Chapter 7

3 3 0
                                    

Pagi-pagi sekali Revin sudah bagun dan bergegas untuk pergi. Setelah seminggu yang lalu dia diputuskan oleh Zelle kekasih nya dan dia sudah berusaha agar bisa balikan dengan Zelle, tapi Zelle pun tak mau bicara dengannya.

Revin mengendarai honda brio nya menuju kesebuah bar kecil. Dia memarkirkan mobilnya dan masuk.

Bau alkohol yang sangat menyengat, lampu disco yang masih menyala kerlap-kerlip menerangi tempat itu. Alunan musik yang memaksa siapapun yang masuk kesana untuk bergoyang.

Revin mencari sosok perempuan, dan dengan mata nya yang tajam tak perlu berlama-lama Revin menemukan sosok yang ia cari.

Revin tersenyum sambil berjalan mengarah keperemuan yang sudah tertidur di atas meja. Sudah pasti mabuk berat.

Revin mengangkatnya dan membawanya masuk kedalam mobilnya.

Revin tinggal sendiri disebuah apartemen cukup mewah bagi seorang model. Dia menggendong perempuan bertubuh mungil itu yang sudah sangat bau alkohol dan masuk kedalam apartemennya.

Revin menidurkannya diatas tempat tidurnya.

Revin membuka kancing kera kemeja yang ia pakai agar lebih rileks.

Lalu....

"kak, bangun kak." Revin menepuk-nepuk pipi gadis itu. Revin melakukannya berulang-ulang. Sampai mata sipit gadis itu pun terbuka.

"Revin." panggil gadis itu sambil tersenyum. "kau lagi-lagi membawa ku ke apartemenmu?" sambung gadis itu. Revin hanya menatapnya dan mendengarkan setiap perkata gadis itu.

"sekarang kau sudah tumbuh dewasa, bahkan sudah kuat untuk menggendongku dan membawaku pulang." ujar Perempuan itu, "dulu kau masih sangat kecil, dan masih suka menangis saat kau jatuh dari sepedah." sambung gadis itu sambil kedua tangannya melingkar di leher Revin.

Perempuan itu adalah Anastasia Hartigan, dia kakak perempuan Revin yang sekarang berusia 25 tahun. Anastasia mengalami penyakit Alkoholisme atau lebih di kenal kecanduan alkohol.

Hal itu terjadi semenjak kakak perempuannya gagal melangsungkan pernikahannya dengan tunangannya.

Semenjak kejadian itu, Anastasia selalu meminum alkohol dan menjadi seperti sekarang.

Selama ini setiap 2-3 hari sekali Revin menjemput kakak perempuannya di bar langganan Anastasia. Lalu membersihkan Anastasia setelah itu membawanya kedokter untuk mengobati kecanduan yang di miliki Anastasia. Lalu mengantarkan Anastasia untuk pulang kerumah.

Salah paham.

Selama ini Zelle dan kedua sahabatnya itu salah paham atas tindakan yang di lakukan oleh Revin.

***

"berantem muluk kalian berdua, udah kayak anak sd." ujar Vina membuat Nana dan Zelle berhenti sejenak dari pertengkaran mereka.

"ini ni Zelle duluan ngeganggu." jawab Nana yang tangannya masih berada di kepala Zelle menjambak rambut Zelle.

"ya kan gue cuma minta dikit doang." ujar Zelle membela diri dan di posisi yang sama seperti Nana, yaitu menjambak rambut Nana.

"udah tau Sari Gandum gue sisa satu, pakek lo makan." Nana masih merasa kesal karena 'Romo Sari Gandum' miliknya di makan oleh Zelle.

"ya udah Na beli lagi di andomaret, gak perlu kali berantem gitu." ujar Vina mencoba meleraikan pertengkaran antara Zelle dan Nana.

Memang Zelle dan Nana lebih sering bertengkar karna hal sepele.

"ya udah deh belain aja sono sahabat lu." jawab Nana kesal dengan reaksi Vina yang menurutnya membela Zelle, padahal tidak.

Nana melepas jambakannya dan mengambil buku komiknya lalu pergi keluar dari rumahnya.

"dih, dasar bocil baperan!" ujar Zella sedikit berteriak.

"udah Zell, ini juga sama aja." jawab Vina.

Nana berjalan dengan wajah yang ditekuk, tanpa arah dan tanpa tujuan.

'Zelle sialan! Sekarang gue harus kemana coba.' batin Nana yang masih berjalan di sekitar komplek rumah mereka.

"hai Nana." sapa sosok laki-laki yang berada di depan Nana.

"gak usah sok asik." jawab Nana ketus.

"dih dasar bayi, orang gue negor doang geh, lagian gue mau jemput Vina." ujar Adio sambil melihat Nana pergi dari hadapannya.

"pasti marahan sama Zella atau enggak Vina." ujar Adio sambil berjalan melanjutkan perjalanannya untuk menjemput Vina.

***

Sekitar pukul 21.04 Vina masih duduk di teras rumah menunggu Nana pulang.

"Zelle, Nana kemana ya? Kok belum pulang?" Vina tampak khawatir.

"santai aja kali Vin, palingan nongkrong di andomaret depan." jawab Zelle.

"gak biasanya Nana begini ni. Masa iya dia marah beneran." ujar Vina yang masih khawatir.

"handphone nya gak aktif Vin, pasti data seluler handphonenya di patiin." ujar Zelle yang berkali-kali mencoba menelpon Nana.

"kalo di culik ga mungkin, mana betah penculiknya, si Nana kan jorok makannya banyak pula." ujar Vina.

"tapi Nana tetep cantik Vin, bisa aja tu bocah di jual." jawab Zelle.

"ah jangan bilang gitu, gue tambah khawatir." ujar Vina yang masih memegangi jari-jari tangannya.

"Vin handphone lo bunyi." ujar Zelle sambil memberikan handphone milik Vina.

"ibu Adio nelpon gue." kata Vina saat melihat handphonenya dan tertera nama 'Ibu Nur'

"coba angkat dulu." jawab Zelle.

"halo bu." ujar Vina setelah menerima telpon dari ibu Nur.

"......."

"Nana?"

"......"

"iya bu, sekarang Vina segera kesana." ujar Vina dengan wajah yang sangat cemas.

"Nana kenapa Vin?" tanya Zelle ikut cemas.

***

Hai balik lagi ni.
Jangan lupa vote dan koment ya!

Tencyu wak
See you next chapter wak! Byeee

Friends Or SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang