5

12 1 0
                                    

Hari ini genap satu minggu sejak jiwa Chanyeol dan Sena saling tertukar. Tepat saat ini pula Sena kembali menginjakan kakinya di gedung kantor lamanya yaitu All The K, salah satu situs web yang menyediakan liputan mengenai budaya pop Korea.

Kaki Sena terhenti tepat di depan pintu lift yang menjadi tempat kejadian perkara tertukarnya jiwa miliknya dan milik Chanyeol. Obsidiannya memandangi lift itu dari atas ke bawah.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Gumamnya sebelum menghembuskan napas beratnya lalu masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai 15.

Hari ini Sena terpaksa menyeret kakinya kemari karena harus menyelesaikan urusan yang tertunda akibat kecelakaan tidak terduga. Tadinya Chanyeol ingin ikut kemari, jaga-jaga kalau Sena tidak mengerti pembahasan yang akan berlangsung tapi Sena dengan keras melarangnya ikut dengan alasan tidak ingin kehadiran dirinya di sana akan bahan pembicaraan mantan rekan kerjanya.

"Lagipula aku tahu kau dan Boram hanya akan membahas tentang perilisan artikel comeback Baekhyun, 'kan? Jangan lupakan fakta bahwa aku yang mengatur jadwal dan mempersiapkan materi pertemuan milik Cha Boram."
Imbuh Sena tadi ketika Chanyeol masih meragukannya.

Alhasil Chanyeol berakhir tetap tinggal di kantornya sendiri membiarkan Sena yang mengurus pertemuan kali ini.

Meski awalnya aneh, rupanya dua manusia ini cukup cepat beradaptasi dengan tubuh baru mereka. Orang-orang tidak akan sadar kalau mereka bukanlah pemilik asli tubuh masing-masing.

Pintu lift terbuka lalu Sena melangkahkan kakinya menuju ruang pertemuan. Sejujurnya ia agak gugup dan tangannya sudah berkeringat dingin. Jadi, ia menejejalkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Niatnya ia ingin segera masuk ke dalam ruang pertemuan namun urung ketika mendengar teriakan marah dari dalam sana yang Sena kenali sebagai milik Cha Boram.

"Aku tidak mau tahu! Kau harus temukan secepatnya!"

Terdengar sebuah suara menyahuti amukkan Cha Boram tapi terlalu kecil sehingga Sena tidak bisa mendengarnya.

"Aku beri kau waktu sampai akhir bulan. Jika benda itu tidak bisa kau temukan, kau kupecat!"

🗓

Baru saja Sena masuk ke mobil ketika ponselnya berdering nyaring menunjukkan nama Chanyeol di layar benda berbentuk persegi panjang tersebut.

"Ha ..."

"SENA CEPAT PULANG SEKARANG!"

🗓

"Ini sungguh tidak nyaman."

Kata Chanyeol sembari membetulkan letak celana tidurnya.

"Apa semua wanita memakai ini?"

Chanyeol bersandar di dinding sembari menggoyangkan tangan kirinya yang memegang sekotak pembalut.

"Ada model lain, sih, tapi jangan harap aku sudi memakaikannya padamu."

Chanyeol menaikkan sebelah alisnya, "kalau begitu akan kupakai sendiri."

"Jangan konyol. Kujamin kau tidak akan berani," kata Sena sembari membuka lemari pakaian milik Chanyeol.

"Kau meremehkanku?" Tanya Chanyeol tak suka. "Berikan padaku sekarang! Akan kupakai di depan matamu."

Sena yang menyadari nada biaca Chnyeol meninggi lantas mengerutkan alis.

"Hey, kenapa kau jadi marah?"

Chanyeol mengusap kasar wajahnya, "aku tidak tahu! Ada yang aneh pada diriku. Seharian aku rasanya hanya emosi."

Thirty Days LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang