Ketua Osis Vs The Brothers

251 25 7
                                    

" Ceklek " sebelum Hoseok sempat mengetuk, pintu ruang osis terbuka dari dalam. Menunjukan wajah seorang Kim Taehyung yang sedikit terkejut.

" Hyung! " serunya kaget

Wajah penuh luka gores, bibir bengkak, dengan leher dan buku jari yang dililit perban. Itu saja. Tanpa kata, Hoseok langsung meraih lengan Tae, menyeretnya pergi dari sana. Setelah sebelumnya mengirimkan tatapan menusuk penuh kebencian ke arah Park Jimin yang memberi senyum cerah lengkap dengan eye smile ciri khas nya. Hoseok mendengus kesal, 'dasar iblis berwajah malaikat' gerutu nya dalam hati. Ia tahu seperti apa wujud asli di balik topeng yang pemuda park itu gunakan. Dia dan saudara-saudaranya tak kan tertipu.




__________________________________

" Tae, kau tak apa? Astaga... apa ini? kenapa banyak luka gores di wajahmu? lalu ini, kenapa leher dan tanganmu terbalut perban. Apa yang terjadi? kenapa tubuhmu penuh luka? apa kau berkelahi? ada yang menghadangmu? berapa jumlah lawan? apa mereka main keroyokan? kenapa kau tak menghubungi kami?  Tae.. kami benar-benar ...."

" Hyung, aku tak apa " cerocosan Namjoon di hentikan paksa oleh seorang kim Taehyung.

Ia kini dikelilingi ketiga kakaknya di ruang musik. Tempat yang mereka klaim seenaknya sebagai basecamp. Tempat mereka biasa menghabiskan waktu.

" TAK APA? TAK APA KAU BILANG? DENGAN TUBUH PENUH LUKA, KAU BILANG INI TAK APA? " Namjoon meledak. Kekhawatirannya sudah tak terbendung. Terlebih setelah melihat kondisi adik kesayangannya.

" Sungguh, ini hanya luka kecil. Jimin saja yang berlebihan dan meletakan semua perban ini di sekujur tubuhku. Jika kau tak percaya, aku bisa membuka perban saat ini juga dan menunjukannya padamu"

" Baiklah, buka perban di lehermu dan tunjukkan padaku! " Jawab Yoongi. Tenang dan santai tapi membuat sekujur tubuh Tae kaku.

" Asal jangan yang itu " cicitnya pelan.

Yoongi merapatkan bibir, sorot matanya menajam, kedua alisnya mengerut dalam. Tangannya mengepal erat. Ekspresi wajahnya berubah drastis, menunjukan kemarahan yang berusaha ia kontrol.

" Hyung.. " Hoseok memperingatkan.

Yoongi setahun lebih tua dari Namjoon dan Hoseok. Karena suatu masalah, ia harus menunda pendidikan SMKnya selama satu tahun dan melanjutkannya di tahun berikutnya, menjadikan ia seangkatan dengan JoonSeok.

Yoongi menarik nafas dalam-dalam lalu perlahan membuka kedua telapak tangannya yang mengepal erat.

Wajahnya kembali ke semula. Dingin, datar dan tenang.

"Ayo kita ke ruang kesehatan. Aku ingin melihat sendiri luka-lukamu. S-e-m-u-a-nya. Tanpa kecuali"

Tae menekuk wajahnya. Ia merajuk, bibirnya cemberut, nampak imut dan lucu. Jauh sekali dengan image luarnya yang dingin, kaku dan mengintimidasi. Hanya di depan saudara-saudaranya ia akan berprilaku seperti ini.

" Ayolah Tae... Hanya aku sendiri. Atau... Kau ingin Namjoon dan Hoseok melihatnya juga? "

Tae langsung menggelengkan kepalanya cepat. Membuat Namjoon mengerutkan wajah

"Ayo!" Serunya. Menarik lengan Yoongi, menuju ruang kesehatan.

Meskipun Yoongi nampak menyeramkan tapi ia masih bisa diajak kompromi. Beda halnya dengan Namjoon. Jika ia tahu apa yang tersembunyi di balik perban... ia akan meledak tanpa bisa dikendalikan.


_______________________________

Tae tak berbohong. Luka-lukanya hanya luka ringan. Sedikit memar di buku jari dan goresan kecil di wajah. Anggota tubuh lainnya mulus, tak ternoda. Park Jimin benar-benar berlebihan dengan melilitkan semua perban itu di sekujur tubuhnya.

Angel & Demon (MinV/MinTae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang