah nanti siang ada meeting mendadak dengan klien" Seru Arga.

"Hari ini kan hari Minggu, ayah." Ucap Anisa. "Dan biasanya Ayah libur kan?."

"Anisa, Ayah kan ada meeting dengan klien." Ucap Aslan. "Jam berapa, Bun?."

"Mungkin jam sepuluh." Jawab Dina.

"Kemana?" Pertanyaan Aslan membuat Dina diam.

"Ada deh pokoknya" Seru Dina. "Kamu bisa kan, bang?."

Aslan mengangguk dan melanjutkan makannya kembali. Sedangkan Dina mengedipkan matanya ke arah Arga dan mendapat balasan senyuman dari suaminya.

Selesai makan, Arga meminta Anisa untuk ke kamarnya. Anisa pun berjalan ke arah kamar orang tuanya dan mengetuk pintu kamar. Tidak lama kemudian Anisa di tarik masuk ke dalam kamar yang membuat dirinya terkejut.

"Ada apa, Bunda, Ayah?" Tanya Anisa.

"Anisa boleh tolong bunda enggak?" Seru Dina.

Anisa mengangguk.

"Nanti kan bunda sama abang mau pergi. Nah nanti kamu ikut ayah aja ya ke Restoran om Surya mau ya?" Ucap Dina.

"Ayah tadi bilang ada meeting sama klien di kantor" Jawab Anisa. "Ayah bohong ya?."

Arga menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

"Dosa Tahu!" Seru Anisa.

"Sudah-sudah intinya kamu mau kan ikut Ayah? Nanti kamu di restoran Om Surya kamu bisa main sepuasnya sama Dede Athan." Bujuk Dina.

ABANG PILOTWhere stories live. Discover now