7. I hear the sound of film

946 110 23
                                    

Jungkook mengerang frustasi setelah melempar tasnya di atas kasur. Langkah kakinya berderap gusar tak tentu arah sambil mengacak-acak rambutnya. Penjelasan Jimin siang tadi benar-benar mengganggu pikirannya. Ia ragu apakah perkataan Jimin benar atau hanya bualan semata. Orang-orang kaya seperti mereka memang ahli bermain drama, dan Jungkook tidak ingin terjebak.

Agaknya yang ia lakukan hanya melamun dengan lengan bertumpu pada permukaan meja belajar. Bahkan buku pelajaran yang ia buka dibiarkan menganggur.

"Jimin tadi jujur nggak sih? Sialan memang, Aku jadi pusing sendiri."

Karena suasana hatinya sedang tidak baik, Jungkook langsung menutup buku pelajarannya dan meletakkannya begitu saja di atas meja. Kemudian ia berjalan untuk menghampiri kasurnya.

Setelahnya Jungkook hanya berbaring sambil melihat-lihat informasi terbaru melalui ponselnya. Hingga sebuah notifikasi masuk melalui email-nya yang kemudian membuat jantungnya berdebar.

Dengan tidak sabaran Jungkook membuka email tersebut dan dalam hitungan detik ia berteriak senang. "Puji Tuhan, terima kasih banyak," ujarnya dengan senyum bahagia.

Belakangan Jungkook mendaftar pekerjaan di salah satu UMKM yang memerlukan tenaga kerja tambahan atau karyawan. Berkat keseriusannya, Jungkook berhasil diterima di salah satu toko sepatu sebagai penjaga toko. Waktu kerjanya juga fleksibel, dirinya diperbolehkan mengambil shift pada sore hingga malam hari sehingga kesibukannya bekerja ini tidak akan menganggu urusan sekolahnya.

Setelah merayakan kabar baik ini, Jungkook kembali meletakkan ponselnya. Tiba-tiba pikirannya kembali pada peristiwa siang tadi. Dibandingkan rasa percayanya kepada Jimin, Jungkook lebih banyak tidak percaya terhadap ucapan pemuda itu, mereka tidak akrab sebelumnya lalu kenapa Jimin bisa too much information?.

Sementara di sisi lain, ada sebuah kehidupan yang sangat berbeda dengan Jungkook. Tampaknya kehidupan orang kaya hanya sebuah metafora karena di balik itu mereka mempunyai sisi kelap yang lebih pahit daripada kehidupan orang miskin. Sayangnya tak semua mengerti akan hal ini, mereka semua terjebak dengan ekspektasi kehidupan bahagia para orang kaya.

Seperti sosok Kim Taehyung, pemuda tampan yang lahir dari keluarga kaya raya yang semasa hidupnya hanya merasakan kesengsaraan akibat ulah Ayahnya sendiri. Seperti kata orang, roda akan berputar, agaknya itu yang sedang Taehyung rasakan semenjak kematian Ibunya. Hidup bahagia bak putera mahkota perlahan pergi bersama kenangan Ibu terkasih. Kasih sayang yang tulus juga mulai pupus hingga kini jiwanya seperti mati.

Malam ini dirinya kembali menjadi objek kemarahan sang Ayah. Taehyung tidak tahu masalah apa yang membuat Ayahnya seperti ini, terhitung sudah dua hari Ayahnya mengamuk dan memukulinya. Dan pada malam ini, kegilaan Ayahnya semakin parah. Setelah berhasil memberi luka cambuk pada punggungnya, Ayahnya langsung menyeret dan melemparkan tubuhnya tepat setelah pintu kamar kebanggaan pria itu terbuka.

Taehyung sempat meringis lantaran sikunya terasa nyeri akibat beradu dengan marmer kamar Ayahnya. Seolah menyadari di mana posisinya kini, Taehyung langsung berdiri dengan pijakan kaki gemetar. Kepalanya menggeleng tak teratur dengan langkah kaki lamban berjalan mundur. Sorot matanya berkaca-kaca, bibirnya gemetar, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Ayahnya bercumbu dengan seorang wanita. Tentu ini bukan yang pertama, dirinya terlampau sering melihat ini.

Ada rasa kecewa dari tatapan Taehyung ketika melihat secara langsung persetubuhan antara Ayahnya dan wanita bayaran itu. Erangan keduanya yang saling mengejar kenikmatan bagaikan ejekan yang menyesakkan. Air matanya turun begitu saja ketika tatapannya beradu dengan seringaian Ayahnya. Pria itu tersenyum bangga sambil menghentak kemaluannya untuk mengejar kepuasan bersama wanita panggilannya.

SCENERY [TAEKOOK] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang