Dua pasang kekasih yang sedang dimabuk asmara berjalan memasuki rumah dengan bergandengan tangan, seperti enggan melepas satu sama lain. Tangan kecil Monica sangat terasa pas di tangan besar Mario.
"Assalamu'alaikum, Mama."
"Walaikumsalam, astaga!! Calon mantu mama." Mama terpekik girang saat melihat Mario datang bersama Monica, calon mantu idaman bagi Mama.
Mario mendengus saat dua orang wanita yang sangat dia cintai tengah berpelukan seperti teletubbies. Mario melenggang pergi menuju kamarnya, membiarkan dua orang itu diruang tamu berdua, toh ini juga rumah Mamanya. Walaupun dia tinggal sendiri di apartement, semua barang-barangnya semasa kecil hingga dia besar masih tertata rapi dikamar.
"Yang anak kandung sebenernya siapa sih? Kok malah Monica yang disayang."guman Mario saat menengok kebelakang, dua perempuan itu tengah berbincang berdua disofa.
Monica duduk sendiri disofa ruang tamu karena menunggu Mara yang pergi ke dapur untuk mengambilkan dirinya puding buah buatan Mara. Tadi Monica menolak untuk diambilkan karena dia mampu untuk mengambil sendiri, tetapi bukan Mara jika mengiyakan begitu saja. Sungguh bahagia dirinya jika menikah dengan Mario dan memiliki mertua yang baik hati, sungguh impian. Monica menatap Mario yang berjalan menuruni tangga. Saat ini Monica tidak bisa berkata saat melihat penampilan Mario, penampilan yang sungguh luar biasa. Hanya menggunakan hoodie dan celana jeans, tetapi kenapa bisa terlihat lebih menarik daripada menggunakan kemeja dengan celana kain hitamnya itu?
"Subhanallah, nikmat mana yang engkau dustakan?"guman Monica.
"Ihh ngiler."ucap Mario saat berdiri di depan Monica, sontak Monica mengelap mulutnya menggunakan tangannya namun tidak ada tanda-tanda sesuatu yang basah disana. Jangan bilang dirinya dikerjain?Asem!!
Monica mendengus sebal saat Mario tertawa mengejek, dasar pacar laknat.
"Enggak usah ketawa!"
"Segitu terpesonanya kamu dengan saya?"tanyanya dengan wajah mengejek, terlihat menjengkelkan dimata Monica.
"Dih geer."
"Kok kamu rapi banget sih bang? Mau kemana?"tanya Mama yang muncul dari dapur dengan membawa sebuah nampan dengan piring yang berisi puding.
"Mau jalan."
"Bapak mau jalan? Terus saya gimana?"
"Kamu gimana sih? Mantu Mama disini malah mau keluyuran enggak jelas."omel Mama yang diangguki oleh Monica.
"Pada su'udzon, aku mau jalan sama Monica Mah, anggap aja kencan."
Mama tersenyum senang karena anaknya sudah mulai romantis. Semoga saja Monica betah menjadi pasangan dari anaknya. Seperti Mama harus cepat-cepat datang kerumah orang tua Monica dan melamar Monica untuk anak semata wayangnya.
"Yaudah kalian pergi aja sekarang."ucap Mama.
"Tapi, itu pudingnya."ujar Monica dengan manatap puding itu dengan tatapan penuh minat.
"Maaf sayang, Mara lupa kalau ini mau dimakan sama Papa jadi kamu sekarang aja sama anak Mama ini. Selamat berkencan."ucap Mama lalu mendorong punggung tegap Mario untuk segera mengajak Monica jalan-jalan seperti orang pacaran jaman sekarang. Monica rasanya ingin menjatuhkan dirinya sekarang juga, dia sangat tergiur setelah melihat puding dengan minuman dingin yang dibawa oleh Mara.
"Ayo, kita diusir dari sini. Besok enggak usah kesini lagi."ucap Mario lalu menarik tangan Monica untuk pergi.
"Anak kurang ajar!! Udah dibantuin malah begitu balasan kamu? Mama masukin lagi kamu ke perut Mama!"teriak Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double "M"
ChickLitMonica Febriana mahasiswa baru yang harus bersabar karena berurusan dengan Dosen super killer. Musnah sudah semua angan-angannya selama ini untuk mencari Dosen ganteng agar dibawa kehadapan sangat Mama sebagai calon mantu!! Mario Narendra seorang D...