Bagian 4; Bullying

315 134 206
                                    

"Kayak kos-kos an," celetuk Felix di depan sebuah rumah kecil yang dibuat khusus untuk kedelapan pemuda itu.

Ini tak jauh beda seperti asrama pelatihan sebelumnya, ekspetasi Felix jatuh saat ia berharap menempati mansion besar untuk agen baru seperti mereka. Namanya saja yang keren, pusat kepolisian.

"Ini jauh lebih baik," sahut Chan berjalan memasuki gerbang kecil.

Namun, ketujuh pemuda itu masih berdiam diri berbaris menatap bangunan itu. Benar seperti ucapan Chan, ini jauh lebih baik. Bangunan dan lingkungan yang terawat, layak untuk ditinggali.

"Masuk, jangan bengong lo semua," ujar Lee Know.

Udara bersih dan harum ruangan menajam di indra penciuman. Langkah mereka kembali berhenti di ambang pintu, memperhatikan setiap detail interior rumah yang lumayan luas dan teratur. Tak lupa melepas kasut sebelum menginjak lantai.

"Gue kira kecil, ternyata panjang ke belakang," ucap Hyunjin sedikit terperangah.

"Gue juga sempet mikir kecil." Han berjalan memasuki rumah. Ia berniat mengelilingi setiap sudut ruangan di rumah ini.

Ini sungguh di luar ekspetasi sebelumnya, rumah ini memiliki dua lantai. Ruang tamu dan dapur serta perlengkapan masaknya yang sangat banyak. Juga, ruang tidur di lantai dua cukup untuk ditempati delapan pemuda dengan ruang terpisah.

"Terus, lo pada ngapain masih di sini, Bang?" tanya Jeongin yang berdiri paling belakang. Ia tak sempat memperhatikan isi ruangan jika tertutup oleh badan tinggi pemuda-pemuda ini. Jeongin akui mereka memiliki tubuh ideal yang sedikit melebihi Jeongin, hanya sedikit.

Lee Know menoleh, terlihat menyebalkan dimata Jeongin. "Lo siapa? Emang gue kenal lo, ya?"

"Bang, jangan mulai. Gue benturin, tau rasa." Kesal Jeongin.

"Ba-cot," eja Lee Know dengan mulut membulat.

Jeongin mengelus dada sabar. "Kapan kita akrab, Bang? Aku capek, aku enggak bisa diginiin." Dramatisnya.

"Ba-cot," ulang Lee Know dengan mata melotot, lalu terkekeh lucu melihat raut sebal pemuda itu.

"Minggir, minggir." Jeongin menggeser tubuh Lee Know ke samping, dan lari begitu saja ke dalam. Ya, tinggal mereka berdua yang masih berdiri di depan pintu untuk bertengkar.

Chan mendudukan diri ke atas kursi di ruang makan, ini sudah tengah malam jadi ia membiarkan para anggota untuk memilih ruang kamar lebih dulu. Ia mengesampingkan ego-nya untuk cepat beristirahat, di sini ia sebagai pemimpin. Tentu saja pemimpin harus mambangun kedamaian.

Chan mengetikan sesuatu ke layar handphone yang diberikan Pak Kim tadi. Pak Kim sepertinya memiliki banyak uang, hingga membelikan handphone pada masing-masing dari mereka.

 Pak Kim sepertinya memiliki banyak uang, hingga membelikan handphone pada masing-masing dari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WANTED! ALL IN (Gangster)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang