Aku muak dengan keluarga ini, aku bergegas memasukkan pakaianku ke dalam tas. Semua hasil kerjaku ,mugkin bisa menghidupiku dan sekolahku. Kemudian, aku menuju ke garasi rumah menggunakan motor buntut milik ibu dulu dan meninggalkan semua fasilitas dari Ayah dan tante itu. Lebih baik, aku tinggal dikontrakan saja, karena Ayah juga lebih menyayangi Reno daripada aku.
Tanpa sepengahuan siapa pun, aku keluar diam-diam tanpa ada seorang pun yang tahu. Kecuali, bibi yang memergokiku waktu membuka garasi rumah.
“Den,jangan pergi to.Kasian bapak sama ibu,ya…den.” ucap bibi
“Aku titip Ayah ya mbok,aku pindahnya deket kok. Bibi tenang saja.”ucapku
“Tapi….den.”ucap bibi
Aku segera pergi meninggalkan rumah dan tidak lupa mencium tangan bibi untuk berpamitan.
Keesokan harinya, Reno melangkah menuju kelas XI MIPA 5 ingin menemui seseorang yang membuat resah Mama dan Papanya. Ia menyeret Afkar ke belakang sekolah, menamparnya hingga bekas tamparan itu memerah.
“Bangsat elu,Mamah sama Ayah cariin elu!Elu bisa gak?gak bikin ulah terus,”Cerca Reno.
Afkar hanya diam membiarkan Reno meninjunya, Reno meluapkan perasaan marah terhadapnya karena telah kabur dari rumah.
“Gue bisa hidup sendiri,bilang ke nyokap sama bokap.” kata Afkar
Afkar menepuk pundak Reno lalu kembali ke kelas sebelum Guru Bk mendatangi mereka karena adanya keributan.
Seusai sekolah, Afkar segera pergi untuk bekerja padahal banyak temannya yang mengajak untuk menginap,bermain bersama dan nongkrong tetapi ia tolak mentah-mentah. Ia sekarang harus bertanggung jawab dengan dirinya sendiri.
Bulan mulai menampakkan wajahnya, Afkar melihat seorang perempuan duduk di pinggir jalan sedang menangis, ia membawakan dua buah ice cream varian rasa coklat. Afkar berjalan menujunya, dan tertanya dia Diandra sedang menangis.
“Nih,buat elu,dasar cewek cengeng” kataku
“kamu..siapa?” kata Diandra
“Heh, gue cowok famous disekolah kenalin Af…kar”kataku
“ngapain kamu disini?kamu mengikutiku ya!Dasar penguntit!”kata Diandra
“Siapa yang ngikuti elu, Gue kerja disini. Elu jangan kegeeran deh. Nih cepet makan ice creamnya. Gue mau kerja lagi,tenang itu gratis buat elo” kata Afkar.
Tetapi, Afkar tetap mengawasi Diandra dari dalam. Bahkan, ketika Diandra akan pulang. Ia terus mengikutinya karena hari sudah larut malam apalagi perempuan itu mengalami kebutaan.
Diandra tiba-tiba berhenti, ketika di depan sebuah rumah besar tetapi sederhana dan Diandra tidak menunjukkan bahwa ia anak orang kaya. Diandra tidak terlihat seperti anak orang kaya, dia terlihat elegan,simple dan sederhana.
“Kamu,terima kasih atas ice creamnya dan sudah mau mengantarku sampai depan rumah.”kata Diandra
“Sama-sama,Gue pulang dulu.” Kataku dan merasakan canggung terhadapnya
“Eh…tunggu. Kita sekarang menjadi teman kan?.” Tanya Diandra
“Iya,Gue sama Elu mulai sekarang TEMAN.”
Mereka menyatukan jari kelingking bersama, pertemanan mereka dimulai untuk saat ini. Diandra berharap pertemanan Afkar sama seperti pertemanannya dengan Reno.
Maaf ya Readers, salah ketik pada bab 2 dan bab 3 seharusnya itu Reno bukan Rendi ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Pelupuk Mata
RomanceAku menantikan dia... tetapi takdir berkata lain untuk hubungan kita yang semu dan tidak akan abadi -Afkar- Menantikannya hanya sebuah ilusi bagiku, sehingga seseorang telah datang menggantikanmu - Dian- Aku bersamamu setiap saat, tetapi Hatimu t...