10

161 31 0
                                    

"Jadi, apa yang mau lu obrolin ama Sonia? Sepenting itu sampe harus nyamperin rumah dia?" tanya Juandra.

Haidar tersenyum. Dia masih kurang percaqya bahwa lelaki yang ada di depannya ini adalah calon suami dari Sonia.

"Bukan apa-apa, cuma mau bilang hati-hati sama Cellia," jawab Haidar santai. Juan bingung, Cellia. Nama yang familiar tapi apa hanya ada satu Cellia di dunia ini.

Untuk memastikan Juan pun bertanya," Maksud lu Cellia Manda Nalachandra?"

Haidar mengangguk dan sedikit heran bagaimana Juan bisa mengenal Cellia apa Sonia sudah menceritakan soal Cellia pada Juan.

"Dia pacar adik kembar gua. Kenapa Sonia harus hati-hati emang Cellia bakal lakuin apa?" tanya Juandra sedikit panik pasalnya dia tahu betul soal Cellia. Cellia agak licik dan juga suka menghasut orang-orang untuk berpikiran negatif tentang siapapun di sekitarnya.

Juandra adalah salah satu korban dari pedasnya mulut Cellia. Dia tidak akan berhenti menyebarkan banyak rumor tentang orang yang tidak ia suka sebelum orang itu tunduk padanya. Dan Juan bersama semua keluarganya sangat tidak menyukai Cellia kecuali Marcel dan kedua orangtuanya.

Bahkan Reina istri dari sepupunya sendiri pernah dicemoohkan di depan umum oleh Cellia ketika menonton turnamen Juan karena saat itu Sandi tidak dapat hadir.

"Bentar lagi kalian mau nikah kan? Cellia katanya tau soal lo yang mau nikah sama Sonia dia punya rencana buruk yang gua sendiri ga tau apa rencana dia. Di chat dia Cuma bilang mau jatohin Sonia di depan banyak orang termasuk keluarga Sonia," dalam hati Juandra udah ngumpat aja.

Cellia tidak ada kapoknya mengusik keluarga mereka. Dari awal Marcel memperkenalkan Cellia sebagai kekasihnya pun sudah membuat Juandra tidak senang padanya. Wajah angkuh Cellia seolah menandakan bahwa ia ingin mengajak perang anggota keluarga Bagaskara tanpa terkecuali.

Tapi sayangnya ibunda serta ayahnya tetap percaya pada Cellia bahkan menyayangi Cellia lebih daripada mereka menyayangi Juandra.

"Lo ada rencana buat gagalin itu semua?" Haidar menggeleng, bagaimana ia memiliki rencana untuk menggagalkan itu sementara ia sendiri tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Cellia.

Juan mengacak rambutnya. Dia pusing memikirkan ini. Masalahnya minggu depan ia dan Sonia akan segera menikah. Mereka tidak melakukan prosesi lamaran karena bagi Juan itu hanya buang-buang uang saja lebih baik langsung menikah dan membuat dekorasi yang megah.

Juan melirik ke bawah meja. Dilihatnya ada sebuah papan catur di sana. Juan pikir dari pada ia stress mungkin lebih baik bermain catur untuk melepas penat. Walau sama stressnya setidaknya lebih baik bermain catur yang menggunakan logika sehingga otak dia dapat bekerja daripada memikirkan Cellia yang masih belum pasti rencananya.

"Lo bisa main catur?"

"Bisa, kenapa. Mau main? Yakin? Kalo lu kalah Sonia buat gua," Juandra langsung melotot apa-apaan udah mau nikah masih aja ada yang mau jadi pembinor.

"Haha, bercanda serius amat muka lu. Lagian gua juga udah punya istri sama anak ngapain ngebet ama cewe orang. Mulai deh lu susun, gua putih lu item. Sekalian bahas soal Sonia, gua yakin lo belum tau banyak soal dia kan?"

Juandra mengangguk. Dia mulai merapikan catur-catur itu. Juandra asal main aja itu catur padahal ga tau punya siapa.

"Btw gua lupa, ini catur punya siapa?" tanya Juandra penasaran. Haidar tertawa lagi, heran Sonia dapet di mana ini cowo. Ganteng tapi agak lama juga mikirnya rasanya pen nampol si Juan.

"Punya papanya Sonia, dulu gua klo ngapel bukannya ngapelin Sonia malah diajak tanding catur sama bapanya. Sekarang gua malah kangen main catur sama papa, kaget waktu tau ternyata papa sama mama udah meninggal," jela Haidar. Ternyata sedekat itu Haidar dengan keluarga Sonia sampai-sampai ia sudah terbiasa memanggil dengan sebutan mama dan papa.

Sejoli ; 2JUYEON (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang