Part 3

1.1K 158 123
                                    

Vote 🌠

Comment 💬

Follow 👥

Happy Reading

Typo bertebaran!
_________________________________________________________

Air mataku refleks keluar mengalir begitu saja setelah sang penelepon mematikan telepon. Aku berpikir, ada hubungan apa antara Kak Sehun dengan wanita yang tadi menelpon yang tak lain adalah Mamaku?

Memangnya pesan apa yang Mamaku kirim sampai mendesak Kak Sehun untuk segera membacanya?

Tidak mungkin 'kan Kak Sehun dan Mama sampai setega itu bermain di belakangku?

Apalagi sekarang status Kak Sehun kini sudah menjadi suamiku. Bahkan, Mamalah yang sebelumnya begitu mendukung agar kami menikah secepatnya.

Aku hapus air mataku dengan kasar. Semua ini harus aku cari kebenarannya mengenai semua hal yang aku temukan beberapa hari ini. Pertama, mengenai foto Mama yang berada di dompet Kak Sehun yang sampai saat ini menimbulkan berbagai pertanyaan.

Lalu sekarang, di saat Mama menelpon barusan, seperti ada sesuatu hal yang mereka sembunyikan dariku. Entah apa itu, aku akan cari tahu kebenarannya.

Sayangnya saat aku ingin membuka ponsel Kak Sehun lagi, malah ponsel itu terkunci dengan password hingga aku tidak bisa membaca pesan itu.

"Bear ...."

Aku menoleh dan melihat Kak Sehun muncul setelah membuka pintu kamar. Tatapannya langsung tertuju pada ponselnya yang saat ini aku pegang.

Aku meliriknya tajam. "Tadi ada orang yang nelpon. Gak sengaja Kai angkat tadi."

Lalu aku menyodorkan ponselnya. "Nomor asing, tapi yang nelpon perempuan kayaknya." Aku sengaja pura-pura tidak tahu kalau yang menelpon tadi adalah Mama.

Raut muka Kak Sehun langsung berubah. "Perempuan?"

Kak Sehun langsung mengambil ponselnya dariku dan memeriksa benda pipih itu. "Aku nggak kenal, Bear. Kamu yakin yang menelpon itu perempuan? Emang tadi dia ngomong apa?" tanya Kak Sehun sedikit gusar.

"Kai nggak tau dia ngomong apa karena suaranya gak jelas gitu. Mungkin sinyal kali ya, suaranya putus-putus," kilahku berbohong.

"Ya sudah, lupakan saja. Mungkin salah sambung," ucap Kak Sehun sambil tersenyum tipis.

"Kamu udah siap-siap?" tanyanya.

Aku menggelengkan kepalaku dengan lesu. "Batalin aja, hyung. besok aja kita jalan-jalannya," ujarku pelan. Moodku tiba-tiba jelek karena peristiwa tadi. Sepertinya memang ada sesuatu yang disembunyikan Kak Sehun dariku.

"Kenapa? Kok dibatalin?" tanya Kak Sehun bingung.

Aku menatapnya sendu, lalu aku duduk di tepi ranjang. "Gak papa, hyung. Kai pengen di sini aja, gak mood buat jalan-jalan."

Lalu aku menunduk tak semangat. Di hari ketiga bulan madu kami seharusnya dilalui dengan perasaan bahagia. Bukan dengan prasangka dan rasa kalut seperti ini.

"Bear." Kak Sehun lalu duduk di sampingku. Mungkin dia peka dengan sikap dinginku kali ini. "Hei, ada apa? Kenapa kamu sepertinya sedih?" tanyanya lembut sambil dielusnya rambutku.

Aku kembali menatapnya. Sebenarnya Kak Sehun adalah orang yang sangat lembut dan romantis.

Sejak kami berpacaran pun, tidak pernah sekalipun dia melakukan hal yang membuatku kecewa.

𝙈𝙮 𝙃𝙪𝙨𝙗𝙖𝙣𝙙 𝙡𝙤𝙫𝙚'𝙨 𝙈𝙮 𝙈𝙤𝙢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang