White String

35 4 0
                                    

Kisahnya bermula ketika seorang gadis seumuran anak SMP merengek pada orang tuanya untuk mengizinkannya menindik telinganya. Ia berkata bahwa semua anak perempuan di kelasnya sudah menindik telinganya, hanya ia saja yang belum.

Pada awalnya kedua orang tuanya tidak mengizinkan. Namun, karena sang anak merengek terus-menerus, mereka pun akhirnya mengizinkannya. Orang tua gadis itu lalu memberinya sejumlah uang dan menyuruh gadis itu untuk menindik telinganya di toko perhiasan yang terpercaya di sebuah mall dekat rumah mereka.

Namun, sang gadis berpikiran lain.

Ia hendak menyimpan uang pemberian orang tuanya dan memutuskan untuk menindik telinganya sendiri. Ia pun meminta sahabatnya untuk membantu menindikkan telinganya. Mereka menggunakan jarum yang dipanaskan lalu dan kemudian ditusukkan ke kedua cuping telinganya gadis itu. Ia merasa sangat kesakitan, namun begitu melihat hasilnya, ia sangat puas. Ia kini bisa memakai anting-anting pilihannya dan tampil penuh gaya seperti gadis-gadis lain di sekolahnya.

Namun, keesokan harinya ada yang aneh.

Ia terbangun di pagi hari karena rasa gatal yang teramat sangat di telinganya. Rupanya cuping telinga yang ia tindik terlihat merah dan meradang.

Tak hanya itu.

Tampak seutas benang putih kecil menjulur dari lubang yang ia buat kemarin di cuping telinganya.

Merasa penasaran, ia menarik benang itu.

Benang itu sangat halus dan sangat panjang. Ia menariknya terus-menerus, namun seakan-akan benang itu tak ada habisnya.

Merasa tak sabar, gadis itu mengambil gunting dan memotong benang tersebut. Tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Ia histeris dan memanggil kedua orang tuanya. Orang tuanya yang panik segera membawanya ke rumah sakit.

"Mengapa kau bisa jadi begini?" tanya sang dokter yang memeriksanya.

Sang gadis kemudian menceritakan segalanya.

Dokter itu pun menjawab dengan suara sedih. "Maaf, tapi harus kukatakan bahwa kau akan mengalami hal ini seumur hidupmu,"

"Kenapa?" tanya gadis itu, tercekat.

"Benang putih yang kau potong itu bukan sembarangan benang putih,"

"Benang apa itu?" tanya gadis itu, putus asa.

"Itu saraf matamu."

•Note : Urban legend ini sangat populer pada tahun 90-an di Jepang. Banyak remaja Jepang yang memercayai kebenaran cerita ini sehingga tidak berani untuk menindik telinga mereka.

Creepy HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang