Chapter 6

9 3 0
                                    

Hii hari ini aku update 2 chapter ya karna terakhir aku update aku janji 2 chapter tapi ga keburu jadi aku tepatinnya hari ini ya guyss, ini chapter ke 2 di hari ini:)

"aku mau kita putus." satu kalimat yang diucapkan Zelle membuat mata Revin membulat sempurna.

"kenapa? Kenapa tiba-tiba gini?" tanya Revin sangat terkejut setelah Zelle mengucapkan kalimat itu.

"kamu ga sadar? Kamu ga merasa bersalah?" tanya Zelle dengan kedua matanya mencoba membendung air mata yang sebentar lagi tumpah.

"apa coba? Aku ga ngerti. Coba kamu jelasin." ujar Revin yang masih menggenggam tangan Zelle dengan kuat.

"bahkan setelah ini aja kamu masih ga sadar." ujar Zelle yang mulai menangis.

Flashback

2 hari yang lalu.....

"Vin, gue liat apa yang lo liat selama ini." ujar Nana sambil duduk di sebelah sahabatnya.

"liat apa lo? Hantu? Setan?" tanya Vina.

"lebih menyeramkan dari itu." jawab Nana mulai serius.

"apaan?" tanya Vina sambil membokak balik majalah yang ia baca.

"gue liat Revin udah 2 kali keluar dari bar deket kampus bareng cewek. Dan itu pasti pagi." ujar Nana.

"kan berarti selama ini gue gak salah liat." ujar Vina, "trus gimana ni sama Zelle, gue gak enak ngasih taunya. Apalagi keliatan Zelle sesayang itu sama Revin." sambung Vina khawatir.

"apa kita samperin dulu ya si anakan kadal itu?" tanya Nana meminta saran kepada Vina.

"gak perlu." sosok Zelle tiba-tiba datang di hadapan mereka dengan mata yang berkaca-kaca.

"Zelle!" kedua sahabat itu pun terkejut melihat sosok Zelle tiba-tiba muncul.

"kenapa kalian gak kasih tau gue? Kenapa kalian diem aja?" tanya Zelle menggebu-gebu.

"gak gitu Zelle, kita butuh waktu." ujar Vina mencoba memberi pengertian kepada Zelle.

"gak nyangka Revin sebrengksek itu." ujar Zelle.

Flashback end

"ya kamu kasih tau aja ke aku, apa masalahnya." ujar Revin yang masih memegang tangan Zelle.

Vina dan Nana menyaksikan kejadian itu di balik jendela rumah.

"gimana ni Vin, gue panik." ujar Nana yang masih mengintip di balik hordeng.

"ya udah gak papa, demi kebaikan Zelle." jawab Vina yang sama masih mengintip di sebelah Nana.

"weee, Vin si Zelle ngarah kesini ni." ujar Nana saat melihat Zelle menuju kearah mereka.

Duarr...

Pintu pun tertutup kencang.

"Zelle lo gak papa?" tanya Vina. Zelle tidak menjawab dia meninggalkan kedua sahabatnya itu masuk kedalam kamar.

Tok... Tok.. Tok...

"anjir, kanget." Nana sedikit melompat terkejut mendengar ketukan pintu rumah mereka.

"Zell, buka Zell." dari luar terdengar suara Revin memanggil-manggil Zelle.

"Berisik lu kecoa!" ujar Nana sangat ketus saat membuka pintu dan hanya kepalanya saja yang berhadapan dengan Revin.

"izinin gue masuk Na, gue mau ngomong sama Zelle." pinta Revin.

"betapa dulu sono di gunung alpard biar sadar kesalahan lu apa." ujar Nana. Sebuah pukulan mendarat di kepalanya yang di berikan Vina.

"bego, alpard tu mobil, gunung tu everst." ujar Vina diselingi kekehan kecil. Nana berdiam sejenak.

"nah iya sama aja. Dah sono pulang lu." ujar Nana.

"iya Rev, biarin Zelle tenang dulu. Nanti kalo dia udah tenang lo bisa nemuin dia dan ngejelasin semuanya kedia." ujar Vina memberi nasehat yang lebih berbobot di bandingkan dengan Nana.

Setelah Revin meninggalkan halaman rumah mereka Nana mengaduh kesakitan karna kepala di pukul oleh sahabatnya itu.

"lama-lama geger otak gue, kelamaan temenan sama lo." ujar Nana sambil menggosok-gosok kepalanya.

"oh jadi selama ini kita cuma temen?" jawab Vina diikuti wajah piciknya.

"ga usah dramatis ya kamvang." ujar Nana sambil berjalan meninggalkan Vina.

"digosok mulu tu kepala awas keluar jin." jawab Vina sambil sedikit tertawa.

***
Sudah sekitar 1,5 jam Nana dan Vina seperti orang bodoh memperhatikan Zelle yang tak berhenti menangis.

"Zelle jangan nangis terus dong ntar ga cantik lagi." ujar Vina mencoba menghibur sahabatnya.

"gue kira lu pinter disegala bidang ternyata salah." ujar Nana melirik kearah Vina yang masih mencoba menghibur Zelle. "abis putus mana mungkin ga nangis, lu kira apaan kali." sambung Nana yang tak di pedulikan oleh kedua sahabatnya itu.

"gak usah sok asik ya." jawab Zelle yang akhirnya  bersuara.

"Zelle makan seblak yuk." ajak Vina.

"nehi." jawab Zelle.

"nehi apaan Na?" tanya Vina.

"nehi tu tidak." jawab Nana.

"bahasa apaan?" Vina masih heboh bertanya.

"prindavan, Nehi-nehi acha-acha. Nehi berarti tidak, Acha berarti iya." jelas Nana.

"iyakah?" Vina yang masih ragu atas penjelasan yang di berikan Nana.

"dahlah gue mau mandi." ujar Zelle memecahkan percakapan kedua sahabatnya tersebut.

***

Hi guys balik lagi ni. Gimana ni sama si ganteng Revin?

Jangan lupa vote dan komen ya guys.

See you next chapter wak! Bye

Friends Or SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang