1. I see you

1.8K 140 9
                                    

Memang sudah menjadi hukum alam bahwa orang-orang yang tanpa kekuasan selalu mendapat perlakukan berbeda dibanding dengan mereka, orang-orang dengan jabatan dan kedudukan tinggi. Ketimpangan akibat perbedaan nasib ini telah membawa banyak permasalahan. Anak-anak yang seharusnya mendapatkan hak untuk pendidikan harus menelan pil pahit untuk sekadar memperjuangkan ijazah mereka.

Harapan mereka hanya satu, bersekolah dengan baik, lulus dengan sempurna, lalu mencoba memperbaiki nasib keluarga lewat kemampuan mereka. Hanya itu, tetapi orang-orang kaya terlalu serakah. Mereka sudah kaya namun tidak suka melihat orang lain berusaha untuk menjadi kaya.

Watak buruk yang secara ajaib menurun pada anak-anak mereka. Para pewaris muda selalu menunjukkan wajah sombong dan arogan. Gila penghormatan, seolah menjadi raja di mana mereka menginjakkan kaki untuk bersekolah. Merekalah para penguasa dengan jiwa haus akan kesenangan.

"Menunduk!"

Dan anak-anak orang kaya itu memiliki pengikut yang setia. Mereka sama-sama gemar melakukan penganiayaan kepada murid-murid lemah.

Park Jimin berjalan di belakang teman baiknya, Kim Taehyung. Ketika mereka berjalan maka tidak ada alasan bagi siswa lain untuk meninggikan kepala. Mereka harus menduduk seolah sedang menyambut kedatangan seorang raja.

"Berani melawan? bakal habis kalian di tangan kami semua," ujar Jimin lagi masih dengan wajah sombong, ia tersenyum bangga menatap murid-murid yang menunduk takut di sepanjang koridor.

Murid-murid dengan status yang sangat jauh di bawah kedua pemuda tampan itu hanya bisa terdiam dengan napas berderu. Sebab, hukuman bagi seseorang yang berani melawan kekuasaan mereka memang sangat buruk. Tidak sedikit yang berakhir angkat kaki dari sekolah karena depresi.

"Dae, kamu kenapa nggak bilang ada beginian di sekolah ini?" Jeon Jungkook, pemuda manis yang ikut menunduk berujar lirih pada teman di sebelahnya.

"Udah diem, Jeon. Turuti saja mereka, janji abis ini aku jelasin," balas pemuda yang bernama Dae Soo tak kalah pelan. Mereka terlihat berbisik-bisik.

"T-tapi sampe kapan kita begini?"

"Sampe mereka masuk kelas, B-berhenti komentar Jeon. Sial, dia berhenti di depan kita." Gerutunya.

"Hah?!"

Bodoh! Jungkook justru menaikkan kepalanya hingga bola mata bulat itu menatap hazel tajam milik pemuda yang kini berdiri tepat di hadapannya. Sementara sang rekan, Dae Soo sudah keringat dingin sambil merutuki kebodohan temannya.

"Baca namanya, Jim."

Sial, Jungkook yang tidak tahu apa-apa justru sudah berdiri tegap. Bibirnya bergetar saat pemuda yang bernama Jimin menarik name tag di jas pemuda yang tampak ketakutan itu.

"Jeon Jungkook, mudah diinget, Kim."

Kim Taehyung itu tersenyum puas karena berhasil mendapat mangsa. Ia menatap rendah pada binar ketakutan sang mangsa, "Pastiin dia nggak kabur dari sekolah ini. Udah cukup, Jim. Satu udah cukup untuk hari ini."

Lima detik waktu yang Taehyung gunakan untuk melangkah menjauh namun bagi Jungkook rasanya seperti 5 jam. Sial, dadanya bergemuruh ribut. Setelah pemuda Kim beranjak, kini giliran pemuda Park yang ikut beranjak. Rasanya Jungkook ingin segera luruh pada lantai, tatapan mata pemuda Park begitu mengulitinya.

Hingga ketika bunyi pintu terdengar, pertanda Kim Taehyung dan temannya sudah memasuki ruangan, maka seluruh murid segera menghela nafas. Dae Soo langsung memegangi bahu temannya yang terlihat masih terkejut. "Gila!! kamu tadi kenapa angkat kepala? Mau cari mati!?"

"Ak-aku nggak tau apa-apa, sumpah. Kamu nggak ada bilang apa-apa sebelumnya, Dae. Lagi pula di sekolah yang lama nggak ada kayak gini___ t-terus aku nanti kenapa? serius__ aku aman aja kan Dae?"

"Nggak aman sama sekali , Kook. Kayaknya mulai sekarang kita harus berhenti temenan, karena mereka bukan cuma gangguin si korban tapi juga temen-temen korban. Dan aku gamau terlibat."

Jungkook menggeleng panik, dia baru pindah di kota ini dan belum mempunyai teman. Kalau Dae Soo meninggalkannya maka hidupnya akan semakin runyam.

"A-apa? Jangan bercanda, Dae. Ak-aku nggak punya temen lain selain kamu, Dae."

"Maaf. Hidupku lebih berharga dari pertemanan kita."

Setelah Dae Soo pergi maka tidak ada dari seorang murid yang mendekat padanya. Sial, padahal ia tidak tau apa-apa. Hari ini adalah hari perdananya bersekolah di tempat elit ini, namun semua berjalan begitu buruk.

Jeon Jungkook yang malang, anak perantau yang berasal dari kota Busan. Ia hanyalah seorang pelajar SMA biasa dari Busan. Jungkook merupakan siswa rekomandasi sekolahnya untuk mengikuti program tukar pelajar tingkat menengah atas. Bukan hanya itu, dengan status sebagai siswa tahap akhir maka Jungkook dipilih sebagai wakil sekolahnya untuk menjadi partisipan dalam acara diskusi intelektual di sekolah elit ini.

Tujuan Jungkook hanya seperti itu, begitu sederhana. Namun semuanya akan menjadi mimpi buruk dalam hidupnya. Di mulai dari sekolah mewah ini.




To be continued....

SCENERY [TAEKOOK] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang