PART 2: First Time!

8 0 0
                                    

Happy Reading!

Kesya mengaduk-aduk baksonya, ia tak nafsu makan saat ini. Moodnya tidak bagus, ia harus belajar bersama dengan Daffa, 4 hari dalam seminggu, itu karena banyak materi yang belum ia kuasai.

"Sya, cepet makan, mubazir ih kalo baksonya digituin" ucap Vio sebelum memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

Kesya hanya melihat sahabatnya acuh, tetapi ia tetap menuruti ucapan sahabatnya itu dan menyuapkan sesendok bakso ke mulutnya.

TING!

From: Defan
Aku tunggu di parkiran mobil, sekarang!

Kesya mendengus sebal setelah membaca pesan yang dikirimkan Defan.

To: Defan
Sabar, bakso aku belum habis.

Defan tidak membalas pesan yang dikirimkan Kesya, sehingga Kesya kini harus mempercepat makannya.

"Vio, aku duluan!" Kesya menyelesaikan minumnya lalu berdiri meninggalkan Vio sendirian di Kantin, ia berjalan cepat menuju parkiran mobil.

Kesya menoleh ke kanan kiri, mencari Defan.

GOTCHA! ia menemukannya!

Defan berdiri disamping pintu mobil putihnya, sambil melihat Kesya, lalu masuk begitu saja saat Kesya sudah menemukan dirinya.

"kenapa ada spesies manusia kaya Defan" Kesya menggerutu disepanjang perjalanan menuju mobil Defan. Sesampainya disana, ia langsung membuka pintu mobil bagian depan, disamping pengemudi. Meskipun sebenarnya ia ingin duduk di belakang, tapi Kesya tidak setega itu untuk membiarkan Daffa terlihat seperti supir pribadinya.

Setelah Kesya memakai seatbelt,  Daffa langsung melajukan mobilnya keluar dari kampus dengan kecepatan normal.

15 menit berlalu dengan kesunyian,
dan kini mereka tiba di apartmen milik Daffa. Ya, sebenarnya lebi dekat apartmen ini daripada rumahnya dengan kampus. Tetapi Daffa jarang menggunakan apartmen ini jika orangtuanya ada dirumah. Orangtua Daffa sangat sibuk, mungkin hanya sekedar satu minggu per bulan, orangtuanya itu berada dirumah, jadi Daffa tidak mau membuang-buang waktunya itu untuk berada di apartmen sendirian, lebih baik bertemu kedua orangtuanya.

"ngapain kesini?" tanya Kesya heran saat mobil Daffa memasuki basement sebuah gedung apartmen.

"buku catatanku ada di apart semua, jadi kita belajar di apart aja" jawab Daffa tanpa melirik Kesya, "cepet turun!"

Kesya tersadar dari lamunannya, lalu segera melepas seatbeltnya dan turun mengekori Daffa.

TING!

Pintu lift terbuka di lantai 7, Daffa dan Kesya segera keluar dan berjalan menyusuri lorong yang panjang ini, hingga Daffa berhenti di depan pintu bernomor 749, ia menekan deretan angka, memasukkan sandi rumahnya, dan menarik kenop pintu. Ia membiarkan Kesya masuk terlebih dahulu sebelum dirinya.

Kesya menatap kagum pada apa yang dlihatnya saat ini. Apartemen Daffa sangat rapih dan bersih untuk laki-laki, "pasti sangat betah tinggal disini" pikirnya.

"tinggal sendiri, Daf?"

"iya"

Daffa berjalan menuju kamarnya, dan masuk kedalam. Ia ingin berganti baju dan mengambil buku-buku catatannya. Sedangkan Kesya, ia heran melihat Daffa memasuki sebuah ruangan, yang ia yakini adalah kamar Daffa, tanpa berucap apapun padanya. Hingga akhirnya Kesya memutuskan untuk duduk di sofa ruang tamu tanpa disuruh, lalu memainkan handphone nya.

"ini buku buku yang harus dipelajari" ucap Daffa meletakkan beberapa buku di hadapan Kesya, "mau minum apa?"

"terserah aja" jawab Kesya

Daffa pergi ke dapur dan mengambil softdrink yang ada di kulkas. Lalu ia kembali lagi ke ruang tamu dan memberikan sebuah softdrink ke Kesya.

"thanks" ucap Kesya

"Hm" Daffa mendudukkan dirinya di samping Kesya, "mana yang ga dipahami?"

"semua, Daf!"

"really?" ucap Daffa spontan, ia tidak mengira bahwa Kesya tidak mengerti 'sebanyak' itu.

Kesya menatap Daffa malas, "aku ga sebodoh yang kamu pikir, Daf! aku masih paham beberapa hal, tapi aku tidak benar benar paham" ucap Kesya, ia pun sebenarnya juga tidak tahu apa yang dia ucapkan.

Daffa menarik nafas dalam sebelum mulai menjelaskan materi yang belum Kesya pahami.

Sudah 2 jam mereka berdua belajar bersama, lebih tepatnya Kesya yang belajar dan Daffa yang mengajar.

"udah ah Daf, lanjut besok aja, cape banget ini" ucap Kesya meletakkan kepalanya di meja.

Saat ini, Kesya dan Daffa tak lagi duduk di sofa, melainkan di karpet berbulu yang berada dibawah sofa.

Daffa menutup bukunya, "aku juga udah pusing ngajarin kamu"

Kesya meliriknya sekilas lalu ia bangkit dari duduknya, "Daf, aku pulang ya, udah hampir malem ini"

Daffa mengangguk, "aku antar"

Kesya dengan cepat menggeleng, "ga perlu, aku udah pesen ojek online"

Daffa kembali mengangguk, lalu ia beranjak  mengantar Kesya sampai lobi. Entah, sejak pertemuan mereka tadi pagi, hingga sekarang, tidak ada kecanggungan diantara mereka, padahal mereka tidak akrab sebelumnya.

Ojek online pesanan Kesya sudah tiba, ia segera naik ke motor ojek itu, ya, Kesya memesan ojek motor agar lebih cepat sampai di rumahnya karena saat ini adalah jam pulang kerja.

Saat perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, dan terpaksa pengemudi ojek tersebut menepikan motornya di sebuah halte yang ramai.

"Nak, maaf, bapak tidak bawa jas hujan" ucap pengemudi ojek tersebut yang ternyata sudah bapak berusia lanjut. Kesya tak tega melihatnya. Dan, tunggu, bukankah ini sudah daerah rumahnya? Kesya menatap sekitar, dan benar saja, jalanan menuju kompleks rumahnya sudah terlihat dari sini.

"gapapa pak, kalau gitu saya turun disini saja ya pak? rumah saya sudah dekat kok, tetap saya bayar full kok pak" ucap Kesya lembut sambil tersenyum ramah

"tunggu hujannya reda saja dulu ya nak, nanti bapak antar lagi sampai rumah" ucap bapak itu,

"tidak usah pak, saya berjalan kaki saja, lagian rumah saya dekat, saya bisa sedikit berlari kok, karena saya harus segera sampai rumah" ucap Kesya

"kalau gitu bapak antar sekarang saja ya, tapi maaf tidak menggunakan jas hujan" ucap bapak ojol sembari bangkit ingin menuju motornya,

Kesya menahan tangan bapak itu dan menyuruhnya duduk kembali, ia sungguh tak tega jika bapak se tua ini harus mengantarnya dan terkena hujan, "pak, bapak tunggu disini saja sampai hujannya reda, uang ojek dan tipsnya sudah saya bayar di aplikasi ya pak, saya duluan, terimakasih" ucap Kesya tersenyum lalu pergi meninggalkan bapak ojol itu.

Kesya berlari kecil, untung ia mengenakan jaket sekarang, jadi tubuhnya tidak benar benar tersiram air hujan secara langsung. Tapi sialnya, rambutnya sudah lepek karna hujan.

"sepertinya aku akan sakit besok"

------
TBC!

Mohon maaf dengan segala ke typo-an dan ke ga jelas-an yang ada di cerita..

Dont be silent readers✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang