03 | Buku cerita Jennie ke-11

661 125 12
                                    

♦ Jika sempurna
Better with music (♪)









Bagian 3
[ Buku cerita Jennie ke-11 ]

Setelah turun dari motor, Jennie mengikuti langkah Jisoo yang cepat menuju supermarket. Sebisa mungkin Jennie tidak memancing amarah si pembuat onar di depannya.

Meski Jisoo mengajaknya belanja seperti tidak niat tapi hal ini mampu membuat Jennie senang dan menghilangkan pikirannya tentang berbagai masalah. Sesederhana itu untuknya.

Mungkin akan lebih baik lagi kalau Jisoo menggandeng tangannya atau akh tidak-tidak. Mungkin akan lebih baik lagi kalau Jisoo mau melihat penampilan Jennie.

Biasa namun Jennie tampak berkali-kali lipat lebih cantik. Sayang Jisoo tak peduli. 


"Oi, cepat kemari!" Panggilan Jisoo yang lantang mampu mengembalikan pikiran Jennie ke dunia nyata lagi. Dia mengangguk lalu berjalan mendekat ke kulkas berisi minuman.

"Kau mau yang mana? Cepat ambil" Ucap Jisoo sudah mengambil dua kaleng minuman kopi ke keranjangnya.

Jennie berpikir dulu lalu memutuskan untuk mengambil satu minuman botol susu ke keranjang bagiannya. Si pembuat onar melanjutkan langkah ke daging-daging, sesekali diselingi mengambil jajanan ringan atau minuman seperti tadi.

Dirasa sudah cukup, Jisoo mengecek keranjangnya. "Aku sudah, kau ada yang kurang tidak?" Tanyanya.

Ingat ya, nada bicara Jisoo selalu datar dan ketus.

Jennie sempat tersentak lalu mengangguk untuk pertanyaan Jisoo. Jisoo mendengus kesal merasa bahwa perempuan di sampingnya ini selalu takut berlebihan dengannya.



|•|



"Jadi totalnya 229 ribu kak" Ucap si kasir sambil memasukkan sisa belanjaan Jisoo dan Jennie ke keranjang plastik.

Jisoo mengambil dompetnya di saku celana lalu menyodorkan uangnya. Jennie yang melihat angka sebanyak itu dihampiri rasa tidak enak dan reflek menahan lengan Jisoo.

Jisoo menoleh ke arah tangan Jennie dan berganti ke wajah. Ekspresi Jisoo aslinya hanya kaget sedikit, tapi jika orang lain melihat pasti akan menyangka kalau Jisoo marah besar. Alisnya bertaut dalam dan matanya sedikit melotot.

"Anu Ji, aku bisa bayar setengahnya.." Lirih Jennie tidak berani menatap wajah Jisoo.


Si penjaga kasir dari tadi menahan tangannya yang melayang sambil melirik-lirik dua orang di hadapannya yang beraura sangat dingin. Si kasir itu menyengir kemudian berdehem.

Jisoo membiarkan tangan Jennie yang masih di lengannya dan tetap menyodorkan uang miliknya. 

"Ini kembaliannya kakak" 


Jennie terdiam. 


"Oi bawa belanjaan itu. Aku mau memanaskan motor dulu" Teriak Jisoo meninggalkan Jennie sendiri. Dia menghela nafas dan menoleh.

Dua kantong plastik besar menjadi pemandangannya. Jennie pikir itu tidak berat, ternyata dia salah. Mungkin bisa-bisa punggungnya encok nanti.



|•|



Jisoo menghentikan motornya di gerobak martabak alun-alun yang menambah penderitaan Jennie karena harus semakin lama menahan beratnya belanjaan mereka.

jika sempurna • jensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang