4. Can I capture you in my mind?

819 98 13
                                    

Sosok pemuda dengan status sebagai penguasa sekolah itu tampak berusaha menjauh dari kejaran seorang pria berpakaian hitam. Kejadian bermula ketika pintu mobilnya terbuka, saat ia hendak keluar pria itu juga ikut keluar dari pintu kemudi lalu mengejarnya. Kasus yang biasa, ketika si tuan muda mulai bengal maka para bodyguard mereka mulai turun tangan.

"Tuan muda, berhenti di tempatmu. Ini perintah terkahir dariku," ujarnya dengan suara berat. Meskipun ia tak cukup yakin pasalnya tuan mudanya memang bengal dan pembangkang.

Taehyung berbalik, menatap tak terima. "Ck, kau punya hak apa untuk mengaturku?" jawabnya sinis, setelah mengatakan itu ia meringis seraya memegangi rahangnya yang masih terasa ngilu. Pastinya gusinya berdarah, pagi yang sial.

"Maafkan saya tuan muda. Tapi anda harus istirahat, saya akan meminta izin atas nama anda, tuan muda."

Lagak bicaranya mulai formal, Taehyung membuang wajahnya lalu kembali berjalan. Tubuhnya tidak baik untuk diajak belajar pada hari ini, ada beberapa luka yang ia terima hingga membuat suasana hatinya buruk. Mengingatnya membuat rasa dendam itu semakin membuncah.

"Luka ini bakal makin parah kalau aku kembali ke rumah," ujarnya tanpa ekspresi. Sang bodyguard tak mau kalah keras kepala. Ia juga ikut berjalan di belakang sosok yang disebutnya sebagai tuan muda.

"Anda bisa istirahat di apartemen, itu tidak buruk."

"Nggak ada seorang pun yang tahu apa yang baik dan buruk untukku. Pergi sana, jangan hancurkan harga diriku di tempat ini."

Beberapa langkah lagi ia akan meninggalkan lapangan parkir. Dan dirinya tak sudi jika salah seorang dari temannya melihatnya datang ke sekolah diantar oleh seorang bodyguard. Tidak! Itu penghinaan.

"Apakah setalah saya pergi tuan muda akan baik-baik saja?"

"Kau kira aku bayi? Pergilah!"

Tanpa menunggu jawaban dari pria yang lebih tua ia langsung bergegas mempercepat langkah untuk meninggalkan lokasi parkir. Dengan langkah penuh karisma ia berjalan santai menuju ruang kesehatan. Masker hitam yang ia pakai menambah aura penguasa yang secara alami muncul pada dirinya.

Kelas pagi hari ini ia habiskan untuk beristirahat di ruang kesehatan. Hadirnya Taehyung di sana tentu saja memblokir akses masuk bagi siswa lain.

Taehyung langsung merebahkan dirinya di atas ranjang, menghela napas pelan beberapa kali dengan tatapan terfokus pada langit-langit ruang kesehatan. Ia sempat mengumpat lalu menarik kasar tasnya. Mengambil ponselnya dari dalam sana lalu meletakkan benda pipih itu di telinganya.

"Halo, Jim. Belikan aku roti gandum sama susu. Anter aja di ruang kesehatan."

"Yak, Aku baru samp....."

"Sialan anak itu langsung nutup panggilannya."

Jimin menggerutu namun tetap melaksanakan perintah sahabatnya. Dahulu waktu mereka di tingkatkan junior Taehyung hampir setiap hari memintanya untuk membeli roti gandum, cukup mengherankan sebab sahabatnya itu bukanlah orang miskin. Namun seleranya hanya sebatas roti gandum.

***

"Wajahmu kenapa?" Jimin langsung menuding setelah melemparkan beberapa bungkus roti gandum dan susu kotak.

Pertanyaan itu tak dijawab, pemuda Kim langsung mengambil sarapan paginya. Reaksi yang membuat Jimin kesal tetapi ia sudah biasa jadi tidak masalah baginya.

"Jadi itu rahasia biar tetap kurus? Roti gandum?"

Taehyung menatapnya tajam. "Nggaklah bodoh! Aku suka rasanya. Mirip buatan Nenekku."

SCENERY [TAEKOOK] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang