Bagian 3; Paints ball

357 145 203
                                    

Heyo, gimana part sebelumnya? Cepet gaksi kira2 kalo aku apdet kaya gini?

Anw, Happy reading!

Bel yang sangat berisik tadi mulai hilang suaranya saat Chan menutup pintu aula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel yang sangat berisik tadi mulai hilang suaranya saat Chan menutup pintu aula. Sore hari ini terasa lebih sejuk melingkupi suasana Aula yang terisi sembilan orang tampan. Dinding menjulang mengelilingi mereka tanpa adanya jendela, hanya ventilasi dan beberapa kursi menempati Aula.

Masih memakai seragam yang sama seperti pertemuan tadi pagi, membuat ruang aula sedikit wangi oleh spray ruangan. Entah seperti apa bau tubuh mereka sekarang, untung saja hanya dipakai beristirahat tadi.

"Selamat sore," sapa Pak Kim. Tidak ada yang menjawab, beberapa dari mereka hanya mengangguk kecil.

Pak Kim berdeham canggung, membenarkan letak berdiri. "Seperti yang saya ucapkan tadi pagi. Saya akan membantu kalian di sini, dan membagi tugas pelatihan."

"Felix, dan Han berkumpul di ruang elektronik. Sisanya pergi ke ruang berlatih, dan Chan ikut saya untuk mengelilingi setiap sudut asrama."

"Kok dia keliling doang, sih?" cibir Jeongin pelan.

Seungmin mengangkat sebelah tangan. "Bukannya tidak adil kalau kami berlatih secara terpisah?"

Mereka semua diam, Changbin mengangguk setuju pada pendapat Seungmin. "Kenapa enggak semuanya aja yang latihan?"

"Iya, aku rasa engga adil kalo pisah-pisah," sahut Jeongin.

"Bocil, diem aja lo," balas Lee Know ke Jeongin. Membuat pemuda imut itu mendelik sebal.

"Lo yang harusnya diem, Bang," jawab Jeongin berani, membuat Lee Know merotasikan mata malas.

Pak Kim mendengus mendengar perdebatan para anak muda labil ini. "Saya belum selesai berbicara. Felix dan Han juga berlatih, setelah mengenal beberapa alat elektronik untuk bekal saat kalian bertugas nanti. Chan akan berlatih lebih extra sebagai pemimpin dengan mengenal segala macam senjata dan strategi saat penyelidikan. Sampai sini paham?"

Lee Know yang paham niat Pak Kim dari awal pun tertawa mengejek, melihat para bocah itu terdiam setelah mengoceh tak jelas.

Jeongin mengatup bibir rapat sembari bergumam kecil saat Lee Know meledekinya terang-terangan, "Bang, mau-ku colok mulutnya? Gausah nyebelin, muka lo udah jelek, kok."

"Mulut lo aja, gue sumpel bangku sini!" Lee Know mengambil ancang-ancang mengangkat kursi yang ada di dekatnya, tanpa peduli banyak tatapan mengarah pada dia.

Jeongin menyengir terpaksa dengan mata menyipit, mendengar ocehan Lee Know yang tak berfaedah. Perbincangan mereka tidak akan pernah selesai jika terus seperti ini, memang anak-anak ini senang sekali memakan waktu.

WANTED! ALL IN (Gangster)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang