3.🍀Melepas Kerinduan🍀

224 12 2
                                    

Pagi semua😊😊

Lena benar-benar sudah mantap dengan keputusannya, setelah seharian ia menyiapkan peresmian klinik barunya malam ini ia mulai membereskan semua barang-barangnya untuk dipindahkan ke apartemen Rasya. Tak ada yang bisa menghentikan langkahnya menuju cinta yang lama ia dambakan. Bahkan saat sahabat kecilnya mengingatkan pun tak ia dengar.

"Kau yakin dengan keputusanmu, Len?" Yani tampak tidak suka dengan keputusan sahabatnya itu.

"Yakin, Yan. Kami saling mencintai, kamu tahu itu kan? Sekarang saat kesempatan yang baik datang, kenapa tidak kami gunakan dengan baik?" ujar Lena penuh keyakinan.

Entah mengapa hati kecil Yani berkata lain, ia sangat meragukan status Rasya sekarang karena sebelum pertemuannya dengan lelaki yang kini kembali dekat dengan sahabatnya itu sedang bersama wanita dan seorang anak kecil. Namun, bagaimana ia akan menyampaikannya pada Lena? Yani hanya bisa berdoa, semoga apa yang ia lihat salah.

"Baiklah, jika ini keputusanmu. Aku hanya bisa berdoa semoga jalan yang kau ambil bukan jalan yang salah." Yani akhirnya pasrah dengan keputusan Lena yang tak bisa di ganggu gugat.

TIN ... TIN ... .

Lena mengembangkan senyumnya saat suara klakson yang seakan memanggilnya. Ia berlari kecil menuju jendela, memastikan jika yang datang adalah Rasya. Senyumnya semakin berkembang saat melihat wajah Rasya yang baru saja turun dari mobil. Lena segera menyeret kopernya menuju pintu utama.

"Yan, titip rumah ya? aku minta maaf lagi-lagi aku merepotkan mu'" ucap Lena tak enak, karena kembali menyusahkan sahabatnya.

"Santai saja, Len. Semoga semua berjalan sesuai harapanmu," doa Yani yang sebenarnya tak setuju dengan keputusan sahabatnya itu.

Pintu rumah Lena terbuka, Lena memeluk sahabatnya sebelum pergi meninggalkan rumah barunya. Rasya pun menghampiri sang kekasih dan mengambil alih koper di tangan Lena.

"Aku pergi dulu, Yan," pamit Lena.

"Iya, hati-hati di jalan. Kabari aku jika ada masalah," pesan Yani pada Lena.

"Siap!"

Lena pun melangkahkan kakinya mengikuti Rasya yang berjalan lebih dulu menuju mobil. Sementara Yani hanya termenung melihat mobil itu keluar dari halaman rumah Lena. Entah mengapa hatinya merasa jika semua ini bukan yang terbaik bagi sahabatnya itu. Namun, lagi-lagi ia tak bisa menghentikan langkah Lena.

"Semoga Tuhan selalu menjagamu, Len," lirih Yani.

°°°°

Berbeda dengan Yani, Lena justru merasakan jika ia adalah wanita yang paling bahagia di dunia ini. Bisa bersama dengan lelaki yang dicintainya merupakan anugerah terindah yang Tuhan berikan padanya. Tak peduli dengan apa yang akan orang pikirkan tentangnya, yang ia pikir adalah bisa hidup bahagia bersama Rasya.

Tak terasa mobil pun sampai di apartemen Rasya, dengan hati yang berbunga-bunga Lena melangakahkan kakinya menuju unit milik Rasya. Matanya berbinar saat melihat sekeliling ruangan yang sudah Rasya rubah sesuai keinginan sang kekasih itu.

Rasya tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Lena, ia pun berjalan mendekat ke arah wanita yang amat ia cintai. Ia melingkarkan lengan kekarnya di pinggang Lena. Mencium aroma buah yang menjadi ciri khas dari Lena.

"Apa kau bahagia, Sayang?" bisik Rasya tepat di telinga Lena

"Sangat, aku masih merasa jika semua ini adalah mimpi. Mimpi yang aku rasakan selama lima tahun," ucap Lena sambil memejamkan mata. Merasakan hembusan napas Rasya di cengkuk lehernya.

Tepian Kasih Lalu ( Terbit E-book )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang