06

170 33 33
                                    

"Masih berani ke sini ya, Sonia Maharani Putri Mahardika," ucap seseorang dengan tekanan pada namanya itu saat Sonia tengah melihat-lihat keadaan sanggar di sana.

Sonia berbalik menemukan rivalnya yang kini tengah tersenyum miring. Sonia ingat betul bagaimana ia direndahkan oleh rivalnya itu hingga akhirnya Sonia memutuskan untuk keluar dari sana.

Ia pun maju selangkah mendekati si rival yang kini masih tersenyum miring kepadanya, "Apa ada larangan buat 'mantan atlet' dateng ke sini? Cellia Manda Nalachandra," sama seperti lawannya, Sonia juga tidak lupa menekankan nama dari perempuan yang akrab disapa Cece itu.

Sontak hal itu menimbulkan gelak tawa bagi Cellia, entah apa yang ada dipikirannya sampai-sampai dia menertawai Sonia. "Sebenernya ga ada larangan sih, cuma aneh aja. Orang yang dengan sok nya gantiin gue pas lomba eh bisa-bisanya malah bikin malu satu club."

"Lo inget ga sih Son, gara-gara lo reputasi club di bidang ritmik jadi anjlok? Oh apa mungkin lo lupa makanya lo ke sini buat mengenang kekalahan? Ga salah sih emang, gue cuma mau bilang loser bakalan terus jadi loser. Tinggal tunggu tanggal mainnya dan lu bakalan jatuh lagi ke dasar jurang."

Sonia geram, ia sangat tidak suka ketika ada orang yang mengingat masa lalunya sebetulnya tidak masalah asalkan dia tidak merendahkan Sonia seperti Cellia ini. Sonia tidak tahu saja bahwa Cellia adalah calon adik iparnya.

"Seharusnya omongan itu buat diri lo sendiri sih. Pemenang sejati itu bakalan ngedukung temennya bukan nge-underestimate temennya sendiri. Eh lupa, kita kapan temenan. Lo kan jijik sama gue dari jaman SMA gara-gara lo ngira gue rebut si Junaedi padahal dia sendiri yang ga mau sama uler sawah modelan kaya lo," sarkas Sonia, dia masih bisa bersabar menghadapi Celiia. Entah sampai kapan mereka akan berdebat.

Untungnya koridor dekat sanggar itu sepi hanya cctv yang sedang mengawasi mereka. Mereka juga hanya adu mulut bukan baku hantam jadi masih aman bahkan mungkin dikira sedang berbincang ala teman lama.

Sonia masih sabar namun tidak untuk Cellia. Rasa ingin menjambak rambut Sonia sudah tinggi. Tapi dia urungkan, dia ingin membuat lawannya itu kalah telak dalam adu omongan dengannya.

"Gue dah bodo amat sih sama Junaedi lagian juga gue udah punya gandengan, yang jelas ada kabarnya ga ngilang dengan alasan kuliah di luar negeri jadi dokter eh taunya cuma mau kabur biar ga kejebak di kandang macan."

"Lo salah nilai Haidar, dia ga begitu," suara serak mulai terdengar, bukan masalah dia direndahkan tapi soal 'pacarnya' yang hilang tanpa kabar dan tidak ada kepastian apa-apa.

"Eits, gue ga sebut merek ya. Lo sendiri yang nyebut Haidar. Gue cuma mau ngasih tau. Setelah dua tahun beres dia lulus di Inggris dia udah balik ke Indo sering ngumpul sama circle gue. Dia cerita dia emang pergi buat ninggalin lo karena dia ga suka sama sikap lo yang kadang childish itu. Oh iya ada berita paling panas juga sih."

Sonia diam, jujur dia penasaran. Apa benar Haidar sudah pulang dari Inggris ke tanah kelahirannya? Tapi kenapa tidak memberi kabar kepada Sonia? Tenang Sonia jangan terpancing oleh ular keket di depanmu ini.

"Gue ga percaya semua kebohongan lo Ce, gue tetep percaya sama Haidar. Dia kalo balik pasti kasih kabar," ucap Sonia dengan percaya diri. Aslinya dia takut. Seperti meme yang beredar 'takut tapi tetap percaya diri'.

Cellia mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Dia tampak mencari bukti agar Sonia percaya. Sonia yakin Cellia hanya menuai banyak kebohongan.

Cellia tersenyum saat bukti yang ia cari akhirnya didapatkan. Beberapa foto kebersamaan teman-teman SMA mereka tapi tanpa kehadiran Sonia. Ia pun langsung memberika ponsel itu pada Sonia dan mengatakan, "Dia udah balik ada di sini. Dia ga cari lo ya lo tau sendiri lah ya kenapa. Dan lagi, dia udah nikah dan punya anak satu. Jadi gue pikir lo udah kalah telak."

Sejoli ; 2JUYEON (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang