6. This story is toward you

702 103 12
                                    

Setelah acara seminar benar-benar selesai Jungkook langsung bergegas mengawasi pergerakan Park Jimin. Dari jarak lima meter dipantaunya ke mana Jimin pergi bersama rekan-rekannya. Dalam hati Jungkook mengumpat, mereka itu ngakunya anak orang kaya dan berkuasa tetapi kemana-mana selalu rombongan. Sedangkan dirinya yang hanya pelajar pendatang baru sudah berani berkeliaran sendirian.

Ternyata mereka menuju basement; tempat parkir kendaraan orang kaya, kendaraan pelajar biasa pada umumnya parkir di areal parkir terbuka tetapi untuk orang-orang kaya mereka bisa parkir di basement, sangat tidak adil. Dan Jungkook kehabisan cara untuk menemui Jimin jika begini, orang-orang kaya itu akan melihatnya jika masuk ke basement.

Untung saja ia membawa hoodie akibat pergi terlalu pagi. Langsung dipakainya hoodie itu hingga menutupi sebagian wajahnya. Ia kembali berjalan pelan mengekori Jimin, untung saja pemuda itu sibuk berbicara dengan komplotannya sampai tidak sadar ada seseorang yang sudah bersembunyi di samping mobilnya.

Ketika Jimin membuka kunci mobilnya, Jungkook langsung berlari dan menerjang tubuh Jimin masuk ke dalam mobil dan setelah itu ikut masuk ke dalam. Jimin sedikit tersungkur, ia bahkan belum mengerti apa yang terjadi, ketika memperbaiki posisinya di depan wajahnya sudah ada Jungkook.

"Gerah ternyata," ucap Jungkook dengan santai membuka hoodienya. Wajah Jimin sudah memerah karena menahan emosi melihat perbuatan Jungkook yang lancang ini.

"Berani juga ternyata tikus ini, mau cari mati?" Jimin langsung mencerca dengan suara ditahan. Tatapannya tidak bersahabat.

Jungkook yang baru selesai melipat hoodienya hanya menghela nafas, "kalian kenapa sih sedikit-sedikit nyari mati? Masih muda jangan jadi pembunuh."

"Ck, Aku ngga butuh omong kosongmu. Keluar sekarang! Kursi mobilku ternodai."

"Anak orang kaya memang begini ya? Sombong? Kayak harta orangtua kalian halal aja."

"Kamu bener-bener lancang ya Jeon. Lupa ya? Kamu pernah nangis-nangis dicabuli Taehyung." Jimin menunjuk wajah Jungkook.

"Mana mungkin aku lupa. Kalau lupa nggak mungkin aku ada di depanmu sekarang."

"Terus maumu apa? Mohon-mohon supaya kami hapus video itu?"

Jungkook tertawa, menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil Jimin. "Bye the way, mobilmu bagus ya?"

"Is not of your business, kamu perlu apa sebenarnya!?"

"Minta nomor Taehyung," balas Jungkook singkat.

"Berani juga ya untuk ukuran tikus sekolah," cibir Jimin.

"Susah banget sih orang-orang kayak kalian. Tujuan kalian sebar video itu biar aku di drop out dari dari sekolah kan? Aku sebenernya perlu nomor Taehyung cuma mau bilang___ nggak perlu repot-repot sebar video asusila itu, karena aku bakal berhenti sendiri. Cuma itu."

Mendengar ucapan Jungkook yang kelewat santai membuat Jimin bingung. "Nggak salah? Mau berhenti? Hebat banget, merasa nggak butuh lagi ya sama sekolah ini? Kalau berhenti otomatis studi pertukaran dibatalkan___ dan sekolah lamamu bakal kena sanksi."

"Ya apa masalahnya? Paling dimarah seharian aja. Kalau aku disuruh bayar denda, gampang lah tinggal kerja. Kalau konsisten kerja, mungkin bisa beli mobil sendiri juga sih, nggak minta sama orangtua." Jungkook sedikit tertawa dengan ucapannya sendiri, tatapannya mulai memperhatikan elemen mobil mahal yang ia masuki dengan paksa ini.

"Kamu kira bisa kaya tanpa pendidikan? Jimin meremehkan.

"Dibandingkan pendidikan, menurutku kunci utama bekerja itu fisik dan batin yang sehat. Percuma punya ijazah sekolah tapi sakit jiwa, sakit mental, nggak guna.....

SCENERY [TAEKOOK] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang