chapter 7

1.1K 63 2
                                    

Hai !

Ternyata selama ini sy bikin ff pendek ya...

Jgn hbiskan waktu kalian untuk membaca ff sampah ini

Enjoy or back ?

Untuk ratusan kalinya rikuto menguap. Pipinya pegal berungkali membentuk "O" tanda mengantuk. Ia mengucek matanya berusaha menahan kantuk.

"Hei rikuto, tadi malam kau pasti habis melayani pelanggan mu memuaskan hasrat ya ?" Ejek seorang murid

"Berapa pelanggan yang kau layani huh ?" Seorang perempuan ikutan mengejeknya

"Pasti laki-laki semua" tambah seorang laki laki lagi

"Iyalah dia kan gay nggak mungkin melayani perempuan." Murid yang pertama mengejeknya kembali mengejeknya lagi.

Rikuto yang diejek tak ambil pusing untuk mendengarkan celotehan tak berguna untuk masa depanya. Ia sudah cukup pusing karena efek pelepasan segel.

Tiba tiba kejadian di bus terlintas lagi di pikiranya.

Matanya yang tadinya setengah tertutup kembali terbuka. Pipinya lagi lagi terasa seperti di tempel teko panas.

Jantungnya berdegup tidak karuan sampai akhirnya suara laknat itu memanggil dirinya dengan sebutan....

"Hei sampah, bersihkan ruang Aula lantai 4 dan persiapkan bangku bangku disana untuk rapat guru."

Ya, majikan yang mengatainya sampa padahal dirinya lebih juga sama sampahnya.

Rikuto bangkit dari kursinya, sebenarnya selama istirahat rikuto merencanakan untuk belajar. Tapi akira merubah segalanya, menjadi lebih buruk.

~('-'

jam pelajaran olahraga. Adalah pelajaran yang paling dibenci rikuto. Bukan karena ia lemah olahraga. Kau tau tiap hari ia sudah olahraga di rumah akira. Maksudnya bukan olahraga yang bermakna ambigu.

Itu olahraga membersihkan kapal pecah yang terdampar di rumah akira.

Jadi alasanya ia tak suka pelajaran olahraga karena,

Satu, ia benci karena pakaian olahraganya akan ada di tempat yang bukan tempatnya.jadi ia harus berkelana mencari pakaian olahraganya.

Dua,karena lama berkelana ia akan di damprat guru dan di hukum. Sesuai bidang pelajaranya olahraga, ia disuruh lari keliling lapangan bola 12 kali.

Cukup 2 alasan yg menggambarkan betapa benci nya dia dgn olahraga.

Dan selesai jam istirahat ini , olahraga akan dimulai. Oh tuhan dia benar benar lelah.

Ia merogoh kantongnya, mengambil botol berisi pil, mengambil nya 2 kemudian menelanya tanpa air.

"Hei budak kau sedang apa ?"

Suara akira membuatnya tersedak dan menjatuhkan botol berisi pil itu. Tutup nya terbuka dan mengahamburkan pil yang berada di dalamnya.

"Uhuk... uhuk... uhuk..." rikuto menepuk dadanya berulang kali setelah pilnya berhasil tertelan ia menghembuskan nafas lega dan segera jongkok untuk memungut pil yang berserakan

"Hei apa yang kau minum huh ? Pil pencegah kehamilan ? Narkoba ? Atau yang lebih buruk?" Tanya akira.

"Pil energi" jawab rikuto singkat.

"Energi ?" Akira tak mengerti.

"Pil penambah stamina."

"Bukan nya itu bahaya ?"

Rikuto menatap akira. "Memang apa peduli akira-san, kalau itu bahaya ? Sampai sekarang aku masih hidup."

"Bukanya aku peduli sampah,tapi klo kau mati di rumah ku karena minum pil tak jelas nanti aku yang dituduh meracuni mu."

my sweet wolf slave (DISCONTINUE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang