12.🍀Atas nama Perempuan (End)🍀

275 10 0
                                    

Selamat hari raya Idul Fitri kawan,
Minal aidzin wal Faidzin
Mohon maaf lahir dan batin.🙏🙏
Selamat membaca 😉

Lena terdiam sejenak, apa yang harus ia katakan pada Dina. Di sini ia adalah orang ketiga yang merusak rumah tangga mereka. Dia adalah masalah yang membuat wanita di depannya itu bersedih. Dia adalah wanita yang tak mempunyai hati, karena tega melukai perasaan wanita lain.

Pertarungan dua sisi Lena pun membuat wanita itu seakan sulit untuk bernapas. Satu sisi dirinya terus kekeh dengan keputusannya, yang sama sekali tak mau mundur dari semua ini meski harus menyakiti Dina. Namun, sisi lain dirinya menyalahkan keputusan ini. Karena ini akan menyakiti Dina.

"Tuhan, bantu aku untuk melewati ini. Katakan apa yang harus aku lakukan?" ucap Lena dengan air mata yang mulai menerobos keluar dari ujung matanya.

"Lena, maukah, kau mundur? Biarkan rumah tangga kami seperti sediakala," pinta Dina dengan penuh harap.

"Dina, maaf." Lena terduduk di lantai, rasanya ia tak sanggup lagi menahan berat tubuhnya.

"Kenapa semua harus terjadi? Katakan padaku, kenapa harus suamiku!" Dina berteriak untuk meluapkan emosinya.

Lena tak menjawab pertanyaan Dina, karena ia sendiri tak tahu jawabannya. Ia hanya mengikuti apa yang ada di hatinya. Ia tak bisa mundur dari perasaan ini. Cintanya pada Rasya memang sudah membutakan matanya, ia tak mau melihat jika kenyataannya Rasya sudah menjadi milik wanita lain.

Meski pelakor sudah menjadi panggilan barunya, itu tak membuat rasa cinta Lena pada Rasya surut. Justru rasa cinta itu semakin hari semakin besar. Di saat seperti ini pun tak membuatnya berpikir untuk mundur.

"Jika kau yang ada di posisiku katakan apa yang akan kau lakukan? Apa kau rela rumah tanggamu di rusak wanita lain? Apa kau rela masa depan anakmu di rusak wanita lain? Katakan, Lena!" pertanyaan yang membuat Lena kembali bimbang akan keputusannya.

Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Lena, ia masih berpikir keputusan apa yang akan ia ambil. Manakah keputusan yang tepat untuk dirinya? Cintanya atau nalurinya sebagai perempuan.

"Kau tak bisa menjawab 'kan? Jika kau masih punya hati, aku mohon kembalikan suamiku dan kembalikan ayah anakku. Jangan kau biarkan anakku tumbuh tanpa ayahnya, kau bisa mengambil semua kebahagiaanku tapi jangan kebahagiaan anakku." Dina memohon agar Lena mau mundur dari kisah terlarang itu.

Lena masih diam seribu bahasa, ia masih belum bisa mengambil keputusan. Karena pertarungan hati dan akal sehatnya masih belum menemukan jawaban. Dilema, itu yang ia rasakan untuk saat ini.

"Dina, maafkan aku. Tolong beri aku waktu," pinta Lena.

Ya, dia memerlukan waktu untuk berpikir apa yang akan menjadi keputusannya. Akankah ia bertahan demi cintanya meski harus menyakiti hati wanita lain? Ataukah ia akan mundur atas nama perempuan? Hanya Tuhan lah yang tahu apa yang akan menjadi keputusan Lena.

Lena berdiri dan langsung keluar dari apartemen Rasya tanpa permisi. Ia berlari ke parkiran dan segera masuk ke mobil agar tak ada orang yang tahu dengan apa yang sedang ia rasakan. Ia tahu, semua orang pasti akan mengumpat padanya jika tahu dia berusaha merusak rumah tangga seseorang.

Cukup lama Lena duduk di mobil untuk menenangkan diri, setelah berpikir lama akhirnya ia pun bisa menemukan keputusan yang akan dia ambil. Lena menyalakan mesin mobilnya dan segera pergi dari sana.

Sesampainya di apartemen ia tak menemukan Rasya di sana. Ia sedikit lega karena lelaki itu tak ada ada, karena Lena masih belum siap menghadapinya. Tak lama sebuah pesan masuk pada ponselnya.

Tepian Kasih Lalu ( Terbit E-book )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang