Rambut

7 0 0
                                    

"Aku benci melihatnya! Aku benci!
Dasar Marisa sialan!" ucapku sambil menendang bangku taman di malam hari yang sepi.

Pagi tadi Marisa memerkan rambut indahnya di hadapanku dengan riang.
"Airi, coba lihat rambutku! Sangat indah dan berkilau. Aku mencoba shampo baru!"

Dia tak tahu aku menahan rasa iri dengki karena rambutnya itu. Apa dia sengaja memamerkan rambutnya padaku? Padahal rambutku habis karena digunting oleh ibuku hingga sangat pendek seperti bocah laki-laki.

'Tunggu saja pembalasanku, Marisa! Ucapkan selamat tinggal pada rambutmu!'
batinku penuh amarah dan dendam.

*
*
*
*
*
*
*

Keesokan harinya, kelas ramai karena teman sekelas mengerubungi meja Marisa. Bisa ku dengar bisik-bisik mereka ketika melihat penampilan baru Marisa.

Dari jauh aku, tersenyum. Nikmatilah keindahan rambutmu, Marisa. Aku yakin anak-anak lain pasti mengejek dirimu kalau mereka tahu tentang rambutmu. Tenanglah, aku hanya mencampurkan shampo baru mu itu dengan cairan kimia untuk merontokkan rambut dan melukai kulit kepala. Yah... Setidaknya itu cukup untukmu, Marisa.

Bisa ku lihat Marisa menunduk dalam diam di bangkunya seraya menutup rapat kepalanya dengan topi.

Creepy HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang