Prologue

929 230 291
                                    

Halo, all in kini ada versi terbarunya, lho! Jadi, buat kalian yang udah vote dan baca, bisa baca ulang dengan alur berbeda! Baru ku repub prolog dulu ya!

Happy reading, Readers!

"Ada yang lompat dari roftoop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada yang lompat dari roftoop. Anak 11 IPA, namanya Chenle!" teriak salah satu siswa berseragam putih abu-abu memenuhi koridor.

Suasana sekolah yang senyap seolah lenyap saat kegiatan pembelajaran dihentikan karena informasi yang menyapa indra pendengaran warga sekolah. Sangat tidak masuk akal ketika para guru memilih percaya dengan teriakan tadi.

Bel sekolah berdering nyaring bersama suara wanita yang memerintah tegas seluruh penghuni sekolah untuk berkumpul di Aula Sekolah. Sirine polisi semula terdengar samar membuat panik orang-orang berlarian di koridor.

Lain halnya di dekat taman hijau diberi garis polisi yang mengelilingi TKP. Beberapa orang menatap miris pemuda itu tergeletak tak berdaya bersimbah darah. Bau anyir menyeruak memenuhi taman hijau meski dari jarak yang lumayan jauh.

"Kasus pembunuhan yang ketiga di akhir tahun. Menurut Anda, apa ini termasuk motif pembunuhan yang sama?" tanya seorang polisi kepada satpam sekolah.

"Saya rasa begitu, Pak," balasnya.

Polisi itu tengah menulis sesuatu ke dalam catatan kejadian. "Anda melihat pelakunya?"

Satpam itu menggeleng ragu, sesekali menengadah ke atas roftoop. Di sana tidak ada siapa-siapa. Tidak ada seorang pun yang membuktikan inisial pelaku sedikit pun.

Polisi itu menutup buku catatan sambil berucap, "Baik, terima kasih. Jika ada sesuatu yang Anda sembunyikan, Saya tidak akan segan-segan menuntut Anda, Pak. Saya permisi."

Polisi itu menaruh sedikit rasa curiga saat satpam ini menatap atap terus-menerus dengan tatapan sendu. Ia memilih pergi meninggalkan satpam itu yang terlalu sibuk menatap atap, sama sekali tidak terusik oleh teriknya sinar matahari.

"Nak, Felix. Semoga saja bukan kamu." Satpam itu kembali menunduk melanjutkan tugas di depan gerbang.

" Satpam itu kembali menunduk melanjutkan tugas di depan gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continue..
Klik tombol vote untuk support Rala lebih lanjut ya! Arigatou!

Maaf kalau ada bagian yang kurang sreg dan greget, beri krisar jika berkenan!

WANTED! ALL IN (Gangster)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang