chapter 9

1.2K 75 10
                                    

Hai.

Leo balik dengan cerita gaje ini.

Banyak yang minta lanjut. @aizeku_fuoco jg minta sy lanjut.

Oke enjoy minna. Siap telpon 911 klo collapse

('-'~

Pria bersurai cokelat itu masih menganga menatap wanita berkacamata yang menyuruhnya buka baju. Yang di tatap siap benda panjang keras siap pukul kalo perintahnya tak dilaksanakan.

"Disini ?" Tanya si pria culun ragu

"Tidak. Di lapangan. Memang menurutmu dimana,huh ?"

Rikuto bergidik ngeri. Ia menatap sekelilingnya. Ia merasa malu juga takut. Takut kena hina dan tentunya malu karena buka baju di depan umum. Mana ada orang yang tak malu buka baju didepan umum

Kecuali kalau itu manusia kelamin pria dengan otot ber-pack banyak menyombongkan pack ototnya yang menggumpal. Kadang rikuto berpikir itu menggelikan. Pria yang punya otot berlebih di dadanya seperti punya buah dada yang keras.

Oke rikuto mau muntah.

"Cepat sampah. Mau ku telanjangi atau buka sendiri ?"

Rikuto mengangguk kemudian membuka kancing kemejanya satu persatu perlahan dan ragu. Jantungnya berdegup keras, mudah-mudahan jantungnya tak meledak. Rikuto merasa seluruh murid di kelas menatapnya.

Tak kecuali sang pria perfect tampan pujaan manusia hawa. Ketua OSIS bertalenta sekaligus kapten basket bertubuh sempurna.

"Kau lama sekali sih buka kancing saja !" Perempuan itu dengan kasar menarik kemejanya kemudian melepas kancing Rikuto buru-buru. Oke ia benar-benar seperti korban yang akan segera diperkosa.

Kemejanya terbuka. Tubuhnya terekspos jelas. Semua menatapnya dengan tatapan menguliti. Muka rikuto memerah menahan malu.

"Kau kurus sekali. Apa nutrisi bisa tersedot saat kau bersetubuh dengan para pria ? Aku tak bisa membayangkan itu." Ucap perempuan berkacamata bernama Yuki frontal.

Perempuan itu merogoh kantung roknya kemudian mengambil pita ukur. Perempuan itu mulai mengukur lingkar pinggang Rikuto, kemudian lingkar lengan dan dada.

"Kau kelewat kurus sebagai pria. Mana ada pria yang ukuran lingkar pinggangnya kayak wanita." Gumamnya.

Rikuto hanya diam dan membiarkan perempuan itu mengeksplore tubuhnya. Yuki menatap tubuh rikuto sebemtar sebelum tangannya menjamah pantat rikuto

Reflek Rikuto melenguh karena kaget, mukanya merah menahn malu. Yuki bergumam pelan.

"Lumayan padat hm... sudah cepat pakai baju mu lagi." Yuki berjalan meninggalkan Rikuto sedangkan pria berkacamata itu cepat memakai kemeja seragamnya lagi. Berjalan sambil menunduk ia juga meninggalkan kelas dengan berbagai tatapan aneh menjurus jijik ke arahnya. Kecuali satu orang

"Akira." Panggil seorang wanita berkuncir dua menunjuk wajahnya.

"Ya ?"

"Itu...." masih menunjuk. Akira menatap perempuan bernama Yuna itu bingung

"Apa ?"

"Ada darah. Kau mimisan."

"Eh ???!!!" Akira dengan cepat berlari menuju toilet. Menyumpah makhluk yang tadi buka baju mempertontonkan badanya di tengah kelas.

"Sialan kau Budak."

(0A0)9

3 hari sebelum festival dimulai, sang Ketua OSIS pujaan kaum hawa tengah sibuk mondar-mandir urus proposal. Kadang ia juga tidak segan segan untuk menggebrak pintu kelas atau mengamuk kalau ada yang buat kesalahan

my sweet wolf slave (DISCONTINUE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang