Prolog

144 24 1
                                    

Lambang kebesaran berkibar di ketinggian, menari-nari di puncak menara megah yang menjadi markas agung para kesatria pemberani di Kerajaan Eclipse. Mereka dikenal sebagai Guild Garuda, yang menjadi legenda terbesar dan terkuat di seluruh kerajaan.

Di balik Guild Garuda, terdapat seorang pemimpin gagah yang menjadi sumber kekuatan para kesatria. Arka Alexandros, sang panglima tertinggi, dikenal sebagai petarung nomor satu di seluruh negeri, ia memimpin dengan keberanian dan kehebatannya.

Suatu ketika Arka dan pasukannya memulai perjalanan menuju Desa Klaibra, sorot Sang Raja Siang yang memancar membuat sosok Arka terlihat luar biasa menawan. Rambutnya yang abu berkilauan bagaikan perak dan wajah tampannya membuat para wanita tak dapat menahan untuk memanggil namanya. Tapi jangan salah sangka, Arka juga dihormati oleh para ksatria di seluruh kerajaan. Kemampuannya yang luar biasa dan senjata legendarisnya, Pedang Excalibur, membuatnya menjadi sosok yang tak terkalahkan.

Arka memimpim rombongan ksatria Garuda melewati dataran tandus dan lembah yang luas untuk mencapai Desa Pemasok Bahan Baku Obat-obatan dan Peralatan Medis. Dalam perjalanan mereka, Rizz Morrigan, seorang pendekar berhati besi dengan kemampuan bertarungnya yang luar biasa, menemani mereka. Meskipun dihormati karena keahliannya dalam bertarung, Rizz juga dikenal sebagai sosok yang misterius dan jarang mengeluarkan kata-kata, yang menambah aura ketakutan di antara musuh-musuhnya.

Dua siluet misterius tampak berdiri di atas bukit, memperhatikan dengan seksama rombongan ksatria Garuda yang sedang melintas. Kedua pria itu telah mengirimkan mata-mata mereka kedalam rombongan, dengan tujuan yang belum jelas.

Di dalam hati mereka, muncul keraguan ketika melihat rombongan ksatria Garuda yang sedang menuju Desa Klaibra dengan kehadiran banyak petarung yang luar biasa. "Mengapa mereka membawa begitu banyak pasukan? Apakah masalah yang mereka hadapi cukup serius? pikir mereka dengan hati-hati, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Dari atas bukit "Entahlah, sepertinya cukup serius," terlontar dari salah satu bibir mereka, sambil merenungkan situasi yang tengah terjadi. "Kita harus waspada dan memastikan bahwa tindakan mereka tidak membahayakan kita," sambungnya dengan suara serak.

Rizz berdiri di samping Arka, dan matanya tajam menatap ke arah bukit. Senyum tipis terukir dibibirnya, yang membuat kedua sosok yang memantau mereka terkejut. Rizz memberikan sinyal dengan tatapan tajamnya, bahwa dirinya dan kelompoknya tidak ingin diganggu dan hendak melanjutkan perjalanan ke Desa Klaibra dengan tenang.

"Apakah itu sebuah peringatan?" tanya salah satu dari kedua sosok misterius di atas bukit.

"Mungkin," jawab yang lain. "Orang itu sangat menarik, kita harus berhati-hati dengannya."

Kemudian kedua sosok itu pergi meninggalkan tempat tersebut, dan meninggalkan mata-mata yang mereka utus untuk memantau pergerakan rombongan Guild Garuda.

RAVEN : RevolusionerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang