Mereka sampai di Desa Shadowvale, yang tersembunyi di tengah hutan. Rizz dan kawan-kawannya merasa terkejut, karena desa itu tampak begitu biasa saja, seperti desa-desa lainnya. Suasana hutan yang lebat memberikan sentuhan misteri pada tempat itu, dan Rizz bisa merasakan aura gurunya sejak langkah pertamanya di desa tersebut. Desa yang begitu tenang dan damai, di tengah nuansa hutan yang memikat, membuat mereka semakin penasaran dengan apa yang mungkin tersembunyi di balik setiap jalan dan bangunan.
"Alice," bisik Riyo, "aku kira markas mereka bakal terlihat lebih menyeramkan." Ia melihat ke sekeliling dengan wajah heran, mencari tanda-tanda aktivitas jahat.
"Riyo, pelankan suaramu, bodoh! Apa jadinya kalau mereka sampai mendengar ucapanmu," desis Alice sambil menekan kaki Riyo dengan keras. Riyo mengerang pelan, merasa kesakitan, sementara pandangannya tetap fokus menyusuri desa yang tenang ini. Mereka merasa seperti tamu yang tidak diundang, dan setiap langkah terasa sebagai intrusi pada keheningan yang ada. Dalam kegelapan malam, bayangan bangunan-bangunan makin menakutkan, meskipun tampaknya tidak sesuai dengan kesan awal desa yang damai.
"Alice, apa tubuhmu masih terasa sakit?" tanya Riyo, di antara ketiga teman Alice, dia yang paling khawatir dengan keadaan Alice. Matanya penuh kekhawatiran, mencerminkan rasa peduli terhadap keadaan Alice. "Ya... tapi sekarang sudah membaik, berkat ramuan yang dibuat Sherryn," ucap Alice sambil meremas lembut pinggangnya yang terkena tendangan cukup keras saat pertarungan dengan kelompok Leo . Rasa sakitnya mulai mereda, tetapi memar di tubuhnya itu masih terasa. Sherryn, dengan pengetahuannya akan ramuan-ramuan herbal, telah memberikan pertolongan yang cukup signifikan bagi Alice.
"Leo... tumben kau pulang selarut ini? Apakah terjadi sesuatu?" ucap kakek Nathan dengan lantang, sambil melambaikan tangannya dari kejauhan. Ekspresi heran dan kekhawatiran tergambar jelas di wajahnya saat melihat Leo, salah satu muridnya yang jarang pulang terlambat.
"Guru!" seru Leo dengan lantang, membalas lambaian tangan dari guru yang ia sebut. Wajah gurunya memancar kebahagiaan ketika melihat kembalinya Leo, meskipun ada rasa kekhawatiran yang samar terpancar dari matanya.
Saat Leo membalas lambaian tangan gurunya, ia melihat Rizz telah muncul di belakang kakek Nathan. Dengan pelan, Rizz berkata, "Kakek genit sialan... kau bawa kemana senjata pusakaku?" Seraya berkata demikian, Rizz menyandarkan lengannya di pundak kakek Nathan. Ekspresi Rizz mencerminkan ketidakpercayaan dan kemarahan yang bersemu di matanya, menambah ketegangan di udara Desa Shadowvale yang sudah tegang.
Kakek Nathan terkejut saat mendengar suara yang tidak asing baginya. "Ri–rizz... ke–kenapa kau bisa ada di sini?" tanya kakek Nathan terbata-bata, suaranya gemetar, dan keringat dingin mulai mengucur di pundaknya. Keterkejutan dan ketakutan mencampuri raut wajahnya saat ia menatap Rizz, seolah-olah melihat sesuatu yang seharusnya tidak ada di sana.
"Kakek, kenapa ekspresimu seperti itu? Apa kau tidak senang bertemu denganku?" tanya Rizz dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya. Ekspresi kakek Nathan semakin memburuk, seolah-olah berusaha memahami bagaimana dan mengapa Rizz bisa muncul di Desa Shadowvale. Mata mereka saling beradu, dan keheningan yang tercipta seakan-akan menciptakan medan ketegangan yang sulit dijelaskan.
"A-anu... bu–bukan seperti itu, te–tentu saja aku senang. Tapi alangkah baiknya kau memberi tahuku dulu kalau kau mau mengunjungiku," ucap kakek Nathan dengan terbata-bata, wajahnya mencerminkan campuran kekagetan dan ketakutan. Tangannya gemetar saat mencoba menahan gelombang emosi yang melanda.
"Kakek... jangan banyak alasan, kembalikan senjata pusakaku sekarang juga!" ucap Rizz dengan tegas, matanya menyiratkan keputusan yang tak bisa ditawar. Desa Shadowvale menjadi semakin terdiam, seolah-olah waktu berhenti sejenak, menunggu reaksi dari kakek Nathan yang kini terlihat cemas dan tersudut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN : Revolusioner
FantasyRizz Morrigan adalah seorang pendekar tingkat tinggi yang dianggap melakukan pemberontakan terhadap Kerajaan Eclipse dan sekarang ia menjadi buruan dari para ksatria dari seluruh kerajaan karena dianggap sebagai ancaman yang bisa memecah belah keraj...