04.5 Hinata Shoyo (2)

678 67 10
                                    

Hinata Shoyo. Pemuda manis yang dibuang oleh orang tuanya karena rasa bencinya pada Hinata. Ibu dan ayah Hinata suka berfoya-foya, dan ketika sampai rumah ia selalu memukuli Hinata yang melindungi Natsu. Beberapa luka lebam bermunculan dibadan Hinata, tapi tidak ada satu pun yang peduli akan luka itu.

Dengan kepribadiannya yang ceria, sangat mengherankan bahwa ternyata Hinata tidak memiliki seorang teman. Ia hanya main bersama adiknya setiap waktu, dan itu sudah cukup membuatnya senang.

Pernah saat itu orang tua Hinata berniat menjualnya karena wajah manis yang dimilikinya. Karena takut akhirnya Hinata pun meninggalkan rumah bersama Natsu dan pulang setelah tiga hari. Ketika sampai rumah, orang tuanya langsung membuangnya dan mencoret nama Hinata juga Natsu dalam kartu keluarga.

Hinata berjalan gontai keluar rumah dengan badan penuh luka lebam dan muka sembab akibat menangis. bahkan dia tidak membawa pakaian satu pun untuk berganti baju, hanya Natsu yang Hinata pikirkan saat itu. Hinata membawa sepasang baju Natsu untuk berjaga-jaga kalau hujan atau badai datang ke negeri mereka.

Ia tidak memiliki tempat tujuan sama sekali. Mungkin tinggal sementara di depan toko adalah hal yang bagus pikir Hinata. Ia pun bergegas mencari toko yang mau menerimanya menjadi karyawan dengan gaji makanan dan tempat tinggal.

Tak butuh waktu lama toko roti terlihat didepan nya. Hinata sangat bahagia, ia menepuk-nepuk kepala Natsu dan tersenyum tulus ke arahnya. Natsu yang tidak mengerti apa-apa hanya cekikikan melihat senyuman Hinata.

"Hah?! Kau mau bekerja disini?!" Laki-laki berkacamata hitam dengan badan besar tengah duduk disofa toko. Ia menghina dan memaki Hinata karena berniat untuk bekerja ditempatnya.

"Saya mohon, saya tidak punya tempat tinggal lagi"

"Cih, bisa apa kau jalang? Paling kau hanya bisa menggoda laki-laki atau wanita berduit untuk biaya kehidupan mu. Jangan membuat toko ku kotor!"

Setetes air mata menetes dari mata Hinata, ia merasa sedih mendengar ucapan dari orang itu. Dengan segala kerendahan hatinya, Hinata bersujud di depan orang itu, Air mata Hinata semakin deras, ia menutup matanya erat-erat.

"Saya mohon, tuan! kalau anda keberatan, hanya tempat tinggal saja tidak apa-apa"

Suara tawa terdengar dari orang itu. Ia bersmirk menatap Hinata dan meludah di kepalanya. Hinata merasa sakit hati, hatinya teriris ketika merasakan sesuatu yang basah mendarat di kepalanya.

Beberapa detik kemudian, laki-laki itu menaruh kaki kirinya di kepala Hinata. Sambil mengoceh tidak jelas ia menghina-hina Hinata.

"Yah, aku terima asal kau tidak menggoda pelanggan ku disini. Kalau sampai kau menjual tubuh mu, aku tidak akan memaafkan mu"

Akhirnya daripada tidak punya tempat tinggal dan membuat Natsu -adik kesayangannya- itu kedinginan, ia pun bekerja disana.

Selama bekerja disana, tidak pernah ada kebahagiaan yang Hinata rasakan. Hanya kesedihan saja yang selalu menghampirinya setiap waktu. Badan nya yang kini tidak semulus dulu alias banyak luka lebam, Hinata hanya bisa menangis dalam diam. Natsu sang adik selalu ingin membantu Hinata, kalau saja tidak ditolak oleh Hinata. Karena menurut Hinata, Anak-anak seusia Natsu harus bahagia bermain bersama teman-teman dan pergi berpetualang. Biar Hinata yang membayar semua itu dengan kerja kerasnya sebagai seorang pelayan.

Toko roti itu, adalah tempat dimana Hinata hampir dilecehkan. Pernah ada seorang pemuda memakai jas yang mengunci Hinata dengan dirinya di dalam kamar mandi, bahkan ia sampai membayar aksinya itu dengan pemilik toko. Hinata dipaksa untuk melakukan hal yang bahkan dia tidak ingin melakukannya. Setiap kali menolak, kepalanya selalu dicelupkan kedalam wc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1000x (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang