OLS ~ 03

11 5 2
                                        

        Yuk vote dulu sebelum baca

   Dan coment di setiap paragrafnya

   Tandain aja kalau ada typo nanti

                 Di perbaiki

                                 ❇

                                 ❇

                                 ❇               
                         

"MUTI!!!"

Suara teriakan disertai bentakan itu memenuhi pendengaran di seluruh ruangan dapur muti yang sedang mengepel lantai pun terkejut dan segera menyimpan pelan dan menghampiri bibinya

"Iya bi ada apa?"

"Ada apa ada apa, heh liat tuh!!" ratih menarik tangan muti dengan satu tarikan kuat, muti meringis karna kuatnya tarikan dan membuat tangannya sedikit menjadi merah

Ratih mendorong muti dan menonyor kepala muti sehingga kepala muti membentur tembuk. "Kenapa piring piring belum kamu cuci muti?!!, dari tadi kerjaan kamu apa haahh!!"

"Maaf bi, muti ngepel dulu abis itu baru muti cuci piring "

Ratih yang kesal mendengar pembelaan muti langsung menarik rambut muti dan membuat muti mendongak ke sakitan

"Bibi sakit"

"Heh berani ya kamu ngelawan hah!!"

"Ampun bi"

"Kaka" suara teriakan ian menghentikan aksi ratih yang akan memukul muti, ian berlari dan memeluk pinggang muti dengan sayang

"Dedek, pergi dedek main aja di depan" ian menggelengkan kepalanya ia mendongak ke arah muti terlihat jelas raut muti yang kesakitan akibat jambakan tangan ratih

"Bibi lepasin, kasian kaka" mohon ian

"Heh ian, pergi kamu dari sini atau kamu akan merasakan ini" ratih semakin kuat menarik rambut muti dan membuat muti sedikit berteriak

"Bibi kasian kaka" ratih yang kesal dengan tingkah ian ia segera menarik ian dari pelukan ratih tanpa melepaskan jambakan di rambut ratih

Saat tarikanya terlepas ratih menjabak rambut pendek ian dengan kuat "huaah sakit, hiks hiks hiks ampun bi" teriak ian

Muti yang tak kuat melihat ian ke sakitan memberontak dan membuat jambakan itu terlepas bahkan rambut muti sampai rontok, muti melepas paksa jambakan tangan ratih di rambut ian, saat sudah terlepas muti segera memeluk ian memberi rasa nyaman

Bughh

Akhh

Ratih yang sangat marah melihat tingkah kurang ajar muti langsung memukul punggung muti dengan gagang sapu,bahkan sapu itu sampai patah menjadi dua

Ian semakin menangis melihat kakanya kesakitan bahkan sampai jatuh pingsan

"Kaka hiks hiks"

"Kaka bangun hiks" ian mengoyang goyang lengan muti berharap sang kaka akan bangun

"MUTI"

"Paman hiks" zaki berlari dan membopong muti dengta hati hati ian mengikuti zaki dari belakang

Saat akan keluar pintu zaki melihat ratih yang tengah asik makan sambil menonton tv

"Kalau sampai terjadi apa apa sama muti, aku akan pergi tinggal kan kamu, aku muak dengan semua sifat kamu yang kasar"

Our Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang