Malam yang sangat indah, langit hitam yang di terangi oleh banyaknya bintang dan bulan pelengkapnya, mereka terlihat berbahagia di angkasa.
Aku seorang diri ditemani dinginnya hembusan angin malam di kota Seoul. Melihat indahnya negri ini di malam hari.
Posisi ku sekarang di apartemen milik ibu ku. Ibu tengah sibuk mengurus lagu ciptaan nya yang akan segera rilis.
"Annyeonghaseo nyoya Lee".
Aku berbalik dan merotasikan bola mata, melihat siapa yang baru datang itu.
Aku tidak mengenal siapa lelaki itu, tapi terlihat ia sangat dekat dengan ibu.
Mereka sedang berbincang, aku bermasa bodo siapa orang itu, mungkin saja teman kerja ibu.
Sampai akhirnya lelaki itu pamit.
"Tadi siapa bu?" Tanya ku.
"Oh-- itu Winwin, dia penyanyi sama seperti kakak mu. Ada beberapa lagu ciptaan ibu dia penyanyi nya" kata ibuku.
Aku tidak percaya, aku sangat menyukai lagu-lagu ciptaan ibu ku dan ternyata penyanyinya adalah om Winwin, oh astaga apakah dia sudah tua, sepertinya belum.
Tapi aku suka dengan sebutan Om Winwin.
"Ibu, om Winwin tinggal di mana?" Tanya ku.
Ibu ku tertawa mendengar ucapan ku barusan, sampai-sampai lesung pipinya yang dalam itu terlihat jelas.
"Winwin belum setua itu, tahun ini usia nya baru dua puluh empat tahun, ia punya satu adik laki-laki seumuran kamu. Kalau ibu tidak salah namanya Lucas".
"Lucas?" Aku tidak percaya ini, sangat luar biasa, dua penyanyi terkenal di satukan dalam satu rahim wanita yang sama.
•••Aku sangat kesal pagi ini, bagaimana tidak Mark terus memata-matai ku akibat kemarin kak Kai menyuruhnya untuk memantau ku jika dekat dengan laki-laki di sekolah terutama Lucas.
Entah kenapa kak Kai tidak setuju jika Lucas menyukaiku, dia bilang lebih baik aku di jodohkan dengan kak Taeyong saja daripada dengan Lucas.
Aku berjalan menyusuri koridor-koridor sekolah yang lumayan panjang itu menghubungkan dengan lapangan basket di seberang sana.
Entah angin apa yang membawa ku, hingga menuju lapangan basket yang maha luas itu.
Aku tidak sengaja menabrak seseorang hingga minuman di tangannya tumpah dan mengotori baju basket kebanggaan nya.
"Sial! Gadis brengsek" ucapnya.
Aku tersentak kaget mendengar ucapan kasar dari laki-laki di hadapan ku ini. Aku tau siapa orang ini.
Haruto Watanabe adalah orang yang paling disegani di sekolah ku, ia sangat kasar pada siapapun tidak memandang baik itu perempuan. Ia ketua team basket yang diberi nama Tiger.
Kata teman-teman ku jika tidak ingin celaka jangan mencari masalah padanya, terlihat jelas dari wajahnya jika lelaki itu orang yang sangat dingin, ia tidak suka basa-basi dan tak suka dengan candaan, sangat misterius dengan kehidupannya tak ada yang tau latar belakang keluarganya kecuali sahabat dekatnya.
Haruto menarik kerah baju ku, aku berjinjit dibuatnya, aku memberanikan diri meminta maaf tapi sia-sia, Haruto mendorong tubuhku sangat kuat hingga aku terjatuh, pinggang ku serasa remuk, tanganku sedikit terkilir hingga aku merasakan sakit yang lumayan parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny [On Going]
Fanfiction•Takdir Cinta [Kamu cinta pertama dan terakhir ku] Seperti senja yang dikirim Tuhan, indah namun sesaat. Begitu juga denganmu, singkat namun sulit dilupakan. ||The world is tough but that's destiny. You will always be mine today, tomorrow and foreve...