Chapter 1.

18 4 0
                                    

"woyy lepasin!" seorang gadis berambut pendek meneriaki tiga orang laki-laki yang berada di jalanan yang cukup sepi dan gelap.

"dasar cabul!!!" sambung nya setelah meletakan earphone dan sebuah kantong plastik yang bertuliskan andomaret.

Iya, dia Vinaya Alsava seorang perempuan yang sekarang berusia 20 tahun, ia berkuliah di falkutas kesenian. Menjuarai bela diri muay thai tingkat nasional.

"elu lagi elu lagi, kagak capek tah berurusan sama kita?" tanya salah satu dari preman tersebut.

"elu lagi elu lagi, ga capek tiap malem cabul muluk? Lepasin tu cewek." ujar Vina sambil berjalan perlahan menuju para preman tersebut.

"ambil aja, gua males berurusan sama anak kecil kaya elu." jawab salah satu dari preman tersebut.

"anak kecil? Baku hantam aja lah bang." ujar Vina sambil berancang-ancang untuk mendaratkan sebuah pukulan.

Dan benar, sebuah pukulan mendarat di rahang kiri salah satu dari preman tersebut.

Sosok gadis berok mini berlari menuju ke arah Vina dan bersembunyi di belakang tubuh Vina yang lebih kecil darinya.

Ketiga preman tersebut berlari setelah Vina mengambil ancang-ancang keduanya.

"kamu gak papa?" tanya Vina kepada perempuan yang masih ketakutan.

"gak papa, makasih ya udah nolongin saya." ujarnya.

"iya sama-sama. Lagian mau kemana malem-malem gini, didaerah sini sepi. Harus hati-hati." ujar Vina sembari mengambil earphonenya dan kantong andomaretnya.

"gak tau mau kemana." ujar perempuan itu.

"lah?" Vina melirik bingung kearah perempuan itu.

"gua zelle, gua kabur dari rumah." ujar perempuan itu memperkenalkan diri.

Grizelle Sifabella, dia gadis sangat feminim dengan rambut panjang berwarna kecoklatan, bisa di bilang seperti selebgram. Ia berkuliah di fakultas desaigner.

"gue Vinaya, panggil aja Vina. Ngapain lo kabur dari rumah?" tanya Vina basa-basi, awalnya pun Vina merasa tidak perduli dengan Zelle, toh bukan urusannya.

"gak kenapa-kenapa." jawab Zelle dengan wajah tertunduk.

"udah malem, coba tinggal di kost-an gua aja dulu." ujar Vina to the point. Zelle mengangkat wajahnya dengan mata yang membulat sempurna merasa senang.

"serius boleh?" tanya Zelle.

"sementara." ujar Vina sambil berjalan meninggalkan Zelle. Zelle hanya menjawab dengan sebuah anggukan.

Sekitar berjalan 5 menit, mereka sampai di sebuah rumah dengan plang 'kost putri'

"kamu tinggal sendiri?" tanya Zelle.

"enggak, sekamar sama temen." jawab Vina cuek, Vina memiliki sifat cuek dan cenderung pendiam. "Btw, temen sekamar gua agak jorok, lo harus betah kalo mau tinggal sama kita." sambung Vina.

"oke ga masalah." jawab Zelle sambil tersenyum senang.

Pintu kamar terbuka dan Zelle di beri pemandangan dengan seorang gadis perempuan sedang tidur sambil memegang sebuah komik dengan dikelilingi sampah makanan ringan.

Perempuan itu menatap Zelle dengan wajah sangat datar dan mata sayu. Sedikit menyeramkan.

"lama banget Vin." satu kalimat yang keluar dari perempuan itu. Zelle mengira perempuan itu akan menanyakan siapa dia, ternyata Zelle salah.

"ngantri di kasir." ujar Vina.

Dia adalah seorang perempuan yang disebut Vina teman sekamarnya. Andhena Clarodha, biasa di panggil Nana. Namanya sedikit aneh, tapi menurutnya nama yang ia miliki cukup langkah. Teman sekamar Vina sekaligus sahabatnya dari kecil. Gadis seusia Vina yang berkuliah di fakuktas ilmu komunikasi.

"Na, ini Zelle mau tinggal disini." ujar Vina memperkenalkan Zelle kepada teman sekamarnya itu.

"oh." jawab Nana, dia sama sekali tidak peduli siapa orang yang di bawa oleh sabahatnya itu.

"H-Hai gua Zelle." ujar Zelle memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya.

Nana menjabat tangan Zelle setelah mencuci jari-jari nya dengan mulutnya.

"gue Andhena, panggil aja Nana. Sorry tangan gue kotor." ujar Nana.

"iya gak papa kok." jawab Zelle dengan diikuti sebuah senyuman.

'gila ni manusia jorok amat, gak ekspetasi kalo dia sejorok ini' batin Zelle dalam hati.

Itu lah kejadian 2 tahun sebelum mereka akhirnya menjadi sahabat. Sekarang mereka berada di akhir semester perkuliahan masing-masing.

"Vin, lo liat lipbalm yang endorsan kemaren gak?" pagi-pagi buta suara melengking yang di ciptakan Zelle membuat mimpi indah Nana seketika hancur berantakan.

Sebuah bantal mendarat di wajah Zelle, setelah Nana benar-benar merasa terganggu.

"apaan sih lo lempar-lempar bantal." ujar Zelle melempar balik bantal milik Nana.

"pagi-pagi buta lo udah heboh aja, ganggu mimpi gua tau gak." jawab Nana sambil memegangi kepalanya.

"mimpi apaan elu? Mimpi basah?" ujar Zelle menggoda Nana

"coba cari di lemari zell." sambung Vina sambil merapihkan rambutnya.

"kalian pada mau kemana si?" tanya Nana sambil duduk mengumpulkan jiwa-jiwa yang masih berceceran dimana-mana.

"ada jam kuliah." jawab Vina.

"ada jam fotoshoot." jawab Zelle.

Kedua sahabat Nana memiliki kesibukan bahkan sebelum wisuda. Sedangkan Nana di jam 11 siang baru terbangun dari mimpi indahnya, calon sarjana pengangguran.

"lo ga ada jadwal kan? Minggu ini lo yang bersihin kamar aja deh, liat baju lo ada dimana-mana." ujar Zelle.

Memang, Zelle memiliki sifat perfectionis. Segalanya harus rapi, sedangkan Nana memiliki sifat sebaliknya.

"lo kira gue babu lo?" jawab Nana sambil melirik tajam ke arah Zelle.

"Na, lo ikut gue ngampus aja deh." ujar Vina yang memang seuniversitas dengan Nana.

"gue gak ada jam kuliah Vin."ujar Nana.

"gak papa, ntar kalo gua selesai jam kuliah kita keperpus nyelesain skripsi." ajak Vina.

"ikut dong, selesai kerja gue nyusul deh" sambung Zelle.

"yayaya." ujar Nana bergerak mengambil handuknya menuju kamar mandi.

***

Hi semuaaa, ini cerita baru aku bareng kedua sahabat aku niii.

Jangan lupa vote dan komen ya:)
Tencyuu, see you next chapter wak!

Yang mau tau karakter nanti aku buat part khusus, dan yang mau tau karakter aslinya tetep stay tune yaa guys

Friends Or SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang