PERTEMUAN DIRENCANAKAN TUHAN

39 29 39
                                    

Bab 2

PERTEMUAN DIRENCANAKAN TUHAN

“Kepergian tidak akan terjadi
jika hati terlalu tersakiti
maka jangan biarkan aku tersakiti
jika tak ingin kepergianku terjadi”

Gerbang SMA Mutiara yang memiliki panjang dua meter itu sudah ditutup sekitar lima menit yang lalu. Seluruh siswa sudah berada di kelas terkecuali siswa baru yang sudah berkumpul di lapangan untuk melanjutkan MOS-nya. Tidak lupa dengan pernak-pernik yang sudah dipesan semalam untuk membawa topi dari karton, papan nama juga terbuat dari karton yang nantinya dikalungkan ke leher masing-masing peserta yang mengikuti MOS ini.

Kakak OSIS sangat tegas atas peraturan yang sudah dibuatnya, bagi yang tidak mematuhi atau lupa membawa peralatan yang sudah ditentukan itu akan mendapatkan hukuman.

Hari kedua pelaksanaan MOS
“Apa kalian bersemangat mengikuti MOS hari ini?” tanya Tiara di depan seluruh siswa baru dengan suara lantang.

“SEMANGAT,” jawab seluruh pengikut MOS tak kalah lantang.

“Aduh kelompok ini, jawabnya yang lebih semangat lagi dong, Jangan lesu-lesuan gini masa kalah dengan kelompok yang lain, ” Tuncuk Suci ke arah kelompok Renjana. Kak Senior satu ini tidak mentoleransi siswa yang lemas. Katanya seperti tidak punya tujuan untuk semangat hidup saja.

“Kelompok Bintang! Giliran kalian yang maju,” perintah Reno.
Semua kelompok sudah dibagikan, Renjana satu kelompok dengan Mia, Rafizky, dan Ramadhan. 

“Ya, KAMI BERSEMANGAT!” ucap mereka kompak kelompok Bintang.
“Kemana topi kerucut kalian?” tanya Tuti dengan bercagak pinggang. Kakak senior satu ini tidak memberi ampun bagi si pelanggar aturan.
“A..nu Kak, ketinggalan,” Rafizky menjawab gugup dengan menggaruk kepalanya yang tidak galat.

“Iya Kak,” ucap bersamaan olah Mia, Ramadhan dan Renjana.
“Kok bisa kompak gitu ketinggalannya?” tanya Tuti semakin penasaran dengan perilaku kelompok bintang. Sehingga matanya yang besar itu bisa mengecil menjadi sipit seperti orang yang lagi menyidik sesuatu.

“Yah karena kami tadi berangkatnya samaan,” sambung Rafizky lagi membuat kepalanya semakin gatal saja padahal tidak ada kutunya.

“Kalian dihukum!”

“Oh tidak masalah,” ucap Ramadhan spontan.

Sontak semua mata tertuju kepadanya.

“Membersihkan seluruh wc sekolah, sebelum selesai tidak boleh gabung di lapangan,” balas Reno kepada mereka yang dianggungkan oleh kelompok bintang.

“Lah, kok hukumannya cuma itu sih Reno, tambah lagi sekalian suruh mereka menyapu taman-taman sekolah dengan bersih,” decak Tiara kesal tidak terima melihat mereka hanya dihukum ringan saja.

Tampaknya ia bersikap seperti itu sebab ingin menyiksa Renjana, sayang sekali tidak diiyakan oleh ketua OSIS yaitu Rasyid.

Mereka mengikuti langkah kaki Rasyid, laki-laki itu menunjukan tempat yang harus dibersihkan. Rasyid menunggu di taman dekat kamar mandi sebagai pengawas kalau mereka melanggar aturan lagi dengan cara kabur.

Ternyata wc selama liburan panjang perganti tahun anjaran baru ini tampak sangat kotor dan bau. Mereka dengan berat hati harus membersihkannya dari pada nanti malah ditambah lagi dengan hukuman lain. Untung wc-nya hanya ada delapan kamar saja, empat kamar mandi wanita dan empat lagi untuk kamar mandi pria. Palingan dua atau tiga jam sudah siap. Jadinya setiap satu orang harus membersihkan dua kamar mandi sekaligus.

“Duh.. mimpi apa semalam sampai harus kek gini,” keluh Mia yang menggosok lantai dengan emosi, tatkala sampai patah beros kamar mandi.

“Nih hukuman yang gak mau dengar ucapan Fajri Ramadhan,”

Rela Atas KepergianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang