Setiap Saat

0 1 1
                                    

Sejak berteman dengan Caca aku jadi sering bermain bersama anak" yang lain. Senang sekali rasanya melihat kegiatan mereka dalam 1 hari karena pasti ada saja yang diomelin atau dijewer tapi itu semua karena ibu mereka sayang sama mereka, ibu nya ingin anak nya jadi orang yang sukses di dunia dan di akhirat. Sama seperti keluarga ku, keluarga ku sangat fanatik terhadap apa yang nenek moyang kami ajarkan oleh karena itu jika ada yang tidak mau beribadat pada hari minggu maka dia akan di hukum. Dan jika ada yang tidak mau memberi atau membantu kepada sesama maka akan dicaci maki oleh 1 keluarga. Dan aku akui kalo aku beruntung bisa menjadi bagian dari mereka tapi apa boleh buat hati ini tetap ingin mencari agama yang sebenarnya.

Tetttttt...bel sekolah telah berbunyi dan sekarang waktunya masuk ke kelas.
Aku bersekolah di sekolah yang rata" murid nya itu muslim semua makanya selama ini aku hanya sendiri tak ada teman meski banyak yang ingin berteman denganku tapi aku tak berani mengingkari perkataan mamah ku. Tapi sekarang tak lagi berkat Caca aku bisa berteman dengan siapa saja.

Waktu istirahat pun tiba anak" mulai berlarian ke kantin termasuk aku dan teman baruku. Setelah membeli jajanan kami kembali ke kelas untuk memakannya.
"Bismillah" ucap Zaza teman baruku saat hendak memakan jajanannya.
Yang lain pun mengikuti ucapan tersebut. "Kenapa kalian mengucapkan itu?" Tanya ku penasaran. Zaza menghentikan makannya dan menjawab pertanyaanku "soalnya kata pak ustadz gini "mulailah sesuatu dengan bismillah dan akhiri dengan alhamdulillah".
"Emang biar apa kalian ngucapin itu?" Tanya ku lagi.
"Kalo aku ceritain bakal panjanggggg banget jadi intinya biar kita selamat Li" jelas Zaza lagi. Aku pun hanya menganggukan kepala dan kembali meneruskan makan.

Setelah sampai dirumah aku langsung ke kamar untuk istirahat karena jadwal hari ini sangat padat.
"Fiuhhh, cape banget sekolah dari pagi tapi sore baru pulang" batin ku sambil menidurkan badan ku di kasur.
Aku pun teringat saat" disekolah tadi mulai dari baca bismillah dan ketika aku mendengar ucapan Eka dan Nila "Eka nanti ngaji gimana ya?" Tanya Nila. "Ya ngaji tinggal ngaji" sahut Eka.
"Ishhhh, kan nanti kita pulang sore" ujar Nila. "Loh emang ada apa?" Tanya Eka terkejut.
"Kita kan sudah kelas 6 jadinya pasti ada les" gitu disekolah" jawab Nila. "Setiap hari lesnya?" Tanya Eka lagi. "Gak tau deh" ucap Nila sambil mengendikan bahu. "Parah banget" ujar Eka sambil memelas. "Ya makanya tadi kan aku udah bilang gimana nih ngajinya? Masa nggk ngaji si cuman gara" ini doang?" Kata Nila. Begitulah perdebatan mereka yang membuat ku bingung apa si istimewanya ngaji? Dan kenapa cuman ucapan bismillah bisa menyelamatkan kita? Pikiran" ini selalu menghantui ku tapi ada hal yang aku salut dari mereka yaitu mereka itu AMANAH dan BERTANGGUNG JAWAB sama apa yang telah menjadi tugas mereka.
"Islam keren ya" gumam ku sembari mengantuk.

Assholatu khoirun minnannaumm..
Sontak aku langsung terbangun setelah mendengar adzan.
Suara nan merdu yang beradu dengan suara jangkrik ditengah kesunyian menambah ketenangan dan kedamaian di kampung ini. Lalu aku pun membuka jendela dan menghirup udara yang masih segar itu. Ku pandangi warga" yang mulai berbondong" ke masjid dengan mata yang masih mengantuk dan langkah yang masih lemas, mereka tetap memaksakan berjalan demi menunaikan kewajiban sungguh aku iri dengan mereka yang bisa seperti itu. Tanpa sadar aku meneteskan air mata sebab keharuan yang sangat.
Bagaimana tidak, kegiatan mereka selalu ku perhatikan setiap hari bahkan setiap saat,  rasa kagum dan haru terus memuncak membuatku ingin jadi seperti mereka, tapi karena patuh kepada perintah orang tua itu wajib maka aku belum bisa berlaku sesukanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang