04 | Semua akan baik-baik saja

623 122 16
                                    

♦ Jika sempurna
Better with music (♪)






Bagian 4
[ Semua akan baik-baik saja ]

Pagi ini Jennie bersyukur. Langit terlihat begitu indah. Burung-burung tak berhenti berkicau merdu dan hal sederhana itu membuat mood Jennie membaik.

Sekarang bulan September, penyakit Skizofrenia milik ibu nya sedang parah-parahnya jika di bulan ini. Karena itu Jennie jadi agak stress. Bahkan Jennie juga berhenti dulu menulis cerita. Terlalu lelah otaknya memikirkan khayalan dan kenyataan.


"Jennie, hari ini kau jangan pulang dulu setelah sekolah" Ucap ayah menahan Jennie yang hendak memasuki gerbang sekolah. Yaampun padahal waktu sudah sangat telat.

Jennie jelas tau alasan dari perkataan ayahnya, tapi apa perlu sampai seperti itu. "Memangnya harus yah?"

Ayah Jennie berdecak pelan membuat Jennie menunduk. Entah kenapa setiap hal yang di lakukan ayahnya selalu berhasil menggetarkan sisi takut Jennie walau dia sudah bertahun-tahun menghadapi itu.


"Iya. Jangan pulang hari ini, mainlah ke rumah Rose atau Lisa. Intinya jangan pulang" Tegas ayah terpancing emosi. 

Namun melihat sang anak menunduk mampu mengubah pria tua itu menjadi bersalah.


"Selamat pagi tuan Kim" Suara yang cukup familiar menghancurkan aura kelam di sekitar mereka.

Ayah Jennie menoleh, menemukan seorang siswa SMA yang dulu menghabiskan isi kulkasnya. Seketika itu ayah refleks tersenyum. "Pagi. Um, maaf aku lupa namamu"

Orang itu mengangguk. "Jisoo" Kemudian dia berdiri di samping Jennie yang sedari tadi masih menunduk.


Sudah takut karena ayahnya, kini ditambah pujaan hatinya. Meski jujur Jennie akui dia sangat senang Jisoo berada di dekat dia.

"Tak usah khawatir, Jennie bisa main ke rumah saya juga. Tentu saya jamin dia selamat. Maaf juga saya tadi tidak sengaja dengar pembicaraan kalian" Ucap Jisoo datar seperti biasa tapi meyakinkan. 

Jennie susah payah meneguk ludahnya.

Ayah Jennie hanya memandang Jisoo dan Jennie bergantian lalu mengangguk. Tampaknya tak masalah mempercayai Jisoo. Dia bisa melihat Jisoo memiliki pribadi yang baik. 

Pria tua itu memeluk anaknya erat, membisikkan ucapan maaf kemudian pergi.



|•|



"Aku yakin kau pasti mencuri makanan, jadi ayahmu mengusirmu" Ujar Jisoo setelah diam dan berjalan masuk ke area sekolah. 

Jennie mengerucutkan bibirnya saat merasa Jisoo sudah jauh lalu ikut berjalan di belakang si pembuat onar itu.

"He!"

"He?! A-apa?!" Kaget Jennie.

"Jangan berjalan di belakangku!" Jisoo menghentikan langkahnya dan membalik wajah ke Jennie dengan menyeramkan. Jennie menggigit bibir bawahnya bingung harus bagaimana.


"Sini!" Ujar Jisoo lagi menunjuk jalan di samping mata kakinya.

Jennie mengerjapkan mata beberapa kali. 

jika sempurna • jensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang