OLS ~ 02

9 5 1
                                    

       Yuk vote dulu sebelum baca

   Dan coment di setiap paragrafnya

   Tandain aja kalau ada typo nanti

    Di perbaiki
                               

                               

Mutiara Dewi remaja berparas manis dengan lesung pipit di kedua pipi kiri dan kananya itu, di usianya yang menginjak angka tiga belas tahun sudah mempunyai tanggung jawab yang besar ia harus mengurus adik satu satunya Lian Gajendra tanpa orang tua di sisinya

Ia hanya hidup atas belas kasih paman dan bibinya, bahkan tak jarang ian dan muti mendapatkan prilaku tak baik dari bibi serta anaknya alif

Pamannya sangat baik pada muti juga ian bahkan pamanya membiyayai sekolah muti juga ian meski harus mendapat tentangan dari bibinya
Paman tidak pernah membedakan  alif dengan ian maupun muti semuanya sama

Setiap bulan paman harus pergi ke kota untuk mengirim hasil kebun dan setiap pulang dari kota paman selalu membawa oleh oleh untuk ian maupun muti

Hanya pamanyalah yang selalu membela mereka dari kemarahan bibi ratih bahkan bi ratih kerap bertindak semena mena jika tidak ada paman di rumah

Muti menyimpan sayuran ke dalam bakul  ia melihat ian adiknya yang tengah bermain mobil mobilan kecil yang muti dapat dari rongsokan meskipun bekas mobil mobilan itu masih terlihat bagus dan ian sangat senang mendapat mainan baru

"Adek" panggil muti sedikit berteriak
Ian menghampiri muti yang tengah bersiap untuk pulang

"Adek tolong bawakan kreseknya ya"

"Iya ka" ian membawa satu kresek yang lumayan berat sedangkan muti membawa satu bakul sayuran yang ia gendong di pundaknya dan satu kresek berisi sayuran juga

"Ayo dek kita pulang" muti dan ian berjalan bersisian sesekali pertanyaan lucu kerap di lontarkan ian pada muti dan itu cukup menghibur muti

Hanya ian penyemangat muti hanya ian kekuatan muti untuk terus hidup meski banyak sekali ujian yang menghampirinya

"Ka kalau aku udah jadi orang besar nanti aku mau beli pesawat biar kita tidak cape kalau pergi ke kebun muti tertawa mendengar celotehan ian

"Iya dek,nanti hasil kebunya kita simpan di pesawat "

Ian melepaskan genggaman tanganya dan melihat ke arah lapang di sana banyak sekali anak seusia ian yang sedang bermain bersama sesekali mereka melempar tawa masing masing

Alif juga terlihat di sana sambil bermain mobil remotnya, ian langsung berlari menghampiri teman sebayanya dan melihat semua teman temanya yang memainkan mobil mobilan pesawat serta mainan lainya yang ukuranya cukup besar

Ian melihat mainan itu dengan mata yang berbinar saat ingin menyentuh mainan itu rudi dengan sengaja menjalankan mobil remotnya dan menabrak kaki ian di ikuti teman teman lainya

Muti mengulurkan tanganya "adek ayo" ian menerima uluran tangan muti dan pergi meninggalkan lapang bermain

Ian melihat mobil mobilan kecil yang ia genggam dengan kuat dan sekali lagi matanya melihat ke arah mainan milik teman temanya itu

Ian menghela nafas dan beranjak pergi dari situ, muti tau ian adiknya pasti sangat sedih ia tidak bisa berbuat apa apa selain membawa ian pergi sebelum ian mendapatkan prilaku yang tidak baik dari rudi dan alif cs

"Kenapa semuanya jahat ka sama adek? Padahal adek gak pernah jahat ke mereka adek tadi hanya mau memegang mobil mobilan itu kok"

"Adek meski mereka jahat sama adek adek jangan pernah balas perbuatan mereka, adek ingatkan pesan ibu" tanya muti sambil melihat ke arah ian

Our Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang