Pagi menyingsing, membawa dengan itu sang surya yang berdiri di ufuk timur, menandai awal dari perjalanan yang baru bagi Rizz. Cahaya matahari menembus jendela, membangunkannya dari tidur yang dalam. Dengan gerakan yang lambat, ia membuka mata dan membiarkan sinar hangat itu menyapa wajahnya.Riyo, yang sebelumnya tidak bisa tidur, akhirnya terlelap dengan pulasnya, tanpa mendapatkan jawaban dari Rizz tentang isi surat dari gurunya itu. Rizz pun duduk di sampingnya, memperhatikan kedamaian yang terpancar dari wajah sahabatnya yang sedang tertidur.
Dengan langkah ringan, Rizz melangkah keluar dari pintu rumah tempatnya beristirahat, merasa tarikan udara segar yang mengisi paru-parunya. Di halaman depan, dia melihat sosok yang berdiri di bawah sinar matahari pagi, terlihat begitu tenang dan damai di tengah keindahan alam yang mempesona.
"Ternyata kau orangnya giat juga ya,"ucap Rizz sambil menikmati pagi yang mempesona.
"Tidak begitu juga, sebenarnya aku hanya terbiasa bangun pagi. Setelah bangun, aku sering kali merenung dan memikirkan apakah yang kulakukan saat ini benar," ucap Leo sambil menatap birunya langit.
Rizz menghirup udara segar, lalu berkata, "Entahlah... benar atau salah, tidak ada yang tahu dengan pasti. Terkadang, meskipun kita benar, masih ada orang yang akan menilai bahwa kita salah."
"Ya, perkataanmu ada benarnya juga," sahut Leo sambil mengangguk, menyadari kedalaman makna yang tersirat dalam kata-kata Rizz.
"Leo, apakah kau benar-benar seorang bandit?" tanya Rizz, dengan suara yang penuh pertimbangan, mencoba mengetahui kebenaran di balik sosok yang ada di hadapannya.
"Aku pernah pergi ke Ibukota kerajaan, mencoba untuk bergabung dengan guild ternama. Namun, tak ada satu pun guild yang menerimaku. Ternyata, kemampuan yang kumiliki tak menjamin keberhasilan. Padahal, saat mengikuti tes, nilai yang kudapatkan cukup bagus," ungkap Leo dengan nada sedikit pahit, mengingat masa lalunya yang penuh dengan kegagalan dan penolakan.
"Ternyata orang-orang yang berhasil masuk, keberhasilan mereka semua sudah direncanakan sejak awal," tambahnya dengan suara yang penuh dengan kekecewaan, merenungkan realitas pahit yang dihadapi.
"Ya, kau benar. Sejak Guild Hunter menghilang dan dicap sebagai pemberontak, kekuasaan di Kerajaan menjadi tak terkendali," ujar Rizz, mengakui betapa berbahayanya kekosongan kekuasaan yang terjadi setelah kepergian Guild Hunter.
"Lalu, apakah itu alasanmu menjadi seorang bandit?" tanya Rizz, ingin memahami lebih dalam latar belakang Leo dalam memilih jalan yang tak lazim seperti itu.
"Ya, begitulah. Sasaran kami hanya orang-orang yang suka menindas kaum kurang mampu seperti kami. Sebelum melakukan eksekusi, aku selalu memantau target terlebih dahulu... apakah dia pantas menjadi target kami atau tidak," jelas Leo, menjelaskan prinsip dan etika yang mereka anut dalam menjalankan aksinya.
"Tapi tetap saja... yang kulakukan bersama teman-temanku itu sesuatu yang tidak pantas dilakukan," ucap Leo dengan nada menyesal, merenungkan kembali perbuatannya yang tak bisa dipertanggungjawabkan secara moral.
Rizz menatap Leo dengan ekspresi campuran antara kebingungan dan belas kasihan. Setelah beberapa saat berpikir, dia merespon dengan suara yang penuh empati, "Aku mengerti, Leo. Kita semua membuat kesalahan dalam hidup kita. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan itu dan berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya."
"Terima kasih, tapi rasanya aneh sekali. Seorang penjahat bernilai 20 juta Shadra seperti mu berbicara tentang kebaikan," ucap Leo, menggoda Rizz dengan senyum kecil di wajahnya.
"Ahaha, terima kasih atas pujianmu," jawab Rizz sambil tersenyum, merasa sedikit terhibur oleh sentilan Leo.
Pagi itu, terpancar aura kebahagiaan di wajah mereka berdua, seolah-olah menyirami hati mereka dengan harapan baru dan tekad untuk menjalani hari dengan penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN : Revolusioner
Viễn tưởngRizz Morrigan adalah seorang pendekar tingkat tinggi yang dianggap melakukan pemberontakan terhadap Kerajaan Eclipse dan sekarang ia menjadi buruan dari para ksatria dari seluruh kerajaan karena dianggap sebagai ancaman yang bisa memecah belah keraj...