"Janghyun, terimakasih sudah menemaniku." Menganggukkan kepalanya, Kyujin mengucapkan terimakasih.
"Tidak...tidak, aku juga berterimakasih karena sudah mengajakku dan Yena jalan-jalan. Jarang sekali aku bisa menghabiskan waktu luang dengan Yena karena sibuk berkerja." Janghyun tersenyum memandang Kyujin. Kewaspadaannya telah menghilang sepenuhnya. Dia tau walaupun Kyujin berpenampilan dingin dan susah didekati. Sebenarnya orang baik yang terbilang masih polos tentang hal-hal vulgar duniawi.
"Nah kalau begitu kita saling menguntungkan." Kyujin menatap Janghyun yang tersenyum ke arahnya. Manik emas gelapnya menatap langsung manik segelap arang. Membuat yang ditatap bersemu merah, lagi.
Kyujin menunduk, menatap gumpalan kecil yang dia bungkus dengan jaketnya. Yena yang di gendong Kyujin tertidur lelap. Mungkin kelelahan karena berkeliling tadi. Apalagi perutnya penuh dengan jajanan yang dibelikan Kyujin. Kyujin memegang Yena dengan hati-hati, khawatir kalau dia ceroboh. Balita di gendongannya akan terluka.
"A-ah...kemarikan Yena, tanganmu pasti pegal menggendongnya sejak tadi..." Mengulurkan tangan, Janghyun bermaksud mengambil alih Yena dari Kyujin.
Ya, mereka tidak mengendarai motor yang dipakai Kyujin tadi. Tapi mereka memutuskan untuk berjalan kaki. Menyusuri jalan dengab berjalan kaki lebih mengenakkan dibanding mengendarai motor. Karena jika mengendarai motor mereka harus bolak-balik menghidupkan mesin motor saat membeli jajanan di jalan.
Kalau berjalan kaki lebih mengenakkan saat ingin mampir di kedai-kedai kecil di sepanjang jalan. Karena tidak merepotkan. Tidak perlu khawatir hilang, karena Kyujin telah menghubingi Sebastian dan meminta seseorang atau beberapa orang datang ke lokasinya sekarang. Tentunya untuk membawa kembali motor dan mengantar kedua penculik ke pihak berwajib.
"...aku tidak pegal..." Menggelengkan kepalanya pelan. Kyujin melirik Janghyun lalu menatap tangan Yena yang meremas bajunya.
"...baiklah..." Janghyun masih setia tersenyum, entah kenapa dirinya merasa nyaman dengan situasi saat ini.
'...lagi...aku memikirkan hal yang memalukan...' Janghyun mengalihkan pandangan dengan semburat merah di pipinya.
Janghyun melirik orang yang berjalan disampingnya, mukanya masih saja bersemu merah. Jujur, pemandangan yang disajikan di depan matanya ini. Membuat dirinya merasa hangat, seperti dirumah. Tunggu, Janghyun menundukkan kepalanya. Keluarganya, keluarganya telah terpecah. Sekarang hanya ada dia dan putrinya, Yena.
'...aku...aku merindukan mereka...' Sorot matanya menyendu saat mengingat dirinya yang dulu. Senyum kecut diperlihatkan, '...aku belum banyak berubah...kalian...aku...merindukan dan membenci saat-saat itu...'
Tin! Tin! Tin!
"Menyingkir dari jalan wahai bujank!" Teriak seorang pengemudi motor yang terlihat buru-buru. Motor yang dikendarai melaju kencang melebihi batas rata-rata.
''Waa-UKH!" Bukan, Janghyun tidak berteriak karena dirinya tertabrak atau terserempet kendaraan yang melaju kencang itu.
Ba-dumb!
'...a-aaa...situasi macam apa ini...' Janghyun membatin dengan wajah yang memerah telak.
Dirinya yang tidak fokus hampir saja terserempet atau bahkan dirinya bisa saja tertabrak. Kyujin yang memiliki reflek bagus langsung menarik Janghyun kedekatnya. Tangannya yang panjang dan berotot melingkar indah di pinggang ramping Janghyun. Menarik yang lebih pendek ke dekatnya dengan jarak yang, kurasa tidak ada jarak. Keduanya menempel layaknya kekasih dari sebuah drama-drama di serial tv yang kalau tayang iklannya panjangnya minta dihujat. Udah episode dramanya singkat, diulang-ulang lagi , mendingan download sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Person || Lookism x Male oc||
FanficNew Person. Kyujin orang yang seperti boneka hidup. Dia tidak bisa merasakan emosi, tidak bisa berekspresi. Dia tidak tau apa hal yany dia sukai dan tidak disukai. Tapi dia paling tau, kalau dirinya sangat membenci yang namanya itimidasi. Dia juga m...