33

975 133 7
                                    


* ON *

.

.


Mereka masih menikmati kehangatan suasana dan perasaan. Dimana Lisa masih menyandarkan kepalanya di dada bidang Jeka, sementara Jeka masih memeluk perut ramping itu dan sesekali menciumi pundak Lisa.

Lisa memejamkan matanya sembari mengelus lengan bertato itu. Keduanya masih enggan beranjak dari sofa panjang di sana. Padahal waktu sudah beranjak gelap. Dan waktunya bengkel Jeka untuk tutup.

Dua pegawai yang berdiri di ujung tangga itu saling melirik belum berani mengganggu pasangan yang sedang nyaman di tempatnya itu. Membuat salah satu dari mereka berdehem untuk menarik perhatian Jeka.

Jeka dan Lisa tersentak mendengar suara di belakangnya. Jeka menoleh dan melihat dua pegawainya menunduk menyembunyikan wajah takut mereka.

"Oh kalian sudah mau pulang ya?" Jeka menegakkan punggungnya dengan Lisa yang menjauhkan tubuhnya, sedikit tersenyum malu sebelum dia melangkah menuju kamar mandi.

Jeka kemudian menghampiri dua pegawainya, menerima kunci lemari onderdil dan ikut turun ke bawah untuk mengunci gerbang dan pintu.

Sepertinya Jeka harus membuat pintu lagi di ruangan atas, selain pintu kamarnya sendiri.

Sambil menunggu Lisa keluar dari kamar mandi, Jeka memeriksa handphonenya dan membuka pesan Jimy yang menanyakan Lisa.

Jeka kemudian meneleponnya, tapi yang mengangkat bukan Jimy.

"Jekaaa kalian pada ngapain sih kok gak dibalas-balas? kenapa sih gue gak dikasih tahu kalau Lisa mau ke Bandung? Kalau tau gitu, gue kan bisa ikut." Jeka menjauhkan telinganya mendengar suara nyaring Rosie. Telinganya berdenyut sakit.

Lisa keluar dari kamar mandi, memandang bingung karena Jeka menyerahkan handphonenya.

Lisa kemudian menempelkan benda itu di telinganya.

"Halo."

"Lo tuh bener-bener ya, gak bilang-bilang kalau mau nemuin Jeka. Kita kan bisa kesana bareng Lisa. Gue juga kan pingin honeymoon kesana."

Lisa tertawa. Dia memang menyuruh Jimy untuk tidak memberitahu Rosie tentang kepergiannya ke Bandung. Soalnya repot, sahabatnya itu pasti ingin ikut. Lisa kan pingin ketenangan dalam menjalankan rencananya.

"Ya udah, kesini aja bawel. Besok kita bisa jalan-jalan..."

"Ya udah sekarang kita mau siap-siap ke stasiun, lo bawa mobil kan, lo jemput kita nanti ya?"

"Iya, iya udah cepetan."

Panggilan dimatikan, Lisa mengembalikan hapenya Jeka.

"Jadi...mau nginep nih?" Jeka mengangkat alisnya dengan senyum tengil di wajahnya. 

Lisa memutar matanya, lalu menggeleng.

"Gak, gue mau pulang. Besok kan gue harus kerja."

Jeka menarik tangan Lisa, merapatkan tubuh mereka lalu menatapnya.

"Bohong, kamu kan bisa cuti."

Lisa tersenyum sambil menggeleng. Jeka menyipitkan matanya, lalu menggelitik pinggangnya. Lisa memekik geli dan berusaha lepas dari Jeka.

"Iya iya, gue nginap disini. Puas lo..."

Jeka tersenyum lebar, menyelipkan helaian rambut Lisa di telinga. 

YOUR EYE TELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang