08

199 40 21
                                    

Juandra bergegas menuju café ketika baru beres rapat tadi. Bumi menelponnya dengan nada yang khawatir terhadap Sonia. Harusnya Bumi dan Langit yang datang tapi karena mereka punya jadwal kelas jadinya Juan yang ke sana.

"Sonia di mana," tanya Juandra ketika sampai pada salah satu pegawai.

"Di ruangannya, pak. Tadi Bu Sonia teriak sama tamunya pas beres ngobrol dia nangis," usai mendengar penjelasan pegawainya itu Juandra langsung masuk ke dalam ruangan Sonia tidak lupa mengetuk terlebih dahulu dan menunggu yang punya memperbolehkannya.

Setelah diizinkan masuk, Juandra pun menghampiri Sonia yang kini tengah duduk di sofa yang biasa ia simpan di ruangannya untuk istirahat atau tidur agar lebih nyaman.

"Lo udah minum? Minum dulu ya Son, gua khawatir," cemas Juan pada Sonia. Benar Juan sangat khawatir pasalnya keadaan Sonia kali ini sangat berantakan. Untungnya ruangan Sonia tetap dalam keadaan yang rapi.

Juandra mengambilkan segelas air putih untuk Sonia, kebetulan Sonia menyimpan dispenser di sana jadi mudah untuk Juandra mengambilkannya minum.

"Gua di sini, cerita klo lu udah mau cerita. Jangan pendem sendiri, Son," ujar Juandra menenangkan. Ia memeluk Sonia membawa tubuh wanita itu ke dalam dekapannya. Cukup lama sampai akhirnya Sonia bersuara.

"Haidar, Ju. Gue bodoh banget ya?" tanya Sonia pada Juandra.

"Iya, lu bodoh. Lu nunggu dia lama kan? Udah biarin aja sekarang itu jadi masa lalu yang penting nanti jadinya lu sama gua," ucap Juandra enteng.

Sonia bangun hendak menonjok Juandra. Bisa-bisanya di keadaan seperti ini dia berbicara demikian.

"Ju, sibuk ga?"

"Ngga, kenapa?" bohong padahal Juandra masih ada meeting nanti siang jam 14.00.

"Anter gue yuk, pengen ketemu Alya," Juandra mengernyit. Alya? Siapanya Sonia.

Juandra mengangguk. Tapi sebelum berangkat ia meminta Sonia untuk membersihkan dirinya dulu. Gak etis mau ketemu orang tapi rambut kaya singa mata bengkak kaya abis ditonjok algojo.

"Udah siap?" Sonia mengangguk dia gandeng tangan Juan. Juan lagi-lagi heran. Ini Sonia kesambet apa?

Saat keluar dari ruangannya. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka ada yang gemas atau mungkin bingung. Pegawai mereka sudah tahu siapa Juan tapi para pelangggan setianya belum. Apalagi satu orang di ujung sana yang merasa familiar dengan wajah Juan.

***

"Gua ga tau tempatnya Alya," ucap Juan yang kini tengah menyetir. Di sampingnya ada Sonia yang sibuk dengan ponselnya.

Juan kesal, males dia kalau ngajak ngobrol orang tapi orangnya sibuk sendiri. akhirnya Juan berhentiin mobilnya yang kebetulan berhenti di depan minimarket. Juan turun tapi tidak dengan Sonia ia masih sibuk dengan ponselnya.

10 menit Juan ada di sana membeli beberapa cemilan dan juga minuman. Gabut dia daritadi, Sonia ga bisa diajak ngobrol kalau dia main hp juga yang ada nanti nabrak. Akhirnya dia beli makanan biar sesekali nyetir sambil makan.

Waktu keluar dari minimarket, Juandra kaget. Sonia udah senderan di pintu mobilnya. "Kenapa ninggalin gue?" tanya Sonia pada Juandra.

"Makanya jangan sibuk sendiri, gua nanya dari tadi ga dijawab. Ya udah mampir sini dulu ngadem," jawab Juan dengan nada yang agak kesal sepertinya.

Mereka pun masuk ke mobil tapi dengan ekspresi yang sulit diartikan. Sama-sama menekuk bibirnya. "Gua tanya lagi, tempat alya di mana? Gua ga tau."

"Panti Asuhan Cendrakasih, tau kan?" tanya Sonia memastikan. Juandra lagi-lagi kaget. Kok ke panti dia kira Alya temennya Sonia.

Juandra pun mengangguk dan langsung tancap gas menuju tempat yang disebutkan Sonia tadi. Dia tahu tempat itu sering melewatinya namun tidak pernah masuk langsung ke sana.

Sejoli ; 2JUYEON (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang