OLS ~ 04

7 3 14
                                    

     JANGAN JADI SILENT READERS

                 Yuk vote dulu yuk

           Coment di setiap paragrafnya

                                

                                 ❇

                                 ❇         

Kini muti dan ian sudah pulang ke rumah sakit muti langsung di tidurkan di kasur dan ian yang selalu ada di sampingnya, jelas terlihat saat muti dan ian datang lagi ke rumah aurannya jelas berbeda ia dapat merasakan rasa ketidaksukaan yang terkihat dari tataoan bibinya serta dengusan yang selalu keluar dari mulutnya

Baik muti dan ian hanya diam bahkan jelas sekali ia mendengar keributan paman dan bibinya "ka ian takut" ian memeluk muti dengan erat

Entah kenapa setiap kata kata kasar yang keluar dari mulutnya membuat ian sakit dan takut secara bersamaan
meski paman membelanya mati matian tapi tetap saja jiwa ian baik muti merasa terancam. Bukan hanya ian mutipun sama takutnya tapi ia memilih diam ia ingin terlihat kuat di hadapan adiknya ia ingin ian dapat merasa kenyaman dan kekuatan dengan muti yang akan akan selalu ada di sisinya.

Hari hari muti semakin membaik tubuhnya sudah tidak merasakan sakit lagi kini ia memulai aktifitas seperti biasanya seperti mencuci iring mengepel dan lainya yang berkaitan pekerjaan rumah dan tak lupa adiknya ian yangbselalu membantu meringankan pekerjaan muti

Bahkan pamanya sempat menegur muti dan ian karna mengerjakan pekerjaan rumah tapi mereka tetap kekeh mengerjekan semua pekerjaanya itung itiung mereka membalas budi semua kebaikan paman

Bahkan jatah makan ian dan muti tidak sepiring berdua lagi mereka mendapat jatah masing masing karna berkat paman, hanya saja muti selalu sungkan untuk makan bersama satu meja dengan oamanya karna melihat tatapan bibinya yang menunjukan ketidak sukaan

Hari ini muti dan ian ingin menjenguk makam ibunya ia mereka sangat rindu dengan ibu dan lagian sudah lama mereka tidak pergi kepusaran ibu

Setelah meminta ijin paman muti dan ian bergegas pergi karna takut ke sorean di jalan, tadinya mereka akan di antar paman menaiki motor tapi tiba tiba paman ada keperluan di ladang jadi mereka hanya pergi berdua saja

Saat sampai di pemakaman muti dan ian membersihkan rerumputan yang tumbuh setelah semuanya bersih mereka menaburkan bunga dan sebotol air, setelah itu ian dan muti berdoa bersama

"Ibu adek kangen ibu, ibu kangen gak sama adek sama kaka? Ibu di syurga gimana? Adek sama kaka mau ketemu ibu" muti hanya mendengarkan semua cerita ian sebenarnya muti juga sama sangat merindukan ibunya

"Bu sekarang bibi udah gak pukul kita lagi sekarang bibi udah baik sedikit, kalau makan kita gak sepiring berdua. kemarin paman kasih dedek mainan bu bagus banget dedek suka"

"Dedek di kelas juara bu kaka juga sama, kalau udah gede dedek sama kaka mau beli pesawat bu" muti tersenyum mendengar cerita lucu ian dalam hati muti mengamin kan kata kata baik yang ian ucapkan

"Bu ian mau tau bapak, ibu tau gak bapak dimana? Nanti kalau ibu sudah tau ibu bilang biar nanti kaka sama adek minta tolong ke paman suruh jemput bapak"

Muti memeluk ian dari samping entah kenapa perkataan polos ian menyakiti hatinya, "jikapun bapak masih ada apa dia masih mengingat kita dek?, sudah tujuh tahun  bapak ninggalin kita tanpa ada kabar"

"Kaka tau kamu sangat mengharapkan bapak selalu ada dengan kita, itu juga yang kaka harapkan. Jika nanti bapak tak akan bersama kita kagi kaka mau adek akan selalu bersama kaka kita akan lewati semuanya bersama sama"

Our Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang