Prolog

1.4K 294 413
                                    

"Jangan cintai aku, jika kamu tidak mencintai tuhan ku."

-Aleesha-

________________________________________________________

Sebelum membaca, saya minta vote nya ya, vote dari kalian sangat berarti buat saya pribadi, terimakasih. Happy reading :)

_________________________________________________________

Regulus. Nama yang indah. Dia lebih mengutamakan prinsip, keteraturan, pelayanan. Namun sayangnya Regulus tidak tau batasan. Dia akan melakukan hal-hal apa saja yang membuatnya senang. Regulus tidak percaya dengan adanya Tuhan yang maha esa, itu karena efek dari keluarganya. Regulus mendapat julukan 'badboy kampus yang jenius dan mapan'

Papahnya meninggal pada saat Regulus berusia delapan belas tahun. Kini usia Regulus sudah menginjak dua puluh tiga tahun. Regulus tinggal bersama mamahnya yang bernama Saras. Saras adalah seorang muslim yang menikah dengan non muslim. Makannya sekarang Regulus tidak percaya dengan tuhan, karena pernikahan kedua orang tuanya berbeda agama. Dia jadi bingung.

Malam hari sangatlah gelap dan dingin. Regulus berjalan sendirian melewati daerah kampus yang sepi. Dari kejauhan, Cowok itu melihat ada beberapa orang pria yang seperti menunggunya.

Dan benar saja. Regulus memang sedang di tunggu oleh beberapa orang preman. "Sialan." decak cowok itu yang sudah bisa melihat penampilan para preman-preman itu. Regulus tidak membawa mobilnya karena dia sudah kalah taruhan balap mobil liar, jadi mobilnya harus di kasih ke pemenang, sebagai bahan taruhan.

"Woy. Mau kemana lo. Serahin barang-barang lu dong bang." ucap ketiga preman itu. Regulus sedikit risih. Cowok itu hendak melanjutkan perjalanannya, namun di tahan oleh ketiga preman.

"Lepasin gue." Regulus menatap manik tiga pria di hadapannya. Tangan cowok itu mengepal siap menonjok. Ketiga preman itu tidak mau melepaskannya. Akhirnya Regulus langsung Menonjok pria itu. Mereka tidak terima. Dengan secara bersamaan, mereka menyerang Regulus bertubi-tubi.

Bukan Regulus namanya jika kalah. Cowok itu menyerang balik para preman, hingga membuatnya tersenungkur. "Rasaian lo. Badan doang pada gede, tenaga nggak ada." Regulus tersenyum smirk. Dia bangga karena bisa menghabisi tiga preman.

Seorang preman bangkit, dia mengeluarka benda tajam. Pisau. Kedua bola mata Regulus terbelak, preman itu hendak menancapkan pisaunya di tubuh Regulus, tapi sayang itu tidak bisa. Tangan Regulus menahan pisau itu. Cowok itu langsung menendang preman yang ada di hadapannya. Seketika preman langsung tersungkur. Ketiga preman itu lari terbirit-birit karena sudah kalah saing.

Regulus menatap telapak tangan kanannya yang sudah mengeluarkan banyak sekali darah. Kepalanya juga pening, cowok itu langsung terduduk begitu saja di jalanan yang sepi. Dia merasakan tangannya sangat perih.

"Astagfirullah, Aleesha, liat itu. Itu bukannya Regulus ya? Si badboy jenius." Saira menunjuk ke arah seorang pria yang sedang memegangi tangannya. Dia memberitahu sahabatnya. Aleesha.

Aleesha membelakan kedua bola matanya. Gadis dengan jilbab lebar itu langsung menarik tangan sahabatnya menuju Regulus. "Ya Allah. Kamu nggak papa?" ucap Aleesha.

Regulus belum menatap wajah Aleesha. "Lo nggak liat? Sakit tangan gue." Regulus menunjuk ke tangannya sendiri. Rasanya memang sangat perih, darah mengucur. Aleesha dan Saira berjongkok supaya posisi tubuhnya sejajar dengan Regulus. Saira mengambil tangan Regulus dengan ujung jarinya, sebenarnya dia tidak ingin menyentuh pria, tapi ini darurat.

Regulus : After meet youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang