Part 5 (Why?)

184 14 1
                                    










"San hyung!" Jerit seseorang menghentikan lamunan San.

"Jun..." Ujar San tersenyum.

"Aish! Hyung nikan! Apa hyung buat kat sini?!" Jerit Junyoung bengang.

"Ani... Hyung cuma suka tengok tasik ni... Indah..." Ujar San.

"Hyung tak nak balik?" Tanya Junyoung ragu².

"Kamu tak suka hyung kat sini?" Tanya San.

"Aniya... Saya suka sangat hyung ada untuk bermain dengan saya... Tapi hyungdeul yang lain nak hyung kembali... Hyung tak nak kembali ke?" Tanya Junyoung.

"Untuk apa hyung kembali kalau hanya kesakitan yang menanti..." Ujar San seraya menundukkan kepalanya.

"Mereka ingin berubah hyung... Berubah untuk kembali menyayangi mu..." Ujar Junyoung cuba memujuk San.

"Jun... Benarkan hyung duduk kat sini lama sikit boleh? Hyung betul² nak menikmati ketenangan ini..." Ujar San.

"Baiklah hyung... Tetapi jangan terlalu lama... Sebab saya taknak hyung jadi lost soul... Jom kita main hyung!" Ujar Junyoung.

"Nde!" Jawab San semangat.








.

.

.

Tet.. Tet... Tet...

"San... Bangunlah... Maafkan hyung... Kenapa lama sangat kamu tidur? Mereka cakap kamu cuma demam panas... Tapi kenapa kamu masih tak bangun..." Ujar Seonghwa menggenggam tangan kurus itu dan menciumnya sesekali.

"Hwa hyung..." Panggil seseorang sambil menyentuh lembut bahu hyung nya itu.

"Oh...Yunho ah..." Lirih Seonghwa.

"Hyung makanlah... Dah tiga hari hyung tak makan... Hyung cuma minum air je... Cukuplah San sahaja yang sakit, saya taknak ada ahli kita sakit lagi... Kalau San bangun dan hyung pulak sakit macam mana?" Tanya Yunho.

"Macam mana hyung nak makan Yunho ah? San masih lagi terbaring tak sedarkan diri... Dia... Hiks... Dia asyik memanggil nama Junyoung... Hyung takut Yunho ah..." Tangis Seonghwa, semakin menggenggam erat tangan San.

"Hyung... San bukannya seorang yang lemah... Saya yakin dia cuma merindui Junyoung sama macam kita... Saya percayakan dia..." Ujar Yunho.

Tes...

"Uljima San ah... Mianhae... Kamu sedih ke saeng? Ke kamu terlalu benci kami sebab selama ni mengabaikan kamu?" Tanya Seonghwa mengelap air mata yang mengalir di balik mask oksigen itu membasahi pipi tirus itu.

"San... Bangunlah... Mianhae..." Ujar Yunho sebak apabila melihat kawannya itu kini terbaring lemah di atas katil itu dan wajah tampannya kini ditutupi oleh mask oksigen serta tubuhnya yang kini dipenuhi pelbagai wayar.

'San... Mereka cakap awak cuma demam panas... Tapi bila saya tengok segala mesin ni, saya tahu ini bukannya demam panas melainkan ada sesuatu yang cuba mereka sorokkan... San... Apa sebenarnya yang awak sembunyikan?' Lirih batin Yunho.

"Seonghwa... Yunho... Makanlah..." Ujar Hongjoong menghulurkan dua bekas kepada ahli membernya itu.

"Gomawo hyung..." Ujar Yunho sedangkan Seonghwa, masih lagi setia menggenggam tangan San.

Dia terus memandang wajah pucat adiknya itu.

Jujur... Di dalam hatinya dia seakan bertanya di mana perginya pipi chubby milik adiknya itu... Dimana perginya senyuman manis adiknya.

Adakah dia terlalu lama mengabaikan adiknya itu sehingga dia langsung tidak perasan akan perubahan dratis adiknya itu.

"Seonghwa... Tolonglah makan... San mesti taknak awak macam ni..." Ujar Hongjoong memujuk Seonghwa.

"Nde, Hongjoong ah... Mianhae.." Ujar Seonghwa lalu menyuapkan makanan yang diberi Hongjoong ke dalam mulutnya.

"Hiks... Hiks..." Seonghwa cuba menahan esakannya tetapi nampaknya dia gagal. Dia terlalu merindui San.

Bulgogi beef rice...


Nasi kesukaan San... Seonghwa yakin, jika San sedar mesti dia akan meminta makanan kesukaannya ini.

"San..." Lirih Seonghwa.

"Memberdeul..." Panggil Wooyoung di muka pintu membuatkan ketiga insan itu memandang ke arahnya.

Terlihat Yeongsang, Wooyoung, Mingi dan Jongho berdiri dihadapan muka pintu itu.

"Masuklah aedera..." Ujar Hongjoong.

"Hyung... Akhirnya hyung makan..." Ujar Jongho.

"Wae? Nape hyung nangis?" Tanya Wooyoung terkejut melihat pipi basah Seonghwa.

"Aniya... Gwenchana... Cuma hyung teringat ini adalah makanan kesukaan San... Dia mesti marah kalau tahu kita makan ni tanpa dia..." Ujar Seonghwa ketawa seorang diri.

Seketika suasana hening hanya dipenuhi suara detak mesin.

TEEEEET!!!!!!

"SAN! San kenapa dengan kamu?!!" Jerit Seonghwa cemas apabila melihat bahagian dada San yang seakan terangkat ke atas seperti sukar menghirup oksigen.

Dengan segera, Hongjoong menekan butang kecemasan.

"Kebelakang aedera!" Arah Kyle mengambil alih tubuh San.

"San!!! Kamu dengarkan hyung tak?!" Jerit Kyle menepuk pipi San.

Sementara Ateez hanya berdiri di hujung katil memerhatikan interaksi di antara Kyle dan San.

Seonghwa semakin menggigil ketakutan dan perlahan tubuhnya merosot ke lantai.

"Hwa hyung..." Ujar Yunho menahan tubuh hyungnya itu sementara Wooyoung memeluk tubuh itu.

"San!!! Hyung kata bangun!!!" Jerit Kyle.

"Siapkan defibilator!" Jerit Kyle.

"Nde uisa...." Jawab jururawat tersebut menyediakan mesin seksa itu.

"150 joule!" Ujar Kyle lalu menempelkan mesin itu ke dada San dan terlihat tubuh itu terangkat ke atas.

Ateez kembali tergamam... Perasaan takut menyelubungi mereka. Seakan peristiwa Junyoung kembali berlaku. Cuma kali ini orang itu bukan Junyoung melainkan San.

"160 joule!" Jerit Kyle lagi. Kali ini air mata itu mengalir keluar. Entah kenapa dia turut merasakan ketakutan untuk kehilangan insan ini.

"San! Bangun! Ini bukan masanya untuk mengikuti Junyoung! Bangun San!" Jerit Kyle.

"180 joule!" Jerit Kyle lagi apabila mesin detak jantung itu masih menunjukkan garisan lurus.

"San!!! Hyung kata bangun, Saekki!!!" Jerit Kyle.

Tet... Tet... Tet...

"San... Hiks... Gomawo..." Tangis Kyle apabila melihat detak jantung San kembali walaupun masih perlahan.

"San!" Jerit Seonghwa berlari memeluk tubuh San.

Dirinya menggigil kuat. Perasaan takut terus menyelubungi dirinya.

"San... Jangan tinggalkan hyung... Maafkan hyung saeng..." Tangis Seonghwa memeluk tubuh itu erat.






"Eungh.... H..hy..hyu..ng.."

"San!"




















TBC

Guys... Can u love me?Where stories live. Discover now