Chapter 4

4 4 0
                                    

Sudah sekitar 3 jam Vina, Nana dan Zelle berkemas. Dan sekarang waktunya berpamitan kepada ibu kost mereka.

Iyap, hari ini hari dimana tiga sahabat karib itu pindah ketempat yang mungkin bisa di bilang lebih luas, dan memang cocok untuk ditinggali untuk tiga orang.

"yah ibu nanti jarang lihat calon mantu ibu deh." ujar ibu Nur, ibu kost mereka sekaligus ibu Adio.

Yang disebutnya sebagai calon mantu adalah Vina. Iya ibu dari Adio itu sangat menyukai Vina yang memiliki sikap pemalu, sebenarnya tidak bagi kedua sahabatnya itu.

"nanti masih maen-maen kesini kok bu." sambung Zelle dengan senyum yang cantik.

"iya, anak ibu yang paling 'rajin',kalau mandi sering-sering keramas ya, kalo abis cuci baju kalo baju nya udah kering langsung di angkat, jangan nunggu sampe sore keburu jadi keripik." ujar Ibu Nur kepada Nana. Bertahun-tahun sudah tinggal nge-kost mana mungkin ibu Nur tidak tau siapa Nana.

"siap bu bos." jawab Nana sambil memberikan gaya hormat.

"ya sudah bu, kami pergi dulu." sela Vina.

"iya sayang, makan yang banyak ya." ujar Ibu Nur sambil merangkul Vina.

***

"gue ke andomaret depan dulu ya, ada yang mau dititip?" tanya Nana sambil memakai hoodie oversizenya bersiap untuk pergi.

"Na titip teh Ichi Icha ya." pinta Vina sambil mengacungkan jempolnya.

"Na titip *******." ujar Zella menyebut merk minuman berakohol.

"minta di tampar?" ujar Nana sambil mengacungkan sendal bertulisan 'swallow'

"enggak deh becanda. Titip coca coda aja deh." jawab Zella dengan menunjukan sederet gigi putihnya.

"ya udah, ada lagi gak?"tanya Nana, belum sempat sahabatnya menjawab Nana sudah keluar dari rumah baru mereka.

"dasar gila." gumam Zella.

Setelah selesai membeli titipan sahabatnya dan membeli keperluannya, Nana langsung berjalan untuk pulang.

Jalanan yang sudah cukup sepi, dan gelap. Dengan lampu jalan yang beberapa kali mati dan hidup menambah kesan dramatis.

"gelep amat ni jalan, bolehlah ajak Vina sama Zelle ngebandit disini." gumam Nana sendiri.

Ya lebih tepatnya Nana bebicara sendiri untuk menenangkan rasa takutnya.

Perasaan Nana tidak enak.

Seseorang mengikutinya.

Iya melihat bayangan seseorang yang ingin menghampirinya.

"anjir, kenapa harus sekarang. Mana gue lupa jurus muay thai yang di ajarin si Vina." celoteh Nana dengan volume suara yang sangat kecil.

Nana mengambil minuman bersoda, dan mengocoknya perlahan lalu-

Byurrr.....

Minuman itu menyembur kearah laki-laki yang sekarang berada tepat di belajang Nana.

"elo?" Nana sangat terkejut melihat siapa yang baru saja ia siram. "kan bener lo penguntit, ngapain lo ngikutin gue sampe ke arah rumah gue." sambung Nana saat ia tau bahwa laki-laki itu adalah Aghata.

"dompet lo." ujar Aghata sambil memberikan sebuah dompet berwarna putih. Mata Nana membulat sempurna. Dugaan Nana salah.

"so-sorr-sorry ya Aghata, gue gak tau." jawab Nana sembari mengambil dompet yang diberikan Aghata kepadanya.

"gak papa, wajar kali kalo gue jadi lo juga pasti bakal ngelakuin hal yang sama buat ngelindungin diri." jawab Aghata.

"maaf ya gara-gara gue, lo jadi basah gini." jawab Nana sambil mengambil tissu dari plastik indomaret yang dia bawa. Nana mengelap wajah dan baju Aghata yang basah.

"btw, lu mau kemana?" tanya Aghata.

"mau pulang, gue pindah rumah di sana." jawab Nana sambil menunjuk kearah dimana rumah baru nya berada.

'btw, Aghata ngapain disini? Apa bener dia nguntit gue?' batin Nana dalam hati.

"rumah gue di komplek ini juga Na." ujar Aghata.

'la anjir dia bisa baca pikiran gue?' batin Nana bertanya-tanya.

"mangkanya gue dulu kerja di andomaret itu karna emang deket sama rumah gue." ujar Aghata.

"ya udah deh gue balik ya." jawab Nana yang tiba-tiba langsung berlari meninggalkan Aghata yang masih tersenyum melihat tingkah laku dari Nana.

Sesampainya di rumah barunya Nana terlihat kelelehan karna habis berlari dengan jarak yang cukup jauh.

"abis ngapain lo?" tanya Zelle heran.

"itu cowok kasir andomaret." ujar Nana sambil mengatur nafasnya.

"kenapa? Dia jahatin lo?" tanya Vina mulai khawatir.

"enggak dia udah berenti kerja di andomaret." ujar Nana masih mencoba mengatur napasnya.

"Nana, kalo cerita jelas-jelas dikit dong." ujar Zelle mulai kesal mendengar celoteh Nana yang setengah-setengah.

"gak papa sih, tadi gue ketemu cowok dulu kerja di andomaret sekarang udah berenti." jawab Nana dengan wajah sesantai dan senetral mungkin.

"sumpah, gak jelas." gumam Zelle.

"apa lu bilang?" tanya Nana sambil mendekati Zelle.

"gak, gue becanda." jawab Zelle. Dengan cepat Nana menerkam Zelle seperti seekor singa yang menerkam mangsanya.

Melihat pemandangan tersebut Vina tersenyum.

'dasar bocil sekarang udah tua aja.' batin Vina menatap kesahabatnya yang dulu masih kecil dan sekarang sudah dewasa, Nana.

Sebesar apapun Nana tumbuh, tetap saja dimata Vina seperti seorang yang anak kecil yang akan selalu menangis.

"Nana, coca coda gue mana?" tanya Zelle sambil mencari minumannya di kantong andomaret itu

"la iya lupa gua, tadi gue kocok buat nyemprot penguntit." jawab Nana sambil memegang dahi nya.

"ah gimana si Na." ujar Zelle sambil mengerucutkan bibirnya.

"ya udah si minum yang ada aja apa susahnya." jawab Nana dengan santai.

Zelle mendekati Nana lalu memukul dahi Nana.

"apaansi lu mukul-mukul." ujar Nana kesal.

Yaps, perang baru akan di mulai.

***

Hi kita ketemu lagi nii:)
Maap ni yee kemaren ga update soalnya lagi syibuk nii, minggu ini bakal up date 2 chapter, tunggu chapter 5 nanti sore yaa

Jangan lupa vote dan koment yaa

See next chapter wak! Byeee

Friends Or SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang