Happy reading❤️
.
.
.
"Fan!"
"Emm.." Fanny hanya bergumam, dia sedang serius didepan leptopnya mengerjakan tugas.
"Ke warung gih, beliin abang coca-cola." ucap Mahesa -abang Fanny- sambil membuka pintu kamar Fanny. Yang disuruh hanya berdecak malas dan masih fokus ke leptop.
"Ogah ah, suruh Ajis aja bang." jawab Fanny malas, "Orang kamu yang abang suruh juga." Mahesa masuk ke kamar Fanny, dan mematikan tombol power leptopnya."Eh bang! Sial-" belum selesai mengumpat,Mahesa sudah lebih dulu menutup mulut Fanny dengan uang pecahan lima puluh ribuan.
"Berani ngumpat lagi, abang sumpel pake kain pel." ancam Mahesa,Fanny hanya menatap sengit abangnya itu.
"Cepetan, beli yang botol gede, sisanya buat kamu." pungkas abangnya, dan langsung melenggang keluar dari kamar.
"Eh bener nih bang?!" muka Fanny langsung sumringah.
"Tumben banget ni si Mahes." Fanny terkikik, dan langsung berdiri mengambil jaketnya, lumayan banget kembalinya bisa buat jajan, pikir Fany.jadi Fanny tuh punya abang namanya Mahesa Adiwangga yang sekarang lagi kuliah semester tua,cakep muka-muka PHP tapi abangnya itu Sadboy akut. Terus punya adik namanya Fiaziz Anggara yang masih kelas tiga SD,kalem ey rada lemot dikit aja. Telat banget ngenalinya:").
.
Suasana rumah itu sangat temaram. Hanya beberapa lampu yang dari pagi sudah dinyalakan saja yang menyala. Pria itu menghela nafas saat keluar dari kamarnya, melihat sekitar tidak ada tanda-tanda makhluk hidup lainnya. Saat membuka kulkas, bahkan tidak ada makanan yang tersisa.
"Ck sialan." gumamnya. Berakhir dia kembali ke kamarnya, mengambil jaket dan kunci motornya. Dia langsung melesat keluar dari rumah.Menyusuri jalan malam dengan kecepatan sedang. Hanifan sudah terlampau biasa dengan keadaan seperti ini. Tidak ada makanan. Maka dari itu dia keluar untuk mencari makan,karena seperti biasanya dia hanya makan di sekolahan saja.
Tiba-tiba Hanifan melihat siluet orang yang membuatnya terkena azab keluar dari minimarket dengan muka berseri-seri. Indahnya dunia. Langsung saja dia hampir orang itu,dengan tidak elit mengerem mendadak disamping orang itu, Fanny.
Fanny terkejut tentu saja, bisa-bisanya diberbagai tempat bertemu dengan orang yang kalau bisa dia hindari, what the hell universe.
"Si cewek cantik, dari India~" Hanifan bernyanyi menggodanya dengan tidak elit,apa-apaan?!
"Gila kamu ya?!" sarkas Fanny, ditimpali kekehan Hanifan.
"Wihh lupa pacar gua sukanya aku-kamu an, ya udah, kamu abis dari mana?" tanya Hanifan sok manis, Fanny hanya memasang ekspresi pura-pura mual.
"Aku tuh udah biasa aku-kamu sama orang! Tapi kalo sama elo,setan, sebenernya ogah. " ucap Fanny kesal. Tiba-tiba Hanifan tertawa kencang, dahi Fanny berkerut melihatnya. Oke,abaikan detak jantung Fanny yang mendadak disko melihat tawa Hanifan."Jangan Fan, lu kaga cocok lu-gue, mending sekarang aku-kamu an." ucap Hanifan sambil menaik turunkan alisnya.
"Terserah ya." Fanny merotasikan matanya, lalu lanjut berjalan
"Woy Fan! Bentar!" panggil Hanifan sambil melajukan motornya menyamai langkah kaki Fanny.
"Jalan-jalan ayok." ajaknya, Fanny hanya mengangkat alis
"Udah malem Han, mending kamu pulang besok sekolah." jawab Fanny malasSang tersangka malah senyum lebar yang membuat Fanny bergidik.
"Temenin gua dulu,baru juga jam tujuh." ucap Hanifan
"Kemana?" tanya Fanny menghela nafas
"Naik dulu, buru." jawab Hanifan, Fanny berpikir sejanak, akhirnya mengangguk
"Tapi aku kan ga bawa helm,setan." setelah mengucapkan itu,tiba-tiba di depannya sudah ada helm yang diberikan Hanifan.
"Punya Abas, pake aja." ucap Hanifan Fanny menerimanya lalu memakainya, eh anjir helm-nya kegedean. Terdengar Hanifan tertawa,
"Sialan." gumam Fanny kesal
"Dari pada kamu kaga pake," timpal Hanifan enteng, Fanny hanya menatap malas lalu naik ke motor Hanifan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LILAC (Cinta Masa Muda)
Romansa"Bagaimana bisa gua terjebak tantangan gua sendiri?!" - Hanifan Malik "Mari berpura-pura" - Fanny Anaya . . Terinspirasi dari makna bunga Lilac, yang melambangkan "Cinta yang polos dan cinta pertama"