04. Terimakasih Kageyama

534 63 5
                                    

Muncul ga sih lagunya? kalo aku yang buka ga ada soalnya '-'

Jangan lupa vote ya kawan, banyak banget sider nya.

...

Wangi masakan menyebar luas ke seluruh penjuru ruangan. Terlihat disana laki-laki dewasa tengah memasak sesuatu untuk makan malam.

"Jadi namamu Hinata Shoyo, ya?" Tanya laki-laki itu.

Pemuda yang bernama Hinata Shoyo itu mengangguk.

"Yosh, Kageyama, tolong bawa ikan ini ke meja. Hinata kau yang bawa gelas ini" Kageyama dan Hinata mengangguk, dengan cepat mereka bangun dari tempat duduk dan pergi ke tempat Ukai untuk mengambil apa yang harus mereka bawa.

Kageyama melirik Hinata, ia sedikit heran. Meski Hinata sudah berganti baju dengan baju yang lebih kecil, tetapi kadar manisnya tetap sama. Apa ada yang salah dengan Hinata? Barang kali ketika hamil Hinata, ibu nya mengidam-idam kan anak perempuan manis.

Kageyama menggeleng,
Tidak, tidak mungkin kan?

Mereka pun membawa makanan dan gelas ke meja. Tak lama kemudian Kakek Ukai datang dengan tergesa-gesa. Ukai yang melihat itu mengernyit heran, "Kau akan kemana malam-malam begini?" Kakek Ukai menatap cucunya itu lalu berkata, "Aku akan pergi ke desa Hellaster, ada hal penting yang harus aku bicarakan" Ukai mengangguk.

Sebelum pergi Kakek Ukai menghampiri Kageyama, ia menepuk pundak nya, "Kageyama, semoga betah disini. Aku tidak akan pulang selama lima hari. Kalau cucuku melakukan sesuatu yang membuat mu tidak nyaman, tinggalkan saja" Kageyama tersenyum, "Ya, baik"

Merasa jengkel, Ukai membalas perkataan Kakeknya itu "OI, KUSO JIJI!!??"

Mereka semua tertawa tanpa memperdulikan bagaimana raut wajah Ukai saat itu. Kehangatan itu dirasakan oleh Kageyama. Sudah sangat lama sejak keluarganya was-was dan takut akan kehadiran iblis. Sehingga kebahagiaan itu sudah sirna bertahun-tahun.

Kakek Ukai pun pergi meninggalkan mereka, jejak kakinya sudah tidak ada. Kini yang ada hanya keheningan. Di dalam keheningan Kageyama menatap Hinata, Hinata yang merasa dirinya sedang ditatap langsung menatap balik Kageyama. Hinata diam dan masih menatap Kageyama, sedetik kemudian Kageyama terkekeh. "Kau dari desa mana?"

Wajah Hinata memerah, ia melihat Kageyama -orang yang baru ia temui tadi- tertawa kecil kepadanya. Apa yang dia tertawakan? Batin Hinata.

Hinata menatap keluar dan tangan nya mengarah ke arah barat, "Desa Diaster"

Merasa tidak asing dengan nama itu, Ukai berbalik, "APA!?"

Hinata terkejut, ada apa? , pikirnya

Ukai pun dengan langkah cepat bergegas pergi ke tempat Hinata. "Apa benar kau dari sana?" Hinata mengangguk. Suara gertakan gigi terdengar dari arah Ukai, wajahnya berubah menjadi sangat menyeramkan, "Diaster ya..."

Kageyama yang melihat itu segera mengambil tindakan cepat, ia memotong pembicaraan antara Ukai dan Hinata, karena belum tau permasalahan nya apa, jadi Kageyama berinisiatif untuk menanyakan nya terlebih dahulu. Sebenarnya tujuannya adalah Hinata, jika Ukai marah, Hinata akan tetap berada dilindungan nya.

"Ada apa dengan Diaster, Ukai-san?"

Ukai mundur, ia menarik nafas dalam-dalam dan kembali ke tempatnya semula.

"Desa Diaster dan Desa kami tidak pernah akur"

Mata orange itu membulat. Jujur, Hinata tidak pernah tau ada masalah apa diantara Desa Viaster dengan desanya. Setahu dia Desa Viaster dan desanya itu merupakan desa yang dibangun oleh dua anak kembar yang tidak pernah akur. Viaster yang memiliki sifat lebih lembut dibandingkan Diaster, dan Diaster yang memiliki sifat pemarah, berbeda jauh dengan Viaster. Konon katanya, Viaster dibunuh oleh Diaster kemudian kekasihnya Viaster membunuh Diaster.

1000x (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang