4

11 2 0
                                    

Chanyeol meremas jemarinya untuk menghilangkan rasa gugup. Sudah 5 menit mereka sampai di depan rumah Sena namun belum juga beranjak keluar dari mobil untuk mengetuk pintu.

"Tenanglah, Chanyeol-ssi. Anggap saja kau hanya pergi mengunjungi ayahmu sendiri. Justru aku yang seharusnya gugup karena akan melamar seorang gadis."

Chanyeol mendecak sebal, "kau akan melamar dirimu sendiri."

Sena memukul dashboard menggunakan kepalan tangan besar yang sebenarnya adalah milik Chanyeol.

"Aneh sekali bukan?" Ia mendengus masam.

"Masa bodohlah, aku akan keluar sekarang dan menyelesaikan ini dengan cepat."

"Ya, ya! Sena-ssi," Chanyeol segera keluar dari mobil menyusul Sena yang sedang berjalan ke arah pintu rumahnya.

Obsidian Chanyeol berkeliling mengamati rumah Sena. Rumah satu lantai itu memiliki dinding pagar yang tersusun dari batu khas rumah Jeju serta halaman yang ditumbuhi tamanan daun perilla, cabai, daun bawang dan beberapa tumbuhan yang Chanyeol tidak tahu apa namanya. Sebuah sepeda terparkir di dekat jendela depan. Ban sepeda itu tampak kotor, menandakan masih sering digunakan.

Sena menyikut Chanyeol sebelum menekan bel.

"Tenang saja, anggap saja kau sedang berakting dalam drama. Kau 'kan cukup handal melakukan itu."

Chanyeol menghembuskan napas dengan keras.

"Baiklah, ayo kita selesaikan dengan cepat."

🗓

Perbincangan yang terjadi antara Chanyeol, Sena dan ayah Sena berjalan sangat lancar. Melihat sambutan hangat yang diberikan oleh ayah Sena, rasanya sia-sia segala kegugupan Chanyeol tadi pagi.

Makanan di atas meja habis tidak tersisa seiring mereka berbincang-bincang santai.

"Sena-ya, bisa tolong ayah sebentar di dapur?" Tanya ayah Sena sembari bangkit dari duduknya.

Chanyeol menoleh sekilas ke arah Sena sebelum akhirnya mengikuti ayah Sena berjalan menuju dapur.

Sampai di dapur ayah Sena mengeluarkan sepiring semangka yang sudah dipotong dari dalam kulkas.

"Sena-ya," panggil ayah Sena yang masih berdiri menghadap kulkas membelakangi Chanyeol yang berdiri canggung.

"Ayah tidak bermaksud ingin ikut campur soal hubunganmu dengan Chanyeol, tapi," ayah Sena berbalik menatap mata putri semata wayangnya.

Mau tak mau Chanyeol membalas tatapan yang menurut Chanyeol penuh kasih sayang dan entahlah, seperti rasa khawatir mungkin?

"Apakah kau sudah memberi tahu calon suamimu?"

Chanyeol mengerutkan kening, "maksud ayah?"

Ayah Sena menyerahkan piring yang ada di tangannya yang langsung diterima oleh Chanyeol.

"Menurut ayah, Chanyeol harus tahu soal itu. Bagaimanapun kalian akan berumah tangga."

Chanyeol semakin bingung mendengar perkataan ayah Sena.

Mengusap punggung putrinya pelan, "beritahu dia soal Kim Hyukjae, sebelum terjadi kesalahpahaman di antara kalian."

Baru saja Chanyeol hendak membuka mulutnya, ayah Sena mendorong pelan punggungnya, menyuruhnya membawa semangka itu ke ruang makan.

"Ayah akan pergi sebentar ke rumah Pak Son, katanya jeruk-jeruknya harus segera dipanen. Selesaikan makan siang kalian lalu ajaklah Chanyeol jalan-jalan."

Thirty Days LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang