Part 4. We Really Want Him No Matter What

1.4K 207 17
                                    

Hoam..
Bibir cherry itu bergumam pelan seiring dengan kedua mata pemiliknya yang mengerjab-ngerjab mulai terjaga. Jaejoong menguap lebar seraya meregangkan tubuhnya. Entah kenapa tidurnya kali ini terasa sangat nyaman dan nyenyak. Ah, pengaruh tempat tidur yang bagus. Mungkin.

Tunggu.....
Heh?

Tempat tidur bagus? Sejak kapan ia memiliki kasur untuk tidur? Seingatnya di rumah yang di sewanya hanya ada alas tidur bukan ranjang empuk apalagi tempat tidur yang nyaman. Jaejoong mengacak rambutnya dengan wajah heran. Tatapan doe nya mengarah ke sekeliling ruangan. Ini jelas bukan rumah sewanya. Lalu dimana ini? Tanyanya lebih pada dirinya sendiri.

Kriet

Pintu kamar itu berderit.

"Joongie sayang kau sudah bangun?"

Heeh?? Lagi-lagi wanita mesum itu. Tunggu. Kalau ada wanita itu berarti tidak salah lagi ia pasti kembali berada di rumah keluarga Jung. Jaejoong menghela nafasnya pasrah. Tapi ia langsung terkejut mendengar nyonya besar itu berteriak heboh.

"Kyaaaa... kau sangat manis kalau sedang bangun tidur seperti ini. Benar-benar menggemaskan." Tutur umma Jung sembari mendekati ranjang.

"Jja, Eomma membawa pakaian ganti untukmu. Kajja cepat mandi, kita sarapan bersama kemudian kita akan merundingkan sesuatu."

Wajah Jaejoong tampak pasrah saat lagi-lagi wanita bermarga Jung itu memeluknya setelah meletakkan beberapa pakaian di atas ranjang di samping kakinya. Begitu nyonya Jung keluar dari kamar. Jaejoong menjambak surainya dengan wajah merana.

'Aigo, keluarga ini benar-benar sangat aneh.' Batinnya kemudian mengangguk setuju.

Setengah jam kemudian Jaejoong keluar dari kamar tamu dengan setelan yang sangat pas serta berkelas yang di bawa nyonya Jung untuknya. Sebenarnya namja cantik itu sempat heran setelah memakai pakaiannya. Darimana wanita itu mengetahui ukuran tubuhnya? Tetapi ditepisnya pemikiran itu.

Jaejoong berbalik setelah menutup pintu kamar dan berpapasan dengan Jung Yunho yang berdiri di dua anak tangga terbawah. Laki-laki itu menatapnya. "Kau sudah bangun?" tanya Yunho basa basi. Sedangkan Jaejoong hanya menganggukkan kepala menjawab pertanyaanya. "Aku tidak tahu bagaimana bisa berada di rumahmu lagi. Sepertinya semalam aku naik bus saat pulang dari kampus." Guman Jaejoong sambil mengusap tengkuknya.

"Mungkin ada seorang kesatria yang membawamu kemari."

"Heeh? Benarkah? Aku tidak ingat apapun. Menyebalkan! Tapi mana ada yang seperti itu." lagi-lagi namja cantik itu menunjukkan sisi polos dan begitu menggemaskan yang membuat tempat di dada kiri Yunho berdesir.

"Yaa. Yunho ssi, jangan bilang kalau kesatria itu adalah kau."

Yunho mengulum senyumnya. Menggoda namja ini entah kenapa sangat menyenangkan. "bagaimana menurutmu? Apakah aku cocok menjadi seorang kesatria?" Yunho menaik turunkan kedua alis matanya. Membuat Jaejoong tertawa sambil mencibir "Mwoya... Hahahaha .."

"Kajja, eomma sudah menunggu kita. Orang tua itu tidak suka aku memonopolimu, nanti dia memarahiku lagi."

Jaejoong langsung mengangguk dan berjalan bersama Yunho menuju ruang makan keluarga.

Yunho mendadak berhenti membuat Jaejoong membentur punggungnya. Namja cantik itu mengelus keningnya. "Waeyo? Apa ada yang tertinggal?" tanyanya saat Yunho berbalik menghadapnya. Namja Jung itu tiba-tiba meraih kedua bahu Jaejoong dan meremasnya pelan. Tatapan mata musangnya juga begitu dalam padanya. "W-waeyo?" tanyanya lagi sedikit gugup.

Laki-laki bermarga Jung itu menghela nafasnya. "Aku sudah memanggilmu Jaejoongie. Seharusnya kau juga harus memiliki panggilan sayang untukku. Bukankah begitu? Eomma akan curiga jika kau masih memanggilku dengan formal seperti itu."

Ring Of Destiny (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang