untungnya dewi keberuntungan masih melindungi pemuda yang lemah disana. didetik terakhir pisau itu hampir mengenai wajah Wen Zishu
tangan kexing dengan cepat mengarahkan benda tersebut ke samping sehingga meleset dan kini menancap tepat di samping wajah bergetar sang istri.
secepat kilat pria itu turun dari tubuh istrinya dan mengusap wajahnya kasar, ternyata ia sendiri tengah bingung dan merasa sesak
masih terisak pemuda itu tanpa sadar menggenggam tangan kanan sang suami yang kini sudah berpindah duduk di samping kirinya
secara perlahan Zishu mengarahkan tangan tegas itu ke perut besarnya, terasa sebuah tendangan yang membuat Wen kexing sadar dari lamunan frustasi
"a-aku hiks hiks tidak tahu hikss huu... sungguh ti-tidak hiks hiks hiks" dengan suara putus-putus dan mata terpejam yang terus mengeluarkan cairannya
entah apa yang dipikirkan oleh pria yang tadi kehilangan akal itu, terlihat wajahnya menjadi kosong dengan mata terbuka lebar, ia sendiri tidak tahu kenapa meloloskan setitik air mata
tidak lama, pemimpin Wen family itu pun menarik tangannya dari perut sang istri lalu menjambak rambutnya sendiri berulang kali, pria itu terlihat semakin kacau dan benar-benar mirip seperti orang gila
"pergi, pergi dari rumah ini, aku sangat membenci dirimu dan anak yang ada di perutmu itu hahhhh... kalau kau tidak segera pergi aku akan membunuhmu dan juga anak sialan itu"
berdiri tegak, pria itu pun berjalan menuju pintu dan sebelum benar-benar keluar ia berhenti
"kuberi waktu setengah jam, jika dalam waktu setengah jam kau tidak pergi maka aku akan langsung membunuhmu"
setelahnya pintu ditutup dengan keras, Zishu pun berusaha bangkit dari tempat tidur. dengan sesenggukan pemuda itu menahan perutnya yang mulai terasa sakit, berusaha berjalan dengan cepat menuju ke kamarnya tak jarang pemuda itu tersandung kakinya sendiri, untungnya saat menuruni tangga untuk keluar rumah ia lebih berhati-hati.
Wen (Zhou) Zishu tidak peduli dengan apapun sekarang, yang ia bawa hanyalah kotak kardus yang kemarin diberikan bibi Yu dan tas yang berisi pakaian miliknya, ia bahkan tidak sempat membawa sisa barang yang lain.
dengan tergesa ia pun membuka gerbang pintu depan dan berjalan dengan tertunduk, dari atas balkon terlihat seorang pria dengan badan tegap menyorot ke arah si pemuda hamil yang masih bergetar saat berjalan
tidak ada yang tahu apa isi pikirannya, namun terlihat cukup jelas jika pria dua puluh lima tahun itu berpandangan kosong setelah Zishu tak terlihat
drrtttttttttt
ponselnya bahkan ia abaikan padahal bisa jadi itu penting, Karena dirinya masih ada acara introgasi dikantor polisi chengdu
waktu menunjukkan pukul sebelas malam dan Zishu tidak tahu harus pergi ke mana, kini bahkan ia hanya terduduk di kursi halte yang sudah sepi
sejujurnya ia sangat ingin pergi kembali ke pantinya dulu tapi tempat itu berlokasi cukup jauh dan untuk ke sana perlu menempuh perjalanan dua jam menggunakan angkutan umum.
sayangnya kesialan masih saja melekat, rupanya Zishu melupakan dompet lawas miliknya, meskipun isinya tidak seberapa tapi itu pasti cukup untuk membeli tiket kereta dan bertahan hidup selama dua atau tiga hari
udara makin dingin dan malam makin gelap, tiba-tiba terdengar rintikan air hujan yang beradu dengan aspal
air mata yang sudah ditahan selama berjam-jam pun tumpah kembali, bayang-bayang selama masa pernikahannya terulang diingatan, dimana ia kerap kali menerima perlakuan yang tidak pantas
cacian, umpatan serta makian adalah makanan sehari-hari untuknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiantang Hua (Flower of heaven) [END]
FanfictionSiapa sangka rasa sakit hatinya selama pernikahan terbalas manis di cerita kehidupan yang lain 🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸 WARNING!! Mpreg Bxb Wenzhou cp INGAT!!! DONT READ IF YOU NOT LIKE THE DISCLAIMER Bcause sisi cuma pinjem nama bukan sifat...